Setulus Cinta

1.8K 87 12
                                    

Seperti hari kemarin suaminya masih mengabaikannya. Meski begitu Sahla tetap menyiapkan baju kantor suaminya, menyiapkan sarapan pagi dan obat yang harus diminumnya.

Sesakit apapun, selama apapun, Ia akan menanti waktu sampai suaminya luluh menerimanya kembali. Yang terpenting baginya suaminya baik-baik saja. Bukan hanya karna ada jantung kak Zahra yang bersemayam didalam tubuh Sultan yang meski Ia jaga tapi juga rasa yang ntah mengapa semakin kuat mengikatnya.

"Mas, sarapan dulu." ucap Sahla melihat suaminya keluar dari kamar.

"Aku buru-buru." Lagi-lagi jawaban yang membuat kecewa.

Sultan tampak berlalu tanpa berpamitan membuat Sahla sekilat mungkin menaruh makanan di kotak makan, lalu berlari mengejar suaminya.

Sialnya suaminya sudah naik lift. Alhasil Sahla menuruni tangga darurat, bayangkan dari lantai 12 dia menuruni anak tangga.

Nafasnya tersenggal sesampai di loby. ia melihat suaminya menaiki Mobil yang disopiri Pak Rahman, driver kantor. Sahla segera meluncur. Ia menghentikan Mobil itu. Hampir saja sahla tertabrak jika Pak Rahman tidak segera mengerem.

Sahla menghampiri Sultan yang turun dari kursi penumpang sebelah pak Rahman. Wajahnya kesal.

"Apa-apaan Kamu membahayakan diri seperti itu?" Omelnya mendekati Sahla

"Kamu mau celaka? atau mau aku jantungan lagi?" omelnya lagi.

"Maaf Mas, aku hanya ingin mengantar ini." ucapnya masih dengan nafas yang tak beraturan sambil menyodorkan kotak makan.

"aku nggak mau hal ini terulang lagi!" kecamnya.

"Aku nggak akan mengulang lagi asal kamu mau sarapan at lest bawa sarapan yang kubuat. Aku mohon." Sahla memohon.

Sultan pun luluh menerima kotak makan yang disodorkan kepadanya.

"dihabiskan ya mas dan obatnya diminum." pesan Sahla.

Sultan hanya mendengus kesal mendengarnya sambil membuka pintu mobil.

Sedang Sahla. Matanya masih memandangi mobil suaminya sampai meninggalkan apartemen.

Ia tahu yang Ia lakukan sedikit berbahaya. Tapi Ia ingin suaminya melihat perjuangannya. Bahwa Ia benar-benar ingin memperbaiki hubungan mereka, bahwa apa yang dilakukannya dulu tak seperti yang dibayangkan suaminya. 

Sahlapun segera kembali ke apertemen.

Esoknya suaminya masih mendingin tapi mau duduk semeja makan dengannya menikmati sarapan pagi meski hanya beberapa suap kemudian berangkat.

Ia masuk kamar yang kini ditempati  suaminya. Cukup berantakan. Beberapa baju tergeletak begitu saja di atas tempat tidur, diatas nakas tampak laptop masih menyala. Sahla segera merapikan dengan cekatan.

Selagi membereskan tiba-tiba suara bel berdencang, benaknya bertanya-tanya siapa yang datang pagi-pagi begini. Apa Ibu? Ia segera meluncur membuka pintu. 

Tak disangka yang datang bertamu adalah orang tak diduga. Tante Rindy. 

"Tante?" Pekik Sahla saat melihat tante rindy menatapnya garang. 

Dengan begitu kilat tangan lentik tante Rindy melayangkan tamparan dahsyat di pipi Sahla memciptakan warna kemerahan dipipinya. 

"Tante, mengapa tante menamparku?" Cecar Sahla dengan sakit yang Ia tahan, Ia memegangi pipinya yang memerah. 

"Itu balasan atas perlakuanmu pada Sultan! berani-beraninya kamu mengkhianati dia, menyelingkuhi dia dan membuatnya masuk rumah sakit! kamu pikir tante nggak tau, Hah?" Omel tante dengan penuh amarah. 

Pernikahan SurgaWhere stories live. Discover now