38 | ♡

8.1K 362 41
                                    

KASYAF dan Eishal mendapatkan kawan kawan Amy yang sedang menunggu di hadapan Emergency room .

" Ni semua salah kau! " jerit Amanda kegeraman apabila wajah Kasyaf menyapa pandangannya. Lelaki itu statik di tempatnya.

" Kalau bukan sebab kau Amy tak akan menderita dekat dalam sana! Berambus! Aku tak nak tengok muka kau dekat sini! Berambus! " halau Amanda, tubuh Kasyaf ditolak tolak kasar . pantas seorang lagi sahabatnya , Rita menarik lengan Amanda dan cuba menenangkan gadis itu.

" Cik tolong jangan bising ya " Rita menganggukkan kepalanya perlahan apabila ditegur oleh Nurse dan membawa Amanda duduk di kerusi menunggu.

" Apa yang jadi sebenarnya? " soal Eishal kepada Rita.

" Orang yang bawa Amy ke sini kata kereta Amy hilang kawalan and collide with another car in the opposite lane " Eishal mengangguk faham dan memerhatikan Kasyaf yang mematung di hadapannya.

" Awak dah call keluarga Amy ke Rita? "Rita menggelengkan kepalanya perlahan.

" Keluarga Amy tak ada dekat Malaysia, keduanya sibuk bekerja dekat UK . Amy sendiri pernah pesan kalau jadi apa apa dekat dia jangan call mereka . Dia tak nak mama dengan papa dia susah hati " Terang Rita .

" Lagipun , selama ni Amy tinggal sorang. Dia hanya rapat dengan bibik dia je. I dah call Mak Nab tadi, dia dah on the way ke sini " Sambung Rita lagi.

Tak lama kemudian Doktor keluar dari ER " Ahli keluarga cik Amy Evlina? "

" Kami berdua kawan baik dia , Amy macam mana Doktor? " soal Amanda .

" Cik Amy mengalami kecederaan yang agak serius di bahagian leher, kaki dan tangannya . Buat masa sekarang keadaan dia masih lagi tidak stabil , jadi kami akan pindahkan dia ke ICU untuk memantau keadaannya " Amanda dan Rita melepaskan nafas lega.

Doktor itu meminta diri dan meninggalkan mereka berdua.

" Kalau jadi apa apa pada Amy, aku akan pastikan kau terima akibatnya! " Ugut Amanda membuatkan Kasyaf meneguk kesat liurnya

Sehari Suntuk mereka duduk dan menunggu Amy dipindahkan ke Wad . Kasyaf hanya mendiamkan diri sepanjang mereka berada di situ.

" Kasyaf , saya turun bawah sekejap. Awak nak apa apa? " Kasyaf menggeleng perlahan. Eishal tersenyum kelat.

" Rita , Awak berdua nak apa apa? "

" Coffee would be nice , thank you " Eishal menganggukkan kepalanya kepada Rita yang kelihatan letih manakala Amanda sudah terlena dibahunya  .

Kerusi rodanya ditolak ke arah Elevator , butang G di tekan dan pintu Elevator mula tertutup.

" Wait! " Jerit seseorang . Pantas Eishal menahan pintu elevator daripada terus tertutup. Lelaki itu masuk ke dalam dan berdiri di sebelah Eishal.

" Thank you miss – Eishal? " Dahi Eishal berkerut apabila lelaki itu menyebut namanya. Kepala didongakkan sedikit.

" Rayden? "

Adakah ini suratan takdir ?

" Awak buat apa dekat sini? Siapa sakit? " soal Eishal kehairanan .

" My friend , how about you? "

" Same " balas Eishal sepatah.

" Awak nak pergi mana ni? " soal Eishal lagi.

" Cafe "

Sama!

" Oh okay " pintu Elevator terbuka. Rayden menolak kerusi roda Eishal keluar dan berhenti di lobi.

" Thanks " Rayden hanya mengangguk perlahan lalu mengusap belakang lehernya.

" Okey , got to go now. It's nice to see you " Ucap Rayden sebelum kakinya mula melangkah pergi dan hilang di sebalik pintu cafe.

Eishal mengeluh berat.

Masih mengharapkah dirinya?








SUDAH 40 minit dia menunggu Eiman di lobi namun masih tidak kelihatan. Keluhan berat dilepaskan. Sudah lah badan melekit-lekit dan berbau-ubat , matanya pula sudah mengantuk.

" Eishal tak balik lagi? " soal Rayden yang entah muncul daripada mana.

" Oh belum, saya tengah tunggu Eiman ni " Rayden Menggangguk perlahan.

" Cuba call , mana tahu dia ada masalah ke? " cadang Rayden. Eishal tepuk dahi. Tak terfikir pula .Telefon dikeluarkan , dengan pantas Eishal mendail nombor Eiman.

" Eiman? Kau dekat mana? Dah 40 minit aku tunggu ni, tak kan tak sampai -sampai lagi? "

Eishal terdengar Eiman mengucap panjang dicorong telefon dan memandang ke arah Rayden bersama kerutan didahi.

" Ya Allah kak, sorry sorry aku terlupa. Leka sangat main game tadi sampai terlupa nak pergi ambik kau " Eishal memejamkan matanya rapat dan cuba mengawal amarah.

" Tak apalah aku balik naik teksi, bye! " terus talian dimatikan. Sakit hati!

" Tak apa, saya boleh balik naik teksi " baru saja Eishal ingin menolak kerusi rodanya , pantas Rayden menghalang laluannya

" No, bahaya naik teksi malam-malam. Come , i will sent you home " Eishal ketawa kecil.

" Apa bezanya? saya masih lagi rasa tak selamat walaupun saya balik dengan awak " Rayden berdecit. 

" Seriously Eishal? " soalnya lalu tertawa halus.

" Okay fine, saya balik dengan awak " Rayden tersenyum kemenangan. Dia tahu Eishal tak akan menolak pelawaan nya.

First step! Checked .




To Be Continued,

Eishal X Kasyaf?

Or

Eishal X Rayden?

Tak sabar nak kasi plot twist HAHAHAHAHAHHAHA😂

3.0 | Gadis Kiriman Tuhan ✔Where stories live. Discover now