Kejutan Yang Tak diharapkan

2.7K 87 0
                                    

Sultan sudah mempersiapkan segala kejutan untuk istrinya, bahkan sampai menghias kamarnya dengan bebungaan dan wewangian. Namun sang istri belum juga pulang padahal ini sudah malam. Berkali-kali Ia hubungi namun handphone Sahla tidak aktif. Membuatnya benar-benar khawatir. Iapun telah mencoba menghubungi kedua orang tua Sahla, juga teman-temannya namun tak ada yang tahu. Satu yang belum sempat Ia dapatkan kabar, yaitu kabar dari Firsa, yang ternyata handphonenya pun tidak aktif. Entah mengapa ia yakin istrinya bersama Firsa sahabat karibnya. Sejak pulang siang tadi Ia tak mendapatkan kabar apapun dari Istrinya, bahkan Bi Elinpun tak tau kemana perginya Sahla. Ia hanya melihat Sahla pergi sekitar jam 8 pagi.

Hatinya bertanya-tanya apakah menghilangnya Sahla salah satu bentuk protesnya terhadap sikap dingin Sultan akhir-akhir ini? juga tentang tidak pulangnya Sultan semalam? Ya itu analisis yang masuk akal. Sahla mungkin kesal karena suaminya itu tidak pulang dan beranggapan bahwa Sultan masih marah, akhirnya melampiaskan untuk pergi tanpa kabar.

Sejujurnya alasan Sultan tidak pulang karena pekerjaan di kantor yang lumayan menumpuk ditambah harus meeting dengan klien hingga larut malam akhirnya Ia menginap di Hotel tempat Ia meeting, karena sudah terlalu lelah. Ia memang sengaja tidak mengabari sang Istri karena ingin sedikit membuat Sahla khawatir padanya lalu mencari-cari dirinya, namun nyatanya kini istrinya yang sunggu membuatnya amat sangat khawatir.

Sultan bingung kemana lagi Ia mencari, wajahnya menampakkan kegalauan dan kekalutan. Separah itukah sikapnya kemarin hingga Istrinya menghilang? Sejujurnya Ia hanya ingin Sahla tau bahwa dirinya sangat pencemburu bahkan terhadap seseorang yang hanya dianggap sebagai sahabat, cemburu akan keakraban mereka. Sikap dinginnya kemarin hanya Ia ingin Sahla yang memulai perdamaian itu, memulai untuk meminta maaf atas kekhilafan Sahla telah membuat suaminya cemburu, namun yang Ia dapat malah Istrinya menghilang, sungguh diluar dugaanya bahkan diluar dari rencananya. Benar saja sebaik apapun rencana yang dibuat manusia tetap rencana Allah sebagai penentu terbaik. Baiklah Sultan tidak ingin kehilangan Istrinya. Belum ada kata terlambat Ia harus mengembalikan hubungan dengan istri tercinta dan memulai perdamaian. kembali Ia menjalankan mobilnya.

"Sayang kamu dimana?" desisnya lalu mengucap tasbih.

Ia sudah keliling tempat-tempat yang sering Sahla datangi. Namun nihil.

Dipenghujung keputus-asaannya, tepat saat ia hampir sampai di apertemen. Handphonenya berdering. Nomor baru. Sultan segeran mengangkatnya.

"Hallo Assalamualaikum, mas Sultan.."

"Iya ini siapa?"

"Ini Firsa mas, sekarang saya sedang dirumah sakit. Mas bisa kesini kan? Sahla masuk rumah sakit, Mas. Segera ya mas." Belum sempat Sultan berbicara telpon telah tertutup.

Rumah sakit?Kenapa dengan istriku?Ya Allah....semoga tidak terjadi apa-apa. doanya

Belum sempat Sultan hendak menelfon lagi, satu sms mendarat, dari nomor yang tadi. Memberitahukan alamat rumah sakitnya. Di Rs. Fatmawati. Sultan segera meluncur. Iapun tak lupa untuk memberitahukan keluarga. Mertuanya dan juga Mama.

Sesampainya di rumah sakit. Ia menemukan Firsa bersama Wildan. Sultan sedikit dingin pada laki-laki itu, hatinya masih dirambati cemburu, apalagi otaknya kembali memutar memperlihatkan kembali Sahla berboncengan dengan Wildan.

Firsapun menceritakan kejadian yang menimpa Sahla hingga bisa berada dirumah sakit ini.

Sore tadi, usai dari Islamic Story Ia, Sahla dan Wildan jalan-jalan keliling Jakarta karna Sahla yang memintanya. Mereka juga mampir di sebuah restoran sunda. Saat sore semakin menua Ia dan Sahla berencana pulang, saat itu Sahla merasakan tak enak badan, perutnya terasa sakit dan kepalanya pusing. Ia izin sebentar ke kamar mandi restoran yang mereka singgahi itu, menyuruh Firsa untuk menstater motornya. Saat itu Widan sudah keluar duluan. Setelah begitu lama Firsa menunggu Sahla tak jua muncul. Akhirnya ia susul ke kamar mandi. Firsa kaget bukan kepalang melihat Sahla terduduk di lantai dengan darah yang mengalir dari balik gamisnya, Ia menangis dan meringis kesakitan, tampak seorang perempuan menolongnya untuk bangun namun tangis Sahla semakin pecah.

"Sahla, Astagfirullah, kamu kenapa?" Firsa menghampiri.

"Akhhh...Huhuhu... nggak, nggak, jangan keluar .... jangan keluar... huhuhu." Teriak Sahla  dalam tangisnya berusaha mengumpulkan darah yang berceceran hingga kedua telapak tangannya penuh dengan darah.

"Sayang kamu kuat, kamu nggak kenapa sayang, jangan keluar huhu." Sahla masih tidak berhenti mempertahankan si darah untuk tidak keluar.

"Sahla cukup, Sahla, jangan menangis, kita ke rumah sakit ya." Firsa segera membantu Sahla berdiri namun sia-sia karena tubuh Sahla roboh pingsan. 

Bersama perempuan yang rambutnya dikuncir kuda Firsa mempobong tubuh Sahla keluar restoran. Tampak beberapa orang menyaksikan mereka. Beberapa pelayan membantunya. Satu taksi di hentikan oleh salah satu pelayan restoran itu. 

Menurut cerita perempuan yang Firsa temui di kamar madi,  Sahla terpeleset saat berada di kamar mandi yang sedang dibersihkan. 

Sebelum taksi melaju Firsa meminta bantuan Wildan untuk membawa motornya dan dia pergi ke rumah sakit dengan taksi. Firsa belum sempat memberitahukan Sultan saat itu, karena handphone miliknya dan milik Sahla mati. Saat Wildan datang ke rumah sakit barulah ia dapat menghubungi, itupun sudah malam karna Wildan sempat ditangkap polisi saat razia ia tak membawa SIMnya dan STNK milik Firsa. Sultanpun hanya menghela nafas usai mendengar serentetan cerita Firsa.

"Maafkan Firsa ya mas. Andai Firsa mengantarkan Sahla ke kamar mandi .Mungkin Sahla nggak akan seperti ini."

"Sudahlah, nggak usah disesali. Kita berdoa saja semoga tidak akan terjadi apa-apa." Seru Sultan seraya menghibur diri.

Sungguh dibalik lubuk hatinya ada penyesalan. Ia sadar bahwa dirinyalah penyebab Sahla kini terbaring. Menuduh istrinya memiliki hubungan dengan wildan, mendiaminya berhari-hari, memicu pertengkaran yang membuat Sahla mungkin memendam kesedihan dan stress demi meladeni sikap dingin Sultan, padahal jelas-jelas Sultan tahu istrinya sedang hamil, mengandung darah dagingnya. Suami macam apa Ia telah membuat Istrinya menderita, menorehkan luka batin yang mendalam, menyematkan duka dengan persoalan yang mungkin bisa diselesaikan baik-baik.

Mengapa Ia terlambat menyadari itu? sungguh Ia terlalu memainkan egonya, kecemburuan membutakan mata dan hatinya. Andai kemarin Ia mau duduk mendengarkan penjelasan istrinya, berprasangka baik pada sosok yang Ia perjuangkan menjadi pendamping hidupnya mungkin tak akan seperti ini jadinya. Mungkin Ia akan kembali memupuk cinta. Ah mengapa Ia sebodoh itu. Mengapa pikiran jelek menguasai dirinya hingga begitu tega telah bersikap kejam. Hatinya mulai tercabik-cabik rasa bersalah.

"Abang yang sabar ya." Ucap Wilda melihat kesedihan dari balik mata Sultan.

"Euu, terima kasih... Wildan." Ucapnya, Wildan hanya tersenyum.

***

Matanya masih tertutup. Wajah bersihnya masih tampak pucat namun tenang. Disisinya Sultan memegangi tangannya yang putih bersih itu. Ia meciumi sedalam kasih dan cintanya. Seperti tak ingin melepaskannya. Kini tangannya tergengam erat.

"Sayang maafin mas ya." Lirihnya.

Tak terasa embun mengalir hangat dari pipinya. Baru kali ini ia menangis sebagai seorang suami. Rasanya banyak sikap dia yang salah selama ini. Sungguh Ia sangat amat menyesal, bahkan ketika mengetahui sesuatu yang membuatnya semakin bersalah, sebuah kejutan yang tidak diharapkan, yang amat tidak ingin Ia dengar. 

"Sultan," Panggil Mama menepuk pundak Sultan yang masih memegangi tangan Istrinya.

"Ma...ma,"

"Sabar ya nak." Ucap Mama memeluk anak semata wayangnya.

Dari sini Sultan tahu, apa yang harus Ia lakukan. Ia harus bisa menjadi penopang yang tangguh untuk belahan jiwanya yang masih terbaring lemah. Untuk membesarkan hati istrinya nanti ketika telah membuka matanya. Ya.. Ia kini sudah merasa lebih baik ketika harus menerima satu yang menyakitkan.

____
Kira-kira Sahla kenapa yaa? semoga tidak terjadi apa-apa dengan Sahla yaa....
ikutin terus yaa kelanjutannya semoga banyak mendatangkan manfaat dan hikmah untuk kita semua agar selalu menjalin komunikasi dengan pasangan kita hehe

Kalo yang masih jomblo semangat menjadi lebih baik yakkk
jangan lupa tinggalkan komentar dan votenya yuk biar semangat lanjutin ceritanya nihh

Pernikahan SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang