8

846 38 0
                                    

"Klaus-san, Zahra, Gilbert-ojiisan, terima kasih banyak tumpangannya. Maaf jadi ngerepotin." ucap Virza sambil membopong Leo yang saat ini sudah tertatih-tatih tak berdaya akibat sakitnya.

"Za, yakin lo gak mau di bantuin bopong Leo-kun? Biar Klaus-san yang gendongin dia ke kamarnya." balas Zahra khawatir, tapi sepupunya itu hanya merespon dengan cengiran lebar.

"Kayak gak tau gue aja lo. Cuma beda brojol dua minggu juga, gede sama-sama, makan sama-sama, terus pipis, pup, mewek, mandi masih sama-sama sampe sebelum elo nikah, malah sampe berak di taman pas masih TK sama ngupil bareng sampe SMA terus dimakanin pun sama-sama juga. Biarpun sebenernya cuma elo yang makanin itu." balasnya jail.

Lalu Virza langsung terbahak-bahak setelah melihat ekspresi Zahra yang menahan malu akibat aib masa kecil dan masa sekolahnya dibongkar seenak tepuk jidat nya oleh Virza. Suami dan mertuanya hanya bisa nyengir lebar mendengar aib Zahra yang satu itu.

"Keso itoko gaaaaaa! (Dasar sepupu sialaaaaaaan!)" pekik Zahra yang langsung turun dari mobil dan berusaha menerjang Virza. Dengan gesit Virza pun melepas rangkulan lelaki itu dan langsung menyenderkan Leo ke dekat pintu mobil yang masih bersusah payah menahan beban tubuhnya lalu berlarian menghindari Zahra yang berusaha menerjangnya berulang kali.

"Woi udahan! Bocah orang mau mati tuh gua mo urus dulu nyet!" ujar Virza setelah berhasil menahan kepalan tinju Zahra yang sudah mengarah padanya dengan kedua tangannya yang masih bebas, kemudian langsung mendekatkan diri ke arah Leo dikala ia masih menahan kepalan sepupunya yang masih ingin meninjunya dengan gemas itu.

Zahra mendengus, kemudian menjauhkan kepalan tangannya dari arah sepupunya.

"Kalo Leo-kun gak sakit udah gua terjang lo, Za. Buruan sana."

"Kalo tau ngapain masih ngomong sih, nyet. Bacot lu. Dah ah, gua mo cabut. Ntar kalo anak orang keburu renggang nyawa gua salahin elu aja dah." balas Virza lalu mencibir, yang hanya mendapat pelototan dari sepupunya.

"Kambing lo."

"Bodo, aish."

* * * *

Sepeninggal keluarga sepupunya, Virza langsung membopong Leo dan menelentangkan tubuh Leo di atas kasurnya, ia hanya bisa menghela nafas melihat Leo menahan sakitnya saat ini, namun lelaki itu terlihat sedikit tenang karena jatuh tertidur setelah ia berhasil mencekoki lelaki itu makan bubur dan minum obat sejam yang lalu.

"Leo-kun, maaf kalo aku nggak nurutin kemauanmu biar nggak sembuh dengan kekuatanku. Lebih baik begini daripada kau menderita kesakitan seperti ini." ucapnya lirih, lalu mengangkat lengan kanannya dan membiarkannya tergantung di udara, lalu semburat cahaya violet tipis pun muncul di tangannya dan mulai menjalar ke seluruh tubuh Leo.

Selang beberapa detik dan hampir dua menit kemudian, ia pun menghentikan aktivitas penyembuhannya dan memegang kening Leo dengan punggung tangan kanannya, kemudian ia terasa jika panas Leo sudah turun namun lelaki itu belum sembuh total karena ia sengaja tidak mempercepat penyembuhan serta membuat sakit Leo menghilang dalam sekejap.

Ia sengaja menyisakan sakit Leo sedikit agar lelaki itu tak terlalu curiga padanya jika ia menyembuhkannya saat ini ditengah tidurnya, kemudian, senyuman simpul terukir diwajahnya begitu ia mendaratkan pantat cantiknya di samping kasur Leo.

"Semoga cepat sembuh setelah ku bantu penyembuhannya ditengah tidurmu, Leo-kun." ucap Virza lirih.

Tanpa tersadar, ia kemudian menunduk ditengah duduknya yang semulanya masih diam beberapa detik, lalu kemudian mengecup pelan kening Leo yang masih tertidur pulas.

Setelah tersadar apa yang telah dilakukannya, ia langsung mengangkat wajahnya dan terkejut, ia nyaris saja terlonjak berdiri jika ia tak berusaha untuk tetap senang. Namun ketika menyadari bahwa Leo masih tertidur dan malah senyum-senyum ditengah tidurnya akibat dicium keningnya barusan.

Virza's Destiny [✔]Where stories live. Discover now