25

778 28 0
                                    

"Za, Za."

"Hmm?"

Panggilan Zahra membuat gadis itu menoleh ke arah sepupunya dan tak sengaja ia mendapati wajah berbinar penuh semangat yang tertera di wajah manis adiknya itu yang jaraknya saat ini lumayan dekat dengan wajahnya, membuat Virza mengernyitkan dahi, heran plus penasaran.

"Apa-apaan muka lo itu?" tanyanya heran dengan kedua tangan yang bergerak turun kepangkuannya karena sedang memegang buku hukum tebal yang sedang dibacanya.

"Lo udah ngelakuin itu kan sama Leo-kun pas dia pulang dari rumah sakit tiga minggu lalu?" tanya Zahra polos.

Mendengar itu, Virza terbatuk karena ia baru saja menyeruput es tehnya, membuat Zahra panik karena ternyata pertanyaannya justru menyinggung Virza karena setelah batuknya reda, gadis itu memelototinya.

"Emak kembar kampret lo! Untung adek gue, kalo nggak udah gua tujah! Njing!" pekiknya garang, yang diteriaki malah ketawa girang bukan main. Membuat yang lain terheran-heran apa yang sedang dibahas oleh kakak beradik itu.

Zhean yang notabenenya juga anggota keluarga karena adik kandung keduanya pun hanya melengos ketika tak sengaja menangkap perkataan Zahra di awal tadi.

Ia sadar jika apa yang dibahas kedua saudarinya itu tak patut ia dengar saat ini.

"Cieeee." sindir Zahra.

"Diem bocah ketumbar. Iye, jawabannya udah! Puas lo hah!?"

Zahra menggeleng.

"Ckckck, jangan teriak mulu bos. Gimana? Enak?"

Virza kemudian menampol muka Zahra kencang yang langsung ditahan oleh gadis itu.

Belum lagi bergerak untuk layangan serangan bantal berikutnya, Virza merasa perutnya saat ini bergejolak, seakan isi yang ada didalam lambungnya naik dan ia langsung menutup mulutnya lalu kemudian berlarian ke wastafel dan memuntahkan apa yang mampu dimuntahkannya.

Zahra yang melihat itu sadar jika sepupunya sudah memasuki jenjang mode hamil. Tapi selama tiga minggu sebelumnya gejala itu belum muncul dan baru berefek hari ini.

Yang lain tak terlalu memperhatikan karena berfikir jika Virza kabur dari permainannya dan berusaha menghindari Zahra.

"Za, istirahat dulu." ucap Zahra pelan sambil mengusap punggungnya, Virza menatap Zahra dengan wajah sedikit pucat setelah membasuh mukanya dengan air.

"Jangan bilang lo tau gue kenapa gini." balasnya lirih.

Zahra tersenyum riang lalu mengangguk.

"Elo hamil, gak mau kasih tau yang lain?"

Ia membulatkan mata.

"Lo dulu gini juga, Ra?"

Zahra mengangguk.

"Iya waktu awal hamil si kembar, udah masuk usia kandungan 9 mingguan lebih, masuk awal minggu kesepuluh." ucapnya.

"Pantes aja lo gak ngerasa aneh liat gue kek gini." balas Virza sambil menghilangkan dan membenahi wajah pucatnya yang sudah tersamarkan.

Ia terkikik.

"Namanya juga udah jadi ibu-ibu, wajarlah tau. Eh kita cek ke Luci-san yuk. Pake teleport aja biar cepet jadi kalo alasan mo pergi bentar gak kelamaan. Gimana? Leo-kun juga bentar lagi ulang tahun kan? Kita kasih cetak USG aja ama baju bayi yang cocok buat cewek ato cowok kan masih awal kehamilan. Tarok di kotak kado mini aja."

Mendengar penuturan itu, Virza memang merasa lebih baik seperti itu.

"Boleh juga dicoba, Ra."

Keduanya kemudian beranjak dari sofa menuju pintu, yang dilihat oleh rekan yang lain serta suami mereka masing-masing.

Virza's Destiny [✔]Where stories live. Discover now