Part 16. The Truth

734 110 11
                                    

"Telah terjadi penyerangan di menara tua Haneul yang menewaskan tiga orang serta melukai tiga orang lainnya. Diketahui bahwa orang-orang tersebut merupakan petarung dari Under Pride―sebuah acara yang menampilkan seni bela diri bebas, yang saat ini tengah diliburkan sementara waktu guna proses penyelidikan.

"Dari keterangan seorang Manager Umum acara tersebut, satu orang petarung telah tewas ditempat. D, petarung dari kelas bulu ini tertembak di ulu hatinya dan menurut saksi di tempat kejadian, ia tewas beberapa menit sebelum polisi akhirnya datang. Pelaku penembakan diketahui adalah seorang bandar narkoba dan ia turut menembak dirinya di waktu yang sama. Seorang korban lain diketahui berinisial J, meninggal di tempat kejadian usai ditemukan pula luka tembak pada perutnya. Tiga korban penembakan lain dilarikan ke rumah sakit terdekat, dan menurut kabar terakhir dari polisi serta tim dokter, dua di antaranya telah sadarkan diri sedangkan satu orang masih koma.

"Seorang korban yang sadar berinisial JM, sebelumnya diketahui bahwa ia sempat berkelahi dengan D di menara Haneul sebelum akhirnya tertembak di bagian perut. Temannya, T dan L juga tertembak di bagian yang sama, namun ketiganya beruntung karena polisi tiba dengan cepat dan segera memberi mereka perawatan medis. Saat ini, para korban telah dimintai keterangan guna mengumpulkan beberapa bukti terkait penyerangan tersebut."

Jimin mendengus kencang, lantas mematikan saluran televisi di detik berikutnya. Ia meringis, merasakan luka bekas tembakannya yang mendadak nyeri. Berusaha kembali berbaring ke atas brankar, pemuda itu justru menemukan Kelsi tengah berdiri di ambang pintu ruang perawatannya seraya memandang penuh iba. Gadis itu tampak menyimpan semua rasa sakit dan traumanya seorang diri, sebab hanya ia satu-satunya orang yang keluar dari neraka itu tanpa luka segores pun.

Setidaknya, Jimin lega karena kekasih temannya ini tidak terluka, jadi Taehyung tak perlu khawatir soal itu. Namun, yang amat disayangkan, bahkan orang yang paling mengkhawatirkan gadis Rusia-nya ini belum sadar dari koma setelah tiga hari usai operasinya dinyatakan berhasil.

Jimin pikir, Taehyung memiliki banyak nyawa seperti seekor kucing, tapi rupanya pemuda itu menjadi yang paling lemah di antara dirinya dan Lila yang hari itu juga tertembak di tempat yang sama.

Bunyi langkah kaki yang mendekat menjadikan Jimin kembali menegakkan tubuh. Kelsi segera berlari maju, membantu teman kekasihnya itu untuk duduk seperti posisi semula. Mereka berpandangan dalam diam, sejenak Jimin melempar senyum timpang yang tampak menyedihkan. Tak adanya obrolan selama beberapa menit ke depan, membuat suasana berubah canggung dalam sekejap. Kelsi hanya mengambil posisi duduk di sebelah brankar, sebelum tahu-tahu ia malah melamun di sana.

Jimin pun belum ingin membuka suara, ada baiknya ia tidak bertanya apa-apa perihal Taehyung untuk saat ini. Ia sudah dapat menebak bagaimana kondisi lelaki itu melalui raut wajah yang Kelsi tunjukkan. Jimin bahkan sempat heran, beberapa waktu lalu ia melihat gadis ini dengan wajah yang begitu berbinar dan ... tampak cantik, tapi kini seolah waktu berubah dengan cepat, Kelsi menjadi lebih kurus dan penampilannya terkesan lusuh. Jimin tak mau berpendapat macam-macam, ia tahu betul apa yang dirasakan oleh gadis itu saat ini.

"Bagaimana kondisimu?" satu tanya tercetus dari bibir pucat Kelsi, gadis itu melirik singkat, kemudian memusatkan fokus pada perut Jimin yang terluka.

"Sudah jauh lebih baik dari sebelumnya." Jimin kembali memulas satu senyum kecil.

Ada desah parau yang membalas kalimatnya, Jimin pikir respons tersebut akibat kelegaan yang Kelsi rasakan. Namun, gadis itu malah menatapnya gugup. Tampak ragu saat membuka mulut, "Sebetulnya, aku baru ingat sesuatu, dan setelah berpikir panjang, mungkin ada baiknya kau juga tahu soal ini," ucapnya, membuat Jimin mengerjap cepat dalam tanya.

Ia memproses dengan lambat setiap ucapan si gadis, butuh beberapa saat hingga Jimin akhirnya tersadar dan berdeham pelan, "Soal ... apa?" tanyanya gamang, terbata, kemudian hanya sanggup menenggak ludah sendiri ketika menyadari suaranya mendadak serak.

[M] Locked InWhere stories live. Discover now