Hanya Sebatas Teman!?

3.6K 96 1
                                    


Usai mandi, Sahla segera keluar dari kamar, membantu seseorang perempuan paruh baya yang tengah merapikan meja makan. Ia memang hanya tinggal bertiga di apertemen itu. Ia, suaminya dan bi Elin pembantunya. Karena suaminya adalah seorang manager disebuah perusahaan ternama, jadilah ia harus mengikuti kemauan suaminya untuk tinggal bersamanya di apertemen yang sudah satu tahun suaminya tempati. Apertemen yang berada di Jakarta selatan itupun lumayan dekat dengan kampusnya dan kantor suaminya walau berlainan arah. Dulu pun Sahla hanya ngekost di dekat kampusnya, Karena rumahnya lumayan jauh, di sebuah planet. Sedangkan rumah mertuanya di Jakarta Utara pun cukup jauh dari kampusnya.

Terdengar suara pintu terbuka. Sahla tak beranjak dari dapur untuk menyambut kepulangan suaminya, ia malah langsung duduk di meja makan. Sang pembantu yang malah menyambut dan mepersilahkan tuannya makan. Selama di meja makan itupun tak ada pembicaraan yang mengalir diantara dua pasangan ini seperti biasanya, tepat sejak dua hari yang lalu. Sang suami hanya menghela nafas.Aduh kamu nih bikin aku gemes aja si sayang, peka dong! Ketus hati Sultan.

Bukan hanya saat makan mereka seperti itu, bahkan saat di kamarpun begitu. Mereka satu ranjang tapi sibuk dengan kegiatan masing-masing. Sahla begitu asik membaca buku sedang suaminya sibuk dengan laptop digengamannya.

Begini yah jadi istri yang dicuekin oleh suaminya, mumet abis. Sebegitu salahnya kah aku? yang aku pun nggak tau salahnya dari mana? Kepingin nangis tapi yaudahlah. Huft. Mending tidur aja! Gerutu batin Sahla. Ia segera menaikan selimutnya hingga dada. Lalu mengejamkan matanya. Sulit.

Sedang Sultan, jujur ia sebenarnya tak suka dengan suasana seperti ini. tapi mau bagaimana lagi ia terlanjur sakit rasanya. Apalagi mengingat suatu yang disembunyikan oleh Sahla darinya.

Hingga pagi, Sahla mencoba membuka percakapan diantara mereka. Sebenarnya ia amat gengsi untuk memulai. Apalagi yang memulai kebisuan ini adalah suaminya, laki-laki dewasa yang umurnya 7 tahun diatasnya, yang tentunya harus bisa menyelesaikan dengan baik. Namun pertanyaan itu kian menggantung dalam benak Sahla, Mengenai maksud suaminya menodong kesalahan yang ia pun tak tau kesalahannya apa.

"Sebenarnya apa sih salah aku, Mas. Jujur aku nggak suka suasana kayak begini, apalagi dikasih teka-teki yang ngebingungin gini." Gerutu Sahla tanpa basa-basi.

"Kamu belum sadar juga apa yang udah kamu lakuin?" seketika Sahla mengeryitkan alisnya. Wajah mungilnya tampak bingung denga kata-kata suaminya.

"Ya apa? Mas nggak jelas banget sih. Udah mending langsung bilang apa kesalahan aku. Nggak usah bikin aku bingung lagi!"Ketauan kan siapa yang childish disini, ya tentu aja kamu...ketus batinnya.

Seketika wajah suaminya tepat didepannya "Apa hubungan kamu dengan Wildan?" kata-kata itu membuat Sahla mengeryitkan alisnya lagi.

Wildan? Kok bisa-bisanya dia nyebut nama itu. maksudnya apa sih? Sahla pun mencoba tarik nafas dan menjawab.

"Sahla makin dibikin bingung deh. Singkat, Sahla ngerasa nggak ada hubungan apa-apa dengan dia. Sahla memang dekat dengan dia tapi hanya sebatas teman! Mas jangan bikin perkara yang nggak pasti kayak gini deh."

"Mas cuma mau berprasangka baik, tapi kenapa ya, kayaknya ada suatu yang kamu sembunyiin dari mas tentang dia."

"Disembuyiin? Apa? Kayaknya nggak deh. Yaudah lah Sahla mau berangkat dulu udah telat!" Sahla langsung pergi.

Rasanya ia terlalu sakit. Kenapa sih suaminya menuduh suatu yang jelas-jelas diluar dugaanya. Apalagi menuduh tentang hubungannya dengan Wilda. Sahabatnya. Sebelum menikah Wildan memang satu-satunya teman laki-laki yang paling dekat dengannya. Ia, Firsa dan Wildan sering sekali jalan bareng untuk cari bahan tugas, cari bahan artikel atau sekedar hangout. Tak lebih dari itu ia hanya berteman. Tak memiliki perasaan apapun. 

Namun tiba-tiba video tiga hari yang lalu membuatnya mengeryitkan alis. Pada hari sebelum pertengkaran terjadi, saat Sahla meminta bantuan pada Wildan untuk membantunya menyelesaikan tugas dari Bu Ambar. Bukan karena ia tak bisa meminta bantuan teman-teman perempuan untuk membantunya, masalahnya saat itu sangat mendesak dan beberapa temannya yang bisa ia temui tak dapat membantunya. Jadilah ia meminta bantuan laki-laki kurus tinggi itu hingga mengantarnya pulang. Mungkin suaminya salah paham atas kejadian itu. Apa iya seorang Sultan cemburu? pada orang yang hanya sebatas teman?

"Sahla!!" Teriak pak Burhan dari tempat duduknya.

"Euhh... iya pak?" sedikit kaget Sahla menjawab panggilan pak dosen dihadapannya. Tak sadar sejak pak Burhan masuk ia melamun.

"Perhatikan temanmu yang sedang mempresentasikan makalahnya. Jangan banyak melamun!"

Sahla mengangguk, "Iya pak."

Kini Sahla memang tampak bukan Sahla yang dulu, yang penuh dengan ambisi. Sejujurnya sahabat-sahabatnya begitu rindu dengan kecerewetan Sahla yang sering mengajukan pertanyaan maupun sanggahan tiap diskusi atau membahas materi apapun di kelas. Kini yang ada hanya teguran Sahla yang sering melamun. Dampak yang amat buruk. Bahkan ia pun sudah tidak aktif lagi di organisasi BEMF, mengajar di Rumah Bintang dan  Radio kampus. Kini ia menjadi mahasiswi kupu-kupu (Kuliah pulang- kuliah pulang). Seakan semangatnya pudar.

Teman-teman kelasnya, termasuk Firsa sahabat karibnya amat prihatin dengan perubahan Sahla. Apalagi 3 hari belakangan ini. Sebelumnya walau Sahla telah menikah, ia masih seperti biasa. Sempat suatu kali salah satu teman kelasnya menanyakan padanya.

"La... apa kamu kurang bahagia? Kok kamu berubah sih sekarang? Diammm melulu. ah kayak bukan Sahla yang aku kenal!" Sahla seakan tercekat mendengarnya, bahkan hingga bakso yang akan dilahapnya mental seketika.

"Ahhh nggak kok, aku bahagiaa. Perasaan kamu aja kali! Lagian hidupku emang udah beda kan Ty, yaaaa beginilah," ungkap Sahla mengembangkan senyumnya.

Terkadang Sahla memang selalu bisa menutupi kesedihannya. Memendam masalahnya seperti saat ini.

"Oh ya Sa, hari sabtu kamu mau anter aku ke penerbit islamic story gak?" tanya Sahla usai pak Burhan beranjak dari kelas.

"Memang mau apa kesana? Ada tugas dari Bu Ambar lagi?"

"Nggak, Ini tadi aku ketemu Sonia, adik kelas kita yang jadi Penanggung jawab Rumah Bintang kita itu, nah aku mau bantuin dia untuk nyebar proposal acara pembukaan perpus di Rubin kita. Aku dah kangen banget sama Rubin. Kamu mau kan?"

"Aku sih mau-mau aja La, apalagi buat Rubin, tapi apa kamu boleh pergi sama suami ?"

"Ya... boleh aja. Aku pingin kayak dulu lagi walau sekarang bukan kita lagi yang ngurus Rubin tapi aku pingin bantu buat kemajuan Rubin. Please yah Sa. Tapi aku mohon kamu jangan kasih tau Mas Sultan."

"Emmm kasih tauk ndak yaaa."

"ihh Firsaaa gitu yah. Nggak fair bangeett."

"Iya Sahlaku sayaaaang..." seru Firsa mencubit pipi Sahla yang Chabby.

"Adaaww... sakit Saaaa." Kesal Sahla mengusap-usap pipinya, Firsa hanya tertawa.

Dimatanya Sahla masih sahabatnya yang dulu, yang manja. Ahh tapi nyatanya sebentar lagi Sahla akan menjadi calon ibu. Begitu cepat rasanya satu temannya ini menjadi "the real mother".The baby face should have baby? Sepertinya Firsa belum bisa membayangkan bagaimana nanti ketika Sahla sungguhan punya Baby.

Tapi ia yakin Sahla akan menjadi ibu yang baik untuk anaknya kelak. Apalagi Sahla senang dengan anak-anak, bahkan ia dan beberapa teman-temannya mendirikan Rubin alias Rumah Bintang untuk para anak-anak pinggiran yang putus sekolah, yang kini di pegang oleh adik-adik kelasnya dari komunitas sanggar baca. Meski Sahla dan Firsa tetap ikut berkontribusi walau sudah tak lagi menjadi pengurusnya. 

Melihat Sahla yang kini mulai ingin sibuk untuk Rumah Bintang lagi Firsa semakin  curiga bahwa Sahla dan suaminya memang sedang ada masalah, apalagi tadi ia memintanya untuk tidak  memberitahu suaminya perihal kepergiannya ke Islamic Story. apakah Sahla sedang menghindari masalahnya dengan menyibukkan diri? entahlah harapnya semoga tidak terjadi apa-apa dengan rumah tangga soulmatenya ini 

________
Yeay akhirnya bisa update lagi nyicil2 lah yaa, btw file terbaru cerita ini tuh ilang jadi authornyaa mikir keras apa aja sih kelanjutannya hahaha yaudah deh semoga semua sukaa yaa  

Pernikahan SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang