Part 8. Friend and Enemy

1.1K 155 12
                                    

Jimin menyerah.

Ia membanting ponsel ke jok samping kemudi setelah dua belas panggilannya tidak mendapat jawaban. Pertandingan semi final dijadwalkan dalam dua jam, dan kini Jimin mendapat krisis lantaran ia kehilangan kontak dengan satu-satunya manager, Kim Taehyung. Ponselnya tidak dimatikan, tapi lelaki itu juga tidak menjawab. Entah apa yang tengah dilakukannya sekarang, Jimin berharap tidak terjadi sesuatu yang buruk.

Lelaki Park itu memutar kemudi, tujuan utamanya kini adalah sampai di gedung Under Pride tepat waktu. Ia sudah menghubungi tim yang lain untuk menggantikan presensi Taehyung sementara―mereka akan menyusul Jimin segera, katanya.

Sepanjang mengemudi, pikiran Jimin diinvasi tentang di mana keberadaan Taehyung sebenarnya, serta sedikit ingatan tentang Joeun dan sikap gadis itu yang agak barbar. Pertandingan ini cukup penting, jadi ia harus memiliki fokus yang bagus. Namun, Jimin justru takut jika konsentrasinya buyar saat memasuki oktagon nanti. Ia harus mempertahankan gelarnya, kemudian naik kelas dan meninggalkan musuh bebuyutannya jauh di belakang. Tapi jika dalam pertandingan ini ia malah terdepak ke luar, impiannya akan pupus begitu saja. Lebih-lebih, lawannya kali ini cukup kuat. Mungkin, bisa dibilang sebanding dengan Daniel. Dan Jimin tidak ingin kalah, ia tidak pernah kalah.

Sejak mendaftar pertama kali memasuki kelas atom, Jimin adalah petarung yang paling dielu-elukan. Namanya dengan cepat melejit dan penggemarnya pun membeludak. Cara bertarungnya yang bersih, memiliki agresifitas yang tinggi, serta kekuatan yang dimiliki menjadi alasan mengapa ia sangat diandalkan―selain bentuk badan yang bagus, pula paras tampan yang memikat. Kelasnya pun naik degan cepat. Hanya dalam dua setengah tahun saja, Jimin bisa naik tiga kelas setelah berhasil membentuk badannya dengan latihan rutin. Dalam Under Pride, selain berat dan tinggi badan yang menjadi kuantitas setiap kelas, kemampuan bertarung juga salah satu rules yang wajib dipenuhi dalam kenaikan kelas. Dan Jimin sanggup meramu semua faktor itu dalam tubuhnya dengan baik juga seimbang. Tak heran jika ia bisa sampai di posisi ini sekarang.

Sebetulnya, bukan popularitas. Jimin hanya ingin berada di siaran televisi melalui cara ini, jadi dengan begitu, orangtua yang dulu membuangnya bisa menemukannya. Atau setidaknya bisa mengenali putra mereka dan menemui Jimin di satu waktu. Namun, ia memiliki impian yang kelewat tinggi. Hingga nyaris tiga tahun berlalu, tidak ada tanda-tanda mereka akan datang menjemputnya. Jimin masih menunggu, entah akan sampai kapan, tapi ia berharap ada yang datang untuk memeluknya dan berkata, "Nak, kau sudah tumbuh dengan begitu baik dan menjadi luar biasa hebat. Ayah dan Ibu bangga terhadapmu."

Apa itu terlalu berlebihan untuknya? Jimin menjadi agak pesimis. Akankah hari yang seperti itu akan datang? Atau justru tidak sama sekali?

Jimin membuang napas dengan suara berat. Kemudi berbelok selagi menyalakan lampu sen ke arah sebuah gedung yang telah ramai dijejali penonton dan penggemar. Ia segera mencari satu tempat parkir yang masih kosong khusus untuk staf dan petarung. Menempatkan mobilnya dengan benar, lantas meraih tas jinjing berukuran sedang dari jok belakang sebelum turun. Jimin memeriksa ponselnya sekali lagi, tapi tetap tidak ada kabar dari Taehyung sama sekali. Orang suruhannya yang diminta mengecek ke apartemen si Kim itu juga bilang sepertinya unit tersebut dalam keadaan kosong.

Yang benar saja, apa ada masalah lagi di kelab?

Jimin berjalan gontai menuju ke dalam gedung, melewati beberapa lorong dan menyapa staf yang kebetulan melintas. Namun, jengkahannya kontan berhenti saat sepasang atensinya menemukan satu sosok familier dari jarak yang cukup jauh; tengah bersandar pada sebuah dinding di paling ujung koridor. Keadaannya sepi dan cukup temaram lantaran penerangan berasal tiga meter darinya. Kekacauan yang sejak tadi mendera otak kecilnya, buru-buru menguap seiring dengan senyum yang terkembang lamat-lamat.

[M] Locked InWhere stories live. Discover now