Penolakan

1.7K 74 8
                                    

Sultan berusaha membangunkan tubuhnya, namun sia-sia raganya masih teramat lemah, tampak selang infus di tangan kirinya dan kabel elektroda yang terhubung langsung ke layar monitor terpasang di dadanya membuatnya tak dapat bergerak bebas. 

Dua wanita yang berada di ruang tersebut menghampirinya melihat Ia terbangun. Wajah keduanya tampak sumringah melihanya telah membuka matanya. 

"Alhamdulillah Mas, kamu sudah sadar." ucap Sahla memegangi lengan Sultan yang berusaha mengangkat raganya. 

Namun yang Sahla dapatkan kengganan dari tangan Sultan. 

"Nak, kamu baru sadar, jangan banyak bergerak dulu." Mama mencoba membantunya untuk duduk dari sisi kiri. 

Sedang Sahla membetulkan bantal yang akan menjadi sandaran punggung Sultan. 

"Mas, Bagaimana keadaanmu?" yang ditanya hanya terdiam menyandarkan tubuhnya dan menatap langit-langit kamar. 

"Sultan, istrimu bertanya, dijawab Nak." tegur Mama melihat anak semata wayangnya hanya diam membisu.  

"Aku mohon tinggalkan aku sendiri." ucapnya datar.

"Sultan, ada apa denganmu?" Mama tampak heran melihat sikap Sultan yang tiba-tiba dingin. 

"Ma, sebaiknya kita keluar, Mas Sultan sepertinya butuh istirahat." Mama menghela nafas.

Sahla dan Mamapun keluar dari ruang rawat Sultan. 

Sahla mengerti tampaknya suaminya masih marah padanya atas pertengkaran kemarin. Ini salahnya dan Ia harus menerima konsikuensi dari apa yang diperbuatnya, namun sampai kapan? Ntah Sahla harus bagaimana agar Mas Sultan memaafkannya. 

"Sebenarnya ada apa dengan kalian? tidak biasanya Sultan seperti itu." Tanya Mama, sepertinya mama mertuanya melihat ada perubahan dari sikap Sultan pada Sahla. 

"Tidak ada apa-apa, Ma." Jawab Sahla berbohong. 

Sungguh Ia tak ingin membuat mama lebih khawatir, biarkan Sahla sendiri yang menyelesaikan masalah dalam rumah tangganya dengan Mas Sultan. 

"Lho kalian kenapa diluar?" Tanya Dr. Hermawan yang tiba-tiba datang. 

"Dok, Mas Sultan sudah sadar." Sahla memberitahu.

"Oh ya? Alhamdulillah, biar saya periksa dulu ya." Sang dokter izin masuk melihat keadaan suaminya. 

Sahla dan Mama duduk di kursi tunggu depan kamar rawat inap. 

"Bener kalian tidak apa-apa?" Tanya  mama lagi, Sahla mengangguk meyakinkan Mama. 

" Lantas Sultan kenapa tiba-tiba jatuh pingsan Nak?" Seketika Sahla tak berkutik.

Ia bingung akan mengatakan apa. karna tentu Mama akan tahu jika Ia dan Mas Sultan habis bertengkar. Ia tak ingin Mama semakin khawatir. 

"Sahla?" panggil Mama membuat Sahla menoleh. 

Belum sempat Sahla menjawab, Telepon Mama berdering, tampak Mama mengangkat teleponnya. 

"Waalaykumussalam, Ada apa bi? Bapak? kenapa? Oh Iya bilang saja saya sedang menjenguk Sultan nanti saya pulang." 

"Ada apa Ma?" Tanya Sahla usai Mama mematikan telepon.

"Nggak apa-apa, Itu Papa nyariin mama katanya." 

"Ma, sebaiknya mama pulang, Papa pasti butuh Mama, biar Sahla yang jaga Mas Sultan." 

"Kasian kamu kalau jaga sendiri, apalagi kamu jaga dari kemarin, Nak." 

Pernikahan SurgaWhere stories live. Discover now