Berita Buruk

1.1K 81 38
                                    

Perlahan Sahla membuka matanya, Ia mendapati Mba maya ada disisinya sedang memainkan benda pipih digengamannya. Sahla sedikit membangukan badannya. 

"Mba Maya..." ucapnya. 

Mendengar panggilan Sahla, Maya segera membantu Sahla untuk menyadarkan tubuhnya diatas bantal yang Ia betulkan.

"Alhamdulillah kamu sudah siuman La, bagaimana apa sudah lebih baik?" Sahla mengangguk senyum. 

"Alhamdulillah, Mba." 

"Alhamdulillah, untungnya tadi ada si Ammar, dia banyak membantu mba, La." kenang Mba Maya. 

Sahla menghela nafas berat. Teringat saat kepalanya terasa amat sakit, matanya mulai berkunang-kunang, Ammar mengangkat tubuhnya, Ia tak mampu untuk mengelak karena dirinya seketika limbung dan suasana gelap. Mengapa Ia harus pingsan segala sih tadi! sesalnya. Andai Ia baik-baik saja mungkin kejadian tadi takkan terjadi. Entah mengapa Ia menjadi merasa bersalah dengan suaminya, semoga Mas Sultan memaafkannya tak menjaga diri. 

"Mengenai itu kumohon jangan menceritakan kepada Mas Sultan ya Mba." Bisiknya.

"Lho memang kenapa La?" Sahla hanya menggeleng senyum.

"Oh iya suamimu sudah kuhubungi berkali-kali tapi belum juga diangkat." Keluhnya.

"Iya gapapa mba, mungkin mas Sultan masih sibuk." 

"Oh iya La, selamat ya." Sahla mengkerut alisnya. 

"Kamu kenapa nggak bilang sih kalau lagi hamil, kan nggak harus liputan ke sana, La." Sahla semakin dibuat bingung. 

"Hamil mba? Maksudnya?" 

"Lho kamu gak tau? kamu lagi mengandung La, ada janin dalam rahimmu." Seketika Sahla kaget. 

Ia benar-benar tak menyangka bahwa Ia tengah hamil. Sejurus kemudian cairan bening mengambang disudut matanya. tangannya memegang perutnya yang belum buncit. 

"Ya Allah, ada janin dalam rahimku." Gumamnya membuat cairan bening pecah disudut matanya. 

"Ma sya Allah terima kasih Ya Allah." gumamnya lagi. 

"Ba.. gaimana keadaannya apa dia baik-baik saja?" 

"Tenang La, Alhamdulillah dia janin yang kuat." bibirnya mengembangkan senyum memandangi perutnya. 

"Alhamdulillah aku benar-benar gak nyangka, Mba. sudah berapa minggu dia di rahim ini, Mba?" ucapnya masih mengusap-usap perutnya. 

"dia sudah 8 minggu La, memang kamu gak periksa?" 

"Aku bener-bener gak tau mba, aku juga lupa kapan terakhir haid, saking sibuknya." Mba Maya hanya geleng2 kepala. 

"Sekarang jangan lupa ada janin di rahimmu, harus dijaga ya." 

"Ya mba." ucapnya kembali tersenyum. 

"Nak maafkan Ibu ya, tak menyadari kehadiranmu. Sehat-sehat ya sayang." gumamnya. 

Rasanya tak sabar untuk memberitahu Mas Sultan. Ah ya Ia akan memberikan suprise ini pada suaminya sepulang dari rumah sakit. Dalam pikirannya sudah menari-nari ide kejutan untuk suaminya, bagaimana ya reaksi suaminya? 

"Nanti kita kasih tau ayah ya, nak." Bisiknya. 

Tak berapa lama sosok laki-laki membuka pintu kamar. Ternyata Ammar. Tampak ditangannya membawa plastik. 

"La kamu sudah bangun?" Tanyanya melirik Sahla.

"Iya kak, terima kasih sudah menolong saya." 

"Sama-sama La." jawabnya tersenyum, kemudian beralih pada mba Maya. 

Pernikahan SurgaWhere stories live. Discover now