#Part 2

19 0 0
                                    


Dulu ayah selalu ada disampingku tetapi saat ayah berpisah dengan bunda ia tak lagi ada di rumah ini. Terkadang aku merasa sedih saat adikku Reynan mananyakan soal ayah,karena dia tak pernah melihat wajah ayah. Saat perpisahan itu Reynan masih bayi dan tak tahu apa-apa hanya bisa menangis. Hal yang paling mengerikan dalam hidupku saat aku malihat sendiri hancurnya keluarga ini. Begitu dasyatnya peristiwa saat itu dimana aku dan kakak ku menyaksikan pertengkaran mereka.

Ayah yang dulu aku kenal sangat baik hanya pada saat itu aku mengenal ayah yang sangat begitu kejam pada bunda. Dia berani menampar bunda dengan tak segan-segan. Aku tak mengerti persoalan mereka tapi aku hanya berpikiran bahwa mereka sama sekali tak menyayangiku. Mana ada orang tua yang mempertontonkan sikap kasar mereka pada buah hatinya.

Yang ada hanya ada rasa benci pada seorang ayah yang sangat aku banggakan. Dan bunda tak pernah menceritakan pasal kepergian ayah yang tak tahu kemana. Sampai saat ini bunda selalu berusaha menutupi soal ayah yang masih dipertanyakan. Kakak ku juga ikut membungkam soal ayah padahal ia juga tahu persoalan yang keluarga kami alami pada saat itu. Satu yang menjadi pertanyaan dalam benakku kenapa ayah meninggalkan kami? Beribu pertanyaan yang terbenam dalam hati ini tentang hancurnya keluarga kami. Tapi ku tak pernah mendengar kebenaran yang pernah bunda atau kakak ku lontarkan. Sekalipun aku bertanya pada mereka pasti aku akan diabaikan dan mereka berusaha mengalihkan pembicaraanku. Hingga saat ini aku masih menyimpan luka dalam hati ini yang berbekas setelah peristiwa tersebut.

Hingga aku terbiasa hidup dalam kesendirian,dimana saat di rumah hanya ada pembantu dan adikku. Bunda dan kakak ku terbiasa sibuk dengan urusan masing-masing. Kesibukkan itu yang menyita waktu berkumpul bersama terkadang saat sarapan pagi pun kami seperti para tamu yang tak saling mengenal.Tapi semua itu tak mematahkan semangat ku untuk terus bangkit dan pantang menyerah dalam mengahadapi apapun. Walau terkadang aku merasakan kesepian dan membutuhkan tempat untukku menghilangkan rasa sepi itu. Aku masih beruntung karena aku mempunyai sahabat yang begitu menyayangiku. Mereka pengertian padaku tapi aku tak pernah memperlihatkan kesedihan ku itu pada mereka,aku berusaha untuk menyembunyikannya walau sulit tapi aku tak ingin mereka ikut merasakan kesedihanku itu.

SolidaritasWhere stories live. Discover now