49

1.1K 31 0
                                    

8 tahun kemudian.
Hellsalem's Lot, 27 Oktober 2009.

* * * *

"Bunda, dasi kakak sama Ardan mana?"

Yep, pertanyaan Aidan muncul dihari pertama ia masuk SMA sebagai siswa baru bersama kembarannya, Ardan. Dan mereka nyelip sebagai murid baru disemester dua. Otak dan IQ nya menurun dari Virza. Jadi nggak usah aneh kalau dia bakal lulus cepat seperti sang Bunda.

"Bukannya Bunda udah tarok di atas meja kamar kalian, Sayang? Udah diperiksa benar-benar belum?" tanya Virza heran ditengah kesibukannya yang sedang memasak.

Gadis berusia 27 tahun dan merupakan ibu dari kembar tujuh itu menatap putra sulungnya penasaran.

Penasaran kenapa anaknya udah tujuh?

Kebetulan lima tahun lalu diusianya yang menginjak umur 22 tahun begitu si trio udah berumur tiga tahun dan si sulung udah berumur empat tahun, ia melahirkan anak kembar perempuan. Setelah itu, ia dan Leo sepakat untuk tak membuat anak lagi sebelum kedua anak pertamanya sukses terlebih dahulu.

Dan sikembar tiga pun juga lelaki.

"Udah Kakak cek, tapi nggak ada. Ardan! Udah lo periksa lagi belum sih tadi!?"

"Oi boneng! Dasi lo keselip ditas lo, oon! Dasi gua malah juga ikut-ikutan nyelip! Gimana sih!?" omel Ardan kesal karena ia harus mempercepat semedi nya di kamar mandi akibat ulah kakaknya itu.

"Masa? Kok gue gak li- adoh, mak!"

"Makanya mata lo di pake, goblok. Jangan jadi pajangan doang. Ngganggu Bunda masak aja lo. Buru dah ah, itu si Rakha masih ngorok njir, bantu bangunin, Rama sama Rayya nggak mau bangunin si kebo, lo tau sendiri tengkarnya tu anak. Kezel bat. Pada mo TO itu bocah betiga. Elsa sama Erza untung udah kelar mandi sama siap-siap. Tinggal dia lagi beloman." dengus Ardan setelah melempar dasi sang kakak tepat ke mukanya lalu merengek untuk membangunkan adiknya, si sulung dari kembar tiga.

"Tunggu dah ah." sahut Aidan sambil ngelonyor pergi, meninggalkan sosok sang Bunda yang hanya terkekeh melihat kelakuan anak-anaknya kalo udah ribut persis banget dia sama Zahra, atau Leo yang lagi ribut sama Zapp.

"Kenapa mereka? Pagi-pagi itu bocah bedua udah sahut-sahutan aja. Ngebangunin orang jadinya kan." tanya Leo heran ditengah kantuknya yang belum hilang, rambut yang acakadut diikuti dengan pakaian tidur yang dimana ia mengenakan kaos putih polos serta boxer selutut itu memang udah jadi ciri khasnya sejak lama.

Virza terbahak setelah menyiapkan semua sarapan seperti biasanya.

"Ngeributin dasi, terus si Rakha belum bangun. Padahal yang lain udah pada siap, tinggal sarapan."

Begitu langkahnya terhenti didepan Leo, gadis itu menatap ke langit-langit dapur dimana diatas sana terdapat kamar para jagoan, ia menghitung mundur dari hitungan tiga menggunakan tangannya sesaat, membuat Leo termangu dan menatapnya bingung tak paham, lalu ...

Gubrak!

"Bangun, njir! Buru gak lo mandi!? Bikin telat sekolah aja, tau gak! Mikir TO gak sih!?" omel Aidan setelah Ardan mendorongnya dari kasur dengan cara menendangnya paksa.

Soalnya itu satu-satunya jalan yang bisa di andalin kalau kebonya si Arkha udah keterlaluan pake banget.

"Duh, sakit, bangsat! Masih jam berapa ini!? Ngantuk gua!" balas Rakha tak mau kalah.

"Udah jam tujuh kurang! Puas lo!? Gak sarapan terus kena maag pas upacara sebelum TO jangan salahin kami! Itu si Rafael sama Rayya nggak mau bangunin elo soalnya mereka udah sering dibikin telat gegara elo, kena teguran melulu padahal mereka gak salah, jadi kapok!"

Virza's Destiny [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang