34

561 26 0
                                    

"Yo, kita bertemu lagi, keparat." balasnya karena sadar siapa sosok tersebut.

Aran yang mulai tak kuat menahan kesadarannya pun seketika ambruk, tenaganya seakan terkuras tapi hanya sedikit, ia hanya sedikit lelah karena tak bisa tidur sejak pagi dalam kondisinya yang seperti itu.

"ARAN!" pekik Klaus dan Zahra.

"Tak apa, ia hanya lelah sedikit. Biarkan dulu dia seperti itu dari pada ia masih dalam kondisi sadar tapi malah merasa sakit nanti ketika proses pengeluaran iblis itu, kita tidak tau apa yang bakal terjadi kalau dia tetap sadar." terang Virza sembari menahan keduanya agar tidak mendekat ke tengah lingkaran.

"Bocah tengik ... Berani-beraninya kau menyegelku dulu ..."

Suara seram itu memang membuat semuanya bergidik ngeri, Zapp, Leo dan Zed hanya bisa mundur beberapa langkah setelah Leo mengambil Ardan dari gendongan sepupunya, ia rela menggendong kedua putranya sekaligus sampai tangannya pegal asal sikembar berada jauh dari jangkauan iblis tersebut.

Ia mengambil posisi duduk begitu punggungnya menyentuh dinding lalu merosot agar mampu menggendong keduanya dengan nyaman lalu memanggil dan bertanya kepada Virza ditengah proses kegiatannya yang benar-benar diluar akal sehat dan di luar nalar itu.

"Kau pernah menyegelnya dulu, Za?" tanya Leo dari jauh dengan sedikit mengencangkan volume suaranya.

"Ya, dulu! Mungkin sekitar tiga atau empat tahun lalu, pokoknya sebelum orang tua ku meninggal, sepertinya segel yang menahannya tak sengaja rusak atau mungkin dirusak oleh orang-orang yang tak tau apa guna segel tersebut. Atau bisa dibilang memang sudah rusak karena cuaca yang merusak segel kertasnya."

"Begitu pula ceritanya hah? Perasaan biarpun masih ada sisa kertasnya bukannya masih tetap tersegel ya?" tanya si sipit lagi.

"Goblok. Kalau udah rusak parah ya segelnya bakal melemah bahkan kritis, wajar aja kalau dia sudah lepas dari segelnya dan jadi cari wadah baru, karena dia punya dendam padaku jadi wajar saja jika ia mengincar anggota keluargaku untuk balas dendam karena merasa kalah di pertarungan sebelumnya. Cuma ya itu ... Merepotkan!"

Virza kemudian mencibir iblis tersebut setelah membalas pertanyaan suaminya sembari menatap lelaki 25 tahun itu dari sudut pandangannya.

"Karena kau memang lemah. Dan juga, kenapa kau harus mengganggu keluarga ku? Apa salah keponakanku padamu!?" tanyanya tak percaya dengan penuh penekanan.

"Karena dengan begini, aku bisa membuat perhitungan padamu atas kejadian penyegelanmu padaku waktu itu. Akan ku buat anak ini menderita." ucapnya lagi, kemudian ia tertawa yang semakin lama semakin keras, membuat Virza mendecih.

"Brengsek. Menjauh lah dari keponakanku, bangsat!"

Ia mengurai tangkupan tangannya dan menepuk kedua telapak tangannya menjadi satu didepan dadanya seperti sedang berdoa ketika di gereja, kemudian ia kembali merapal segala rapalan yang harus diucapkan.

Ia merasa jika energinya semakin lama semakin terkuras.

Sial! Dia semakin kuat dari pada dulu!? Yang benar saja! Dia kan tersegel!? Bisa berbahaya jika begini caranya! Youkai sialan! batin Virza, ia merasa semakin tak karuan dengan keadaan yang seperti ini.

Gadis itu menghela nafas berat, dengan keyakinan penuh, ia kembali meneruskan rapalannya.

Perlahan, iblis itu merasa kesakitan dan mulai menjerit keras, Virza langsung menepuk lantai dengan keras menggunakan kedua telapak tangannya dipinggir lingkaran penyegelan, lalu menjelit sembari melanjutkan rapalan yang dibutuhkan.

Virza's Destiny [✔]Where stories live. Discover now