Hujan Hari ini

1.8K 113 21
                                    

Akhirnya meeting hari ini selesai, beberapa masalah yang terjadi selama dirinya bedrest telah teratasi. Ia melangkah menuju ruang kerjanya, tiba-tiba  seorang resepsionis menghampiri, lalu memberikan goodybag berwarna coklat muda kepadanya. Katanya itu kiriman dari Sahla. Tumben sekali istrinya tidak mengantarkan makan siang sendiri dan lebih memilih dikirim by kurir. 

"Terima kasih." Ucap Sultan berlalu membawa goodybag coklat ke ruang kerjanya. 

Ia taruh Goodybag itu diatas meja dan menghempaskan tubuhnya di kursi nan empuk. Tangannya membuka isi goodybag, terdapat 2 kotak makan dan 1 kotak obat berukuran kecil, juga ada notes di dalamnya. 

Assalamualaikum, 

Mas maaf sahla tidak mengantarkan langsung, sahla izin ke rumah Ibu ya.
dihabiskan ya mas makanan dan obatnya. Selamat Makan. Love you. 

Ia tertegun. Istrinya masih terus berusaha dan tidak menyerah. Rasanya sudah cukup menghukum istrinya dengan mendiami dan mengacuhkannya. Sudah begitu sabar dan besar usaha istrinya menghadapi sikapnya, bahkan sampai hampir mencelakakan diri sendiri. Mungkin sudah waktunya Ia mengakhiri sikap dinginnya dan memaafkan kesalahan Sahla. Meski belum bisa untuk sekedar melupakannya. Namun Iapun tak bisa terlalu lama menahan rindu akan kehangatan seperti dulu. Ia ingin kembali seperti dulu. 

Sultan menikmati masakan Sahla sambil membuka handphonenya yang tadi Ia matikan, ada beberapa chat dan pangilan telepon yang masuk, salah satu chat dari sahla yang meminta izin untuk ke rumah Ibu. Iapun cek siapa saja yang tadi menghubunginya selama meeting. Alisnya mengkerut melihat salah satu nomor yang menghubunginya adalah Bi Elin. Perempuan paruh baya itu sangat jarang menelponnya, jika menelpon tentu ada hal penting. 

Tanpa jeda Ia segera menghubungi balik. 

"Assalamualaikum Bi. Tadi telpon saya, ada apa Bi?" 

"Waalaykumussalam Pak, Ini... pak, tadi ada Nyonya Rindy datang dan bertengkar dengan Non Sahla. Non Sahla ditampar dan dijambak Pak. Bibi kasian sama Non Sahla." Kata-kata Bi Elin membuatnya terlonjak kaget. 

"Mengapa tante bisa kesana, Bi?" 

"Saya juga tidak tahu pak, Tiba-tiba datang lalu menampar dan memarahi Non Sahla." Jelas Bi Elin sedih. 

"Baik bi terima kasih Infonya, apa Sahla masih di rumah?" 

"Tidak pak, Non Sahla sudah berangkat dari tadi ke rumah Ibu." 

Jangan-jangan karena pertengkaran dengan tante Sahla pulang ke rumah Ibu? Ah tante mengapa selalu ikut campur urusannya. Ia harus segera menyelesaikan masalahnya jangan sampai bertambah parah. 

Setelah menghabiskan makanan dan meminum obat, Sultan segera bergegas menuju parkiran mobil, belum sempat membuka pintu mobil seseorang menghampirinya, Ia kenal wajah arab itu meski dengan pakaian yang santai dan tak serapih biasanya. 

"Apa anda ada waktu? saya ingin berbicara." ucapnya to the point. 

"Maaf, saya sedang buru-buru." 

"Sebentar saja. Ini mengenai Sahla." Sultan menghela nafas. 

Melihat laki-laki ini saja membuatnya bad mood dan teringat kala Ia memergoki laki-laki dihadapannya duduk berdua dengan Sahla. Apa yang ingin Ia katakan? Apa Ia akan membahas mengenai cinta masa lalu mereka? Ah sungguh menyebalkan. 

"Bagaimana?" Tanya Ammar membuyarkan lamunannya. 

"Baiklah, sebaiknya berbicara di kafe sebelah." 

Keduanya duduk berhadapan di kedai kopi tepat disamping kantor Sultan. 

"Jadi apa yang ingin kamu katakan?"

Pernikahan SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang