38

550 21 0
                                    

"Azzahra Zoldyck, mana dia?"

Pertanyaan yang terlontar membuat semuanya heran, kenapa sosok gadis berusia sekitar dua puluh tahun ke atas itu mencari Zahra.

Zahra yang diam masih bergeming ditempatnya masih tak memberikan respon sama sekali atas pertanyaan tersebut, bisa dibilang, Zahra tau siapa sosok itu.

"Kenapa cari adikku?" tanya Virza curiga.

"Oooh, jadi kau kakaknya? Ku dengar ia anak sulung dari dulu."

"Kakak saudara sepupu lebih tepatnya, usia kami terpaut dua minggu. Memangnya salah?" tanya Virza balik, entah kenapa ia mulai tak menyukai suasana saat ini karena gadis yang masuk seenaknya itu justru mulai menunjukkan sikap tidak sukanya entah kenapa.

"Tak ada. Mana adikmu? Aku ada urusan dengannya, jangan menghalangi." ucapnya kemudian sambil berjalan mendekat dan berusaha menggeser tubuh Virza dengan kasar, kemudian Leo dan Klaus langsung menghadang nya sebelum gadis itu bertindak semakin jauh.

Melihat sang Ayah yang menghadang orang asing tersebut, Arkha dan Akan kemudian dijaga oleh sang kakek yang langsung berdiri didepan keduanya.

"Kakek?" panggil keduanya halus.

"Dibelakang Kakek saja, ya? Nanti kalian kenapa-napa." balas Gilbert lembut, yang dibalas anggukan oleh keduanya yang kemudian kembali menatap Klaus.

"A— apa-apaan ini? Kau gorilla, dan kau sipit, jangan halangi aku!" perintahnya.

Leo dan Klaus yang disindir oleh gadis itu kemudian hanya bisa menatapnya sinis.

"Ada perlu apa kau dengan anggota ku? Beri jawaban yang jelas. Sudah jelas kakak Zahra menanyakan ada perlu apa kau kemari." tanya Klaus sedikit garang dibalik suara tenangnya.

Dengan gagah berani, gadis itu memaki Klaus.

"Aku punya dendam masa lalu dengannya!? PUAS!?"

Yep, jawaban itu seketika membuat semuanya tau siapa sosok yang ada dihadapan Klaus dan Leo saat ini.

"Kau—"

"Kau kakak kelasku dan Zahra dulu kan?" potong Zhean, tak mengizinkan Klaus bertanya karena yang orang kantor tau hanya mereka bertiga serta teman-teman satu sekolah mereka dulu yang tau.

Mendengar suara Zhean, ia langsung memutar sedikit kepalanya dan menatap mantan adik tingkatnya dengan sinis.

"Ya. Itu aku, Zhean."

Zhean mulai naik pitam, karena mengingat keempat keponakan kembar nya sedang ada disini, ia menahan emosi. Dan mengingat ia juga memiliki kakak perempuan, jadi tak mungkin dirinya menyakiti gadis itu apapun bentuknya.

"Untuk apa kau mencari Zahra, Viola?"

Pertanyaan itu hanya dijawab cengiran jahat oleh Viola -sosok gadis yang mencari Zahra-.

Dengan ide jahatnya, ia mulai memanas-manasi satu kantor.

"Aku masih tak suka dengan kakakmu itu, dia itu pelacur! Sudah bermain dengan banyak lelaki! Terutama pacarku yang sudah bermain dengannya! Dan kejadian selama disekolah dulu membuatku selalu muak dengannya! SAMPAI DETIK INI!"

Tak perlu waktu lama, sebuah tangan memutar paksa tubuh Viola dan sebuah tamparan sangat kuat langsung mendarat di pipinya sampai membuat bunyi yang sangat keras akibat tamparan tersebut, membuat gadis itu terjungkang kebelakang dan tersungkur dilantai.

Darah mengucur dari sudut bibir Viola, pipinya sedikit bengkak akibat tamparan kencang yang di layang kan Zahra.

"Jaga ucapanmu, atau kau ku hajar disini sampai mampus bahkan sampai mati pun aku tak peduli dengan nyawamu itu. Kau kira nama 'Zoldyck' yang kusandang ini hanya sekedar nama, hah? Kau sudah tau sejarah garis keturunan itu, bukan?" tanya Zahra geram bukan main.

Virza's Destiny [✔]Where stories live. Discover now