Prolog

420 135 202
                                    

Karya ini Fiksi bertema Historical fiction bercampur Fantasi.
Tidak ada hubungan sama sekali
dengan nama tokoh, latar, dalam sejarah.
***
(Play the Music)

Kyoto, 1864.

Dendam pribadi menyebabkan pemberontakan besar-besaran di istana yang menewaskan banyak prajurit termasuk dua rakyat biasa, dan itu semua disebabkan oleh samurai muda yang terkenal kala itu.

***

Suara berat pedang beradu satu sama lain, menghasilkan suara nyaring menandakan pertarungan sengit berlangsung.

Pertarungan seimbang karena salah satu samurai yang berada di bawah masih menahan pedangnya agar tidak goyah, berbeda dengan lawan samurai tersebut yang berusaha menghancurkan pertahanan orang yang berada di depannya.

Sekali lagi bunyi derit pedang tertahan, benturan dari pedang yang berada diatasnya berusaha keras memotong bilah besi di bawahnya.

Lawan samurai tersebut mulai terdesak, semakin terdorong ke bawah kemudian lawannya mengayunkan pedang seakan ingin menghunus ke samurai kemudian ia berusaha menangkisnya dengan cepat.

“Ini tidak akan mudah bagimu, jangan hanya menangkis, serang aku Yoshi!” ejek samurai lainnya yang merupakan lawannya, melakukan serangan yang sama membuat samurai yang bernama Yoshi yang mulai terdesak.

Yoshi hanya tersenyum tipis sambil menahan pedang terus menekan ke arah bahunya.

“Aku tidak akan menyerangmu. Bertarung seperti ini tidak akan menyelesaikan masalah.”

“Hah, apa? Berani kau bilang seperti itu. Kau tau kau jahat sekali Yoshi, bisa-bisanya kau lebih mementingkan rencana balas dendam daripada menyelamatkan Meira, cih.” Jinei menggertakan gigi marah, sambil melanjutkan menyerang Yoshi dengan membabi buta

“Aku tidak peduli toh, selama tujuanku tercapai, aku tidak mau tau apa yang terjadi pada Meira, lagipula salah dia sendiri bukan sampai tertangkap, makanya harusnya dia bisa jaga diri, merepotkan. ”

Yoshiaki mengerutkan kening, bingung dengan arah pembicaraan mereka.

“Cih, kau sudah gak waras Yoshi.” Pedang itu lagi-lagi diayunkan dan siap dihunuskan tepat ke arah jantung Yoshi. Yoshiaki yang berada dalam keadaan terdesak masih memasang senyumnya.

Meira yang disandera oleh Maruho, berusaha meronta untuk melepaskan  diri, namun nihil dan naas ia malah harus menyaksikan dengan mata kepala sendiri ketika menyaksikan Yoshiaki akan terbunuh.

“Jangan... kumohon, Jinei. Biarkan Yoshiaki. Ini semua salahku karena jatuh ke perangkap musuh. Yoshiaki tidak bersalah,” Meira terisak lirih, air mata mulai menetes dari matanya.

Jinei tidak mempedulikan itu, emosi telah memakan jiwanya mengingat Meira yang lebih memilih Yoshiaki dibandingkan dirinya yang selalu bersama sejak kecil.

Jinei sedikit memundurkan langkahnya, mempersiapkan pedang yang akan dihunuskan.

“Apapun yang terjadi aku akan memilih pilihan yang sama,” ucap Yoshiaki tetap menyeringai lalu membuang pedangnya ke tanah.

“Nah, ayo serang aku.”

Tidak ada keraguan, Jinei berlari lalu bersiap menghunuskan pedangnya.

Semua berlalu dengan cepat lalu darah segar menciprati di wajah Jinei seketika itu juga.

Pemilik darah itu terjatuh tergeletak di depan Yoshiaki, yang tak lain adalah Meira yang menjadi perisai Yoshiaki. Jinei melihat itu terdiam kemudian menghampiri Meira sudah tidak bernyawa karena ulahnya.

“Kau!! Tidak akan kumaafkan.”

Jinei berlari ke arah Yoshiaki, mengambil pedang berlumuran darah. Menghunuskan bilah tajam itu namun kejadian tidak terduga terjadi sebelum Yoshiaki menangkisnya, Jinei menusukkan diri dengan pedang Yoshiaki.

Yoshi terjatuh di tanah, menatap sobat karib yang pergi begitupula dengan Meira. Perlahan ia cabut pedang tersebut dari Jinei kemudian menutup matanya.

Yoshi merasa menyesal tidak menghentikan sahabatnya, tidak terpikir apapun lagi, ia bersiap menikam jantungnya dengan pedangnya namun terhentikan.

"Tidak ada gunanya kau lakukan itu, hanya akan membuang nyawamu sia-sia," ujar perempuan yang tiba-tiba muncul.

Perempuan aneh memakai yukata serba gelap lalu rambutnya digerai panjang dengan iris mata biru terang  disertai anting berbentuk kupu-kupu berwarna biru menggantung di telinganya.

“Siapa?” tanya Yoshi menatap dengan  berlumuran darah.

“Aku sudah memperhatikanmu dari tadi samurai, aku akan memberikan kesempatan. Bagaimana?”

NB: Satu vote dan komenmu sangat berarti bagi author.

[04.02.19]

A/N

Halo, ketemu lagi dengan author ini. Ya, ni. Setelah hiatus beberapa minggu akhirnya comeback lagi dengan project baru lagi dari Classical Clover. Sedikit deg-degan, semoga berjalan lancar dan tamat.

Hiraya: From Beginning To The End (On Going)(Fantasi)Where stories live. Discover now