#Part 23

4 0 0
                                    

Tidak terasa semalam pura-pura tidur karena terbawa suasana akhirnya tertidur beneran. Terbangunkan sinar mentari pagi yang sangat cerah dan hangat, aku langsung menyingsingkan selimut dan pergi ke kamar mandi. Sudah cukup semalaman aku tertekan dengan moodboster pagi ini aku hilangkan semua dengan bersiap menuntut ilmu. Dengan musik semangat di pagi hari adalah hal yang menyenangkan untuk membangun mood, daripada harus menonton gosip selebriti yang gak jelas. Karena ku tahu pagi hari infotaiment gosip berlomba-lomba membicarakan popularitas para artis. Maka dari itu lebih baik aku mendengarkan lagu agar semangat ku membara.

Seperti biasa aku melewatkan sarapanku pagi ini dan langsung tancap gas go to shcool. Motor ku masih terlihat kinclong dan melaju dengan indah seperti biasanya, karena beberapa hari terakhir aku tidak memakainya. Dan kali ini untuk pertama kalinya aku datang ke sekolah tepat waktu. Saat di parkiran ternyata sahabatku yang lainnya belum ada yang datang. Akhirnya aku memutuskan untuk ke kelas tanpa menunggu mereka datang, karena biasanya kami ke kelas bersama-sama. Sesaat setiap kali aku melewati kaca jendela kelas masih saja memar manja ini menghiasi wajahku. "Ah kamvret nih masih ada dikit lagi, lama banget sih hilangnya." Gerutuku dalam hati. Dan saat perjalanan ke kelas hal paling menyebalkan adalah berpapasan dengan Trio Oncom siapa lagi selain Salsa and the geng.

"Brukkkkkk...(Kami bertabrakan)"

"OMG! Kalo jalan tuh lihat-lihat dong. Gimana sih punya mata tuh dipake!"

"Eh yang nabrak tuh elo! Bukan gue. Makannya jalan tuh jangan sambil ngaca so cantik banget sih." Jawabku setengah emosi.

"Enak aja. Emang gue cantik ko!" timpalnya.

"What. Abis manggung dimana lo Sya? Kok muka lo ungu-ungu gitu. Hahaaaa." tanya Fina mengejek.

"Oh My to the God. Iya Sya, make up lo pasti belepotan kan. Jadi sampe ke pipi gitu. Wkkwkwkwkw." Ejek Laura.

"Eh jangan ngomong sembarangan ya! Siapa juga yang habis manggung, lo pada gak pernah masuk pelajaran kesehatan ya. Ini tuh luka lebam bego." Sahut ku kesal.

"Eh siapa yang lo panggil bego hah!" cetus Salsa tidak terima.

"Elo yang bego!"

"Eh lo yang bego!"

Dan pertengkaran pun tak terhindarkan karena Salsa yang pertama memulainya menjambak rambutku. Sebenarnya mereka bukanlah tandinganku tapi apa boleh buat mereka yang menantangku lebih dulu. Awalnya aku hanya bisa menahannya karena jika tidak Salsa dan teman-temannya pasti akan celaka. Dan saat kesabaranku sudah mulai habis karena menahan kerusuhan tiga orang sekaligus, aku mendorong mereka hingga terjatuh. Dan saat aku akan mengahajar mereka selalu saja ada yang mengagalkan.

"Wohoooo.. eehhh Sya. Tahan Sya!" cetus Beni menahan tanganku dengan sigap.

"Aduh beb Salsa ga papa?" tanya Adam sambil membantu Salsa bangun.

"Ihhh apaan sih iiuuuuuhhhh. Jijik banget dipegang sama lo banyak kuman nya." Cetusnya.

"Beb Erick kamu kok diem aja sih bantuin aku bangun dong." Tambahnya merengek pada Erick.

"Eh Ben lepasin gue! Sini lo kalo berani! Malah godain Erick lagi kamvret lu." Cetusku tambah emosi.

"Eh Dam. Sabar ya uluran tangan lo ditolak. Wkwkwk." Ejek Randy berbisik pada Adam yang sedikit murung.

"Udah-udah eh nenek sihir pergi aja sana lo. Kalo nih banteng gue lepasin kelar hidup lo." Usir Beni melerai.

"Enak aja lo ngatain gue banteng!" sahutku tak terima.

"Iya Sal. Kita pergi aja yuk. Gak penting juga ngeladenin berandalan kaya mereka." Sahut Laura sambil membangunkan Salsa.

Akhirnya mereka pergi sambil membenarkan penampilan mereka yang acak-acakan tanpa perlawanan. Dan terlihat Erick masih terdiam tanpa kata sedikitpun bahkan untuk usaha melerai. Aku tahu itu memang sudah sifatnya, tapi aku masih saja tak terima karena terkadang dia sedingin kutub kadang justru dia yang lebih peduli padaku. Ah ntahlah yang pasti utung saja pertengakaran itu dapat dilerai, karena kalo tidak sudah pasti ruang BK terbuka kembali untukku. Saat emosiku sudah reda aku langsung melepaskan diri dan dengan kesal aku langsung pergi ke kelas tanpa kata. "Masih pagi ada aja yang cari ribut." Gerutuku dalam perjalanan ke kelas.

***

SolidaritasNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ