Kedatangan Tante Rindy

2.3K 68 0
                                    

Diambang jendela Sahla terdiam. Ia masih memikirkan pertemuan tadi siang dengan tante Rindy. Tantenya Sultan yang baru datang dari Paris. Sahla nggak habis pikir wanita yang baru dikenalnya itu amat berbeda dari yang ia bayangkan. Sampai-sampai saat berkenalan tadi mata Sahla terpana melihat sosok wanita dengan dress selutut, rambut panjang kecoklatan, mata lentik dengan mascara, di tambah kedua kaki yang dihiasi sepatu high heels. Cantik dan seksi. Tampak pula kuku-kukunya cantik dengan kutek berwarna merah yang sepadan dengan dress, sepatu dan tasnya. Ia tampak lebih muda dan elegan dari umurnya. Amat berbeda dengan busana Sahla yang tertutup rapat. Tampaknya Tante Rindy kurang begitu suka dengannya, bukan Sahla berprasangka buruk, namun kata-kata Tante Rindy yang nyeletuk membuat Sahla seakan terpojokkan.

"Oh jadi ini istri kamu? ternyata seleramu persis papamu ya." Ujar Tante Rindi memandang sinis Sahla dari ujung kepala sampai ujung kaki usai bersalaman dengannya, Sahla hanya mengangguk senyum.

Ada perih dalam bilik hatinya. Setidak pantaskah ia bersanding dengan Sultan? Bukan hanya dari kata-kata namun tatapannya itu lho. Bikin Sahla canggung dan menjadi seorang yang kayaknya nggak sepadan deh buat suaminya. Bagai cinderella yang di nikahi pangeran berkuda. Ya ampun kenapa Sahla bisa berfikiran seperti itu, ia segera menghapus fikiran-fikiran negatif tentang Tante Rindy yang akan tinggal sementara di apertemen suaminya itu.

"Jadi bagaimana kabar Om dan Dean?" Tanya Sultan membuka percakapan di ruang tamu. 

"Ya.. there are fine. kamu tau Dean sering sekali menanyakan kamu, saat dia tau tante mau pulang ke Indonesia dia minta ikut."

"Alhamdulillah. Kangen juga dia sama abangnya Hahaha, pasti sudah tambah gede setahun ditinggal." 

"Iya, dan tambah susah diatur!" 

"Dia memang anak yang unik Tan." 

"Ya, begitulah dia. Oh ya kalian gak keberatan kan tante tinggal sementara disini?" 

"Emmm..." Sultan melirik Sahla, matanya seraya mengatakan 'bagaimana' dengan mengangkat alisnya.

"Tentu kita gak keberatan ko Tante, Sahla senang bisa bertemu Tante, kalau boleh tante sudah berapa lama tinggal di Paris?" Tanya Sahla mencoba untuk membuka komunikasi dengan tante Rindy 

"Ya, Kamu tanyakan saja pada sultan, dia tau kok." Ucapnya datar lalu menyeruput sirup yang baru saja disediakan Bi Elin. 

"Tante sudah sepuluh tahun sayang, jadi waktu aku kuliah tinggal bersama tante dan Om Devin. kapan-kapan kita main kesana ya." Jelas Sultan, membuat tante Rindy mendelik. 

"Wah ma sha Allah, sudah lama ya, tante dalam rangka apa ke Indonesia?" 

"Kenapa memang?" Ketus tante Rindy. 

"Nggak Tan, Sahla cuma mau tau aja, barangkali Sahla bisa bantu." Kata-katanya tak digubris, Ia sibuk mengotak-ataik Hanphonenya. 

"Euh Jadi Tante Rindi  ini memiliki usaha butik sayang di Paris, dan mau mendirikan cabang butiknya di Jakarta, In sha Allah, ada salah satu temannya tante yang ingin menawarkan kerjasama disini. Dan tante Rindy sudah sangat lama tidak pulang, pasti kangen dengan Indonesia, bukan begitu Tante?" lagi-lagi Sultan yang mnjawab.

"ya begitulah," Jawabnya sekenanya. 

"Duh tante mau mandi dulu ya, udah pegal-pegal nih, nanti kita ngobrol lagi." Tante Rindi mengakhiri percakapan Siang menjelang sore. 

Sultan melihat wajah kekecewaan Sahla melihat kepergian tante, pasti Ia sedih dengan kata-kata ketus tante padanya. Untuk mengalihkannya Sultan menceritakan tentang kehidupannya selama di paris juga tentang si Dean, adik sepupnya yang kini telah beranjak 10 tahun. 

Tiba-tiba suaminya menghampiri.

"Belum bobo sayang?" Sahla hanya geleng kepala.

"Belom bisa, em tante Rindy udah tidur?" suaminya hanya mengangguk.

"Abis cerita panjang lebar katanya dia capek." Sahla hanya manggut-manggut.

"Kayaknya tante mas nggak suka deh sama aku." Gumam Sahla. 

"Kata siapa?Jangan suudzon ah."

"Ya buktinya omongannya begitu. Terus kurang naggepin omangan La, cuek banget lagi." Ketus Sahla sedikit cemberut.

"Emm..sayang, kamu jangan ambil hati kata-kata tante ya. Kalo sama orang baru dia memang begitu sayang. Nanti lama-lama nggak kok. Kamu jangan cepat kesinggung ya sama tante Rindy." Sahla kembali mendesah.

"Tante emang orangnya begitu, yang suka nyeletuk nggak enak. Tapi aslinya dia baik." Sahla hanya menarik nafas panjang lalu beralih memandang keluar jendela kamar.

"Yakin besok mau masuk kampus?" mencoba mengalihkan topik, Sahla mengangguk. 

"Udah hampir 4 hari mas aku izin, pasti nanti akan banyak ketinggal materi pelajaran, apalagi bentar lagi UAS. nggak apa-apa kan mas?" Sultan manggut-manggut. 

"Hemm, kalau kamu merasa sudah baikan gak papa sayang, asal kamu jaga kesehatan, kalau udah nggak enak badan segera pulang." 

Kini Pasca Sahla keguguran ia merasa suaminya sudah lebih perhatian , buktinya ia sudah kembali memanggil Sahla dengan sebutan sayang, bahkan lebih mesra. Ia mulai senang tapi hatinya masih penasaran dengan sikapnya yang kemarin-kemarin. Apa benar hanya karena kedekatannya dengan Wildan? Sahla benar-benar tak mengerti. 

Satu lagi yang dibuat penasaran dengan kehadiran tante Rindy mengapa tampaknya tante juga tidak suka dengan Mama mertuanya. Bahkan sampai bilang kalau selera Papa persis dengan Sultan. Entahlah Sahla tak ingin ikut campur, harapnya tante Rindy dapat menerimanya dengan baik seperti halnya Mama yang begitu sangat menerimanya dan menyayanginya seperti anak sendiri. 

Pernikahan SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang