3

2.6K 68 0
                                    

Hari beranjak sore menjelang malam, Zahra pun kembali kerumah bersama Klaus dan Gilbert, tak lupa pula dengan Zhean yang sudah pasti ikut bersama mereka. Yang lain pun sudah beranjak pulang ke rumah masing-masing, namun lain halnya dengan Virza yang masih termangu ditempat sesaat setelah semuanya menjauh dan menghilang dari pandangannya dari tempat ia berdiri saat ini.

Dalam diam, Virza langsung tau dan mampu menebak jika Leo saat ini tinggal di kantor karena hanya si lelaki cebol seorang diri yang tak keluar dari dalam kantor sejak jam bubar tadi.

Bahkan setelah hampir satu setengah jam ia menunggu sejak pukul enam lewat dan hampir jam setengah tujuh karena mereka masih sempat bersenda gurau sebelumnya, sosok Leo tak kunjung keluar dan membuat Virza memutuskan untuk kembali masuk ke dalam kantor sebelum ia pulang ke rumah.

Dengan langkah pelan setelah membuka pintu kantor secara perlahan, ia justru mendapati jika Leo sudah tertidur berselimutkan selimut yang lumayan tebal yang cukup untuk menghalau udara dingin baik di cuaca biasa maupun hujan disofa panjang.

Mungkin karena lelah setelah bekerja atau karena kurang tidur akibat kelakuan nyeleneh yang dilakukan Zapp beberapa waktu belakangan ini sejak Leo bergabung dengan Libra, dan itu pun sudah nyaris dua tahun terjadi, atau mungkin memang sudah dua tahun bnerlalu

Virza menghela nafas, dengan langkah pelan ia mendekati sofa yang kosong lalu duduk di seberang sofa yang saat ini ditiduri oleh Leo. Ia menatap lelaki sipit tersebut dengan pandangan iba dan perasaan yang ingin menawarkan diri jika Leo bersedia atau tidak untuk tinggal satu apartemen dengannya.

Gadis berusia 17 tahun yang seusia dengan Zahra tersebut kemudian menghela nafasnya, kemudian menegur Leo.

"Leo-kun." ucapnya, membuat Leo menggeliat sesaat lalu membuka mata setelah mendengar teguran barusan dan tersentak kaget melihat Virza yang malah menemaninya di ruang kantor disaat jam dinding sudah menunjukkan pukul 8 malam lewat.

"Ke ... Kenapa kau tidak pulang? Ini sudah mau jam setengah sembilan." tanyanya, Virza hanya tersenyum.

"Karena kau sendirian disini." balasnya dengan tenang, membuat Leo mengerti apa maksud dari perkataan Virza.

"Kau pulang saja, aku sudah biasa tidur disini akhir-akhir ini sejak aku di usir dari kos an tempatku tinggal sejak beberapa saat sebelum kedatangan Waka. Sudah lebih dari satu setengah tahun kayaknya atau belum ya? Aku sendiri juga lupa, intinya sudah setahunan lebih. Lagian Ketua juga tak melarang, dan juga aku bisa menghemat uang gajiku untuk biaya pengobatan adikku." terangnya kemudian, membuat Virza membulatkan mata.

"Ha? Itu sudah terlalu lama, Leo-kun. Dan itu tidak sebentar. Dan tunggu, pengobatan adikmu? Kau punya adik?" tanya Virza setelah tercengang dan kaget karena mendengar bahwa lelaki yang miliki postur tubuh paling mungil dari semua rekan lelakinya yang memiliki tinggi paling pendek hanya 175 cm jika di tebak, lalu Leo mengangguk.

"Biarlah, memang sudah lama jadi aku sudah terbiasa. Hmm, Michella. Michella Watch. Lebih muda tiga tahun dariku dan dia sudah menikah dua tahun lalu, beberapa saat sebelum ketua dan waka menikah." mendengar itu, Virza tetap bungkam.

"Dia tidak bisa jalan sejak lahir, awalnya bisa, namun entah kenapa seiring berjalannya waktu ia justru tak bisa berjalan hingga sekarang. Dan aku ke sini untuk mencari tau tentang kekuatan mataku yang justru merenggut penglihatan Michella dan juga mencari uang untuk membantu kedua orang tua serta iparku untuk biaya pengobatannya. Aku tidak masalah harus tidur disini demi menghemat uang gajiku dan memang lebih baik seperti ini dari pada Michella dan keluargaku yang harus menderita." lanjut Leo tanpa diminta, entah kenapa, rasanya perasaan Virza justru sakit ketika mendengar hal itu, ia hanya bisa menunduk.

Virza's Destiny [✔]Where stories live. Discover now