#Part 11

6 0 0
                                    


Sesampainya ke ruangan Erick, aku sedih melihat Erick tertidur di kasur itu. Aku merasa bersalah karena tadi sore aku mengajaknya untuk menonton acar musik. Dari awal aku sudah khawatir padanya, dia tak biasa hujan-hujanan dan terlalu capek. Menurut dokter dia hanya butuh istirahat, karena kecapean. Aku panik saat hidung Erick mengeluarkan darah, aku yakin pada saat itu yang ada pada lengan bajunya bukan tinta merah melainkan darah. Aku sempat berbincang sepatah atau dua patah kata bersamanya yang masih lemas tak berdaya itu.'

Matanya yang sayu membuatku merasa kasian terhadapnya.Tak sama halnya aku memandang Randy yang hanya meledekku karena aku terjatuh dari motor. Randy adalah sahabatku yang paling menyebalkan, dan paling risih aku melihatnya. Waktupun tak terasa mulai larut malam dan hujan sedikit reda. Sausana di rumah sakit masih ramai dengan orang yang menjenguk kerabat atau keluarganya yang sedang sakit. Ditambah saat malam seperti ini dingin merasuki badanku yang masih basah kuyup, lalu Erick menyarankanku untuk segera pulang dan ganti baju agar tak masuk angin.

Tapi, aku tak ingin beranjak dari tempat ini karena masih ingin menemani Erick sampai pagi. Tapi orang tuanya melarangku untuk menemaninya dikarenakan aku lebih baik pulang beristirahat setelah kecelakaan itu. Dan Beni menyuruh Randy untuk mengantarkanku pulang karena sulit rasanya jika aku membawa motor dengan keadaan kaki dan tanganku terluka. Dan dengan terepaksa pula Randy mengantarkanku pulang. Saat keluar dari rumah sakit hampir saja aku terjatuh karena tak ada yang mau membantuku berjalan. Tetapi sesaat tiba-tiba Randy menolongku, menahan ku saat terjatuh. Seegois apapun dia tetap saja hatinya luluh pada orang yang tak berdaya apalagi kepada sahabatnya.

Sosok pria yang aneh yang pernah ku kenal, dia begitu egois padahal hatinya lembut. Terkadang sering menyebalkan tapi terkadang dia mengasyikan. Saat diperjalanan aku hampir tertidur diboncengi Randy, karena aku terlalu lelah untuk hari ini. Hingga aku tertidur saat di jalan, namun Randy menahanku agar tak terjatuh. Hingga saat tiba di depan rumahku, aku diangkat oleh Randy hingga memasuki rumah. Bunda yang pada saat itu terkejut melihatku bersama Randy, aku tak sadar jika aku tertidur saat perjalanan pulang. Bunda dan kakakku hanya tersenyum melihatku bersama Randy, karena waktu semakin larut malam Randy tak dapat lama-lama mampir ke rumahku. Yang ku ingat adalah aku pulang bersama Randy, dan Erick masih di ruamh sakit. 

SolidaritasWhere stories live. Discover now