45

777 25 0
                                    

"Si Virza kenapa ya minggu kemaren? Udah seminggu aja tuh anak kerjaan di kantor di ambil alih si Dancho, Danna, sama Kepala Kemaluan (Leo, red). Kau tau sesuatu tidak, Zed?"

Pertanyaan yang terlontar dari mulut Zapp itu pun disahut dengan gelengan kepala adik seperguruannya itu, yang menandakan bahwa ia juga tak tau.

Kedua nya menghela nafas dan tetap berjalan menuju kantor dengan penasaran yang masih melanda keduanya teramat sangat.

Disaat tangan Zed ingin menggapai kenop pintu kantor, kenop itu terputar dan pintu terbuka, menampakkan sosok Virza yang cekikikan akibat candaannya beserta yang lain yang benar-benar mengundang derai tawa henti.

Dimana suara semua anggota yang berada didalam kantor tertawa terbahak-bahak ditambah Leo dan Zahra masih saja ribut, entah apa yang dibahas, keduanya tak tau.

Virza kemudian menghentikan tawanya ketika menatap duo Z yang menatapnya dalam diam, lalu menyapa mereka.

"Ah, ohayou, futaritomo. (Selamat pagi, kalian berdua)."

"Halo, Virza-chan." sapa Zed dengan kalem nya.

Tapi tidak dengan Zapp yang langsung menatapnya flat bukan main.

"Kata si kepala bulu kemaluan kau tak masuk lagi. Ini kenapa tiba-tiba kau masuk kerja, Za? Da— argh! Sakit geblek!" sindiran Zapp berubah jadi teriakan akibat Virza yang menendang barang pribadi Zapp, membuat lelaki berkulit hitam manis plus berambut silver itu langsung menjerit kesakitan sambil memegang barang berharganya.

Virza menatapnya malas sambil berkacak pinggang.

"Soalnya kata-katamu itu benar-benar bikin sakit telinga, gak pernah sekolah ya? Bocor amet kek tanggul pecah, tau gak?"

Zapp meringis sambil berguling-guling dilantai teras kantor sambil memegang barang berharganya yang terasa sakit akibat tendangan sepupu sang Waka, Zed tak memperdulikan saudara seperguruannya itu.

"Kau sudah baikan?" tanya si manusia ikan kepada Virza.

"Hmm, sudah tak apa. Lagian aneh kalau aku masuk kerja hari ini?"

Zed menggeleng.

"Tidak, hanya saja dia yang heboh, entah apa yang dipikirkan nya. Aku sih penasaran, tapi gak mau maksa. Jangan samakannaku dengannya." jelasnya sambil menunjuk Zapp.

Zapp yang merasa disalahkan seorang diri pun langsung mencak-mencak tak terima, membuat Virza sakit kepala tiap kali mendengar dan melihat tingkah laku rekannya yang satu itu.

"Sana masuk, aku mau belanja sebentar." ucap gadis itu pelan.

"Tapi kasih penjelasan yang minggu lalu. Kau belum jawab, Virza."

Gadis itu mencelos.

"Bisa gak usah kepo dulu gak?"

Zapp menggeleng.

"Jawab."

Leo yang menyadari jika Zapp memaksa istrinya itu untuk memberi keterangan kemudian langsung berdiri, kemudian berlari dan menerjang tepat di mukanya dengan joss begitu Virza langsung membungkukkan tubuhnya membentuk sisi 90° karena sadar jika Leo sudah mengambil ancang-ancang untuk menerjang lelaki jangkung didepannya ini.

"Rekan kerja kurang ajar! Sudah dibilang jangan maksa, ini malah masih aja ngebet! Kampret!"

Terjangan itu membuat Zapp terjungkang kebelakang dan terpelanting sekitar tiga meter jauhnya, Virza yang melihat itu terpelongo, karena jarang-jarang kalau Leo lagi sebel bukan main, fisiknya masih suka kalah dari Zapp.

Virza's Destiny [✔]Where stories live. Discover now