Part 13. Apeiro

860 123 6
                                    

Nyaris empat jam, mobil yang dikendarai Taehyung bersama Jimin berputar-putar tanpa menemukan tujuan yang jelas. Jalanan mulai lenggang lantaran tengah malam telah datang. Dan selama proses pencarian hilangnya Joeun secara tiba-tiba, Jimin tak hentinya merapalkan segala sumpah serapah hingga rasanya kuping Taehyung mulai pengang mendengarnya. Pemuda Kim itu bahkan mulai tak fokus menyetir, ia juga tak dapat membiarkan Jimin mengambil alih kemudi kendati kawannya tersebut mencoba merebut setir dari tangannya berulang-kali. Nasib baik, hanya suara klakson mobil lain yang berdenging di telinga, alih-alih mendapati mobilnya ringsek karena insiden perebutan tersebut terjadi di saat mobil tengah melaju dengan kecepatan sedang menuju tinggi.

Jimin mulai tak waras, Taehyung menyimpulkan hal itu seorang diri. Kenapa pula ia harus setuju ketika dimintai pertolongan untuk mencari wanita yang belakangan menjadi obyek yang harus dijauhkan dari presensi Jimin? Akan lebih baik jika gadis itu tak ditemukan sama sekali setelah ini, sebab Taehyung mulai merasa ini semua akan segera dimulai; segala kekacauan ini. Dan sebisa mungkin, ia harusnya mencegah, tapi rasanya tidak tega juga melihat Jimin menderita dan seperti orang gila akibat kehilangan Joeun.

Baru berapa hari, sih, mereka saling kenal? Mengapa si Park itu sudah tergila-gila karenanya?

Taehyung membuang napas keheranan, ia lantas memutar kemudi menuju arah berlawanan. Hal tersebut kontan mengundang Jimin untuk memekik dan berusaha merebut kembali kendali setir hingga membuat mobil oleng beberapa saat.

"Kubilang jangan kembali sebelum kita menemukan Joeun! Kau tidak tuli, Taehyung!" Jimin menukas sengit.

Namun, Taehyung sengaja bungkam. Tatkala satu umpatan melolos lagi dari bibir penuh pemuda Park tersebut, Taehyung hanya mendecih singkat―bahkan nyaris tak terdengar suaranya. Dan Jimin pun terlalu kalut untuk mendengar suara Taehyung yang terdengar kurang senang. Beruntung bagi Taehyung karena itu membuat mereka tak berakhir dengan perdebatan panjang lagi laiknya sejam silam. Jujur saja, ia sudah mulai lelah menghadapi sikap kekanak-kanakan Park Jimin. Mungkin, mendiamkannya akan jauh lebih baik ketimbang membalas ocehan yang tak begitu berguna.

Cinta itu terkadang memang sialan, penuh tipu muslihat. Dan bodohnya, kini mereka berdua tersesat di dalamnya seolah tak akan pernah menemui jalan ke luar terbaik.

Mengapa hidupnya tak berjalan normal saja, sih?

Tetapi, membicarakan soal itu, bagi Taehyung hidupnya sudah tak pernah normal sejak kejadian hari itu. Orang sekarat selalu memiliki akhir yang menarik, tak terkecuali dirinya. Entah, ia harus menyebut ini dengan apa, kutukan kah? Karena dipikirkan seribu kali pun, keistimewaannya benar-benar bukan anugerah. Ini menyiksa, terlebih Taehyung kerap merasa ketakutan sendiri setelah mendapatkan sebuah vision acak. Harusnya ia tetap menjalani terapi itu dulu agar ketakutan-ketakutan tersebut tak bertambah setiap harinya. Namun, sepertinya sudah terlambat untuk menyadari. Ia bahkan tak punya cukup waktu untuk menjalani satu sesi sekali pun yang membutuhkan waktu sekurang-kurangnya dua jam saja. Waktu kini menjadi hal paling krusial yang harus Taehyung optimalkan melalui perencanaan yang baik.

Kendaraan tersebut lantas berhenti kala dirinya menemukan satu sosok di seberang jalan. Taehyung memukul bahu kawannya dan memberi isyarat melalui gerakan dagu. Secepat kilat, bahkan tak peduli jika gerimis tipis tengah turun, Jimin melompat turun dari mobil dan menyeberang tanpa tendeng aling-aling. Memaksa Taehyung untuk mengeluarkan serapah selagi meneriaki kegilaan Jimin barusan. Apa harusnya tadi ia abai saja dan berpura-pura tidak melihat? Tetapi, rasanya jadi benar-benar jahat jika ia sungguh melakukan itu.

Taehyung menyandar di jok mobil, ia membuka kaca jendela untuk memerhatikan keduanya yang kini sudah saling berpeluk. Jimin tampak begitu lega, lebih dari siapa pun, Taehyung seolah bisa merasakan bagaimana perasaan lelaki itu kini. Ah, ia rindu Kelsi Song. Kapan gadis itu akan kembali? Dan kapan ia memberinya kabar? Taehyung ingat betul Kelsi belum menelepon atau pun mengirim pesan setelah pagi tadi. Katanya, si gadis tidak enak badan dan ia butuh istirahat. Apa sekarang kondisinya sudah membaik? Taehyung ingin memastikannya.

[M] Locked InWhere stories live. Discover now