(16) Clue 5(Part 2)

73 48 11
                                    

Berjalan menyusuri koridor, Emi melihat anak-anak berlalu lalang sibuk dengan aktifitasnya, entah ke kantin, mengobrol dengan teman ataupun pasangan yang sibuk di dunia seakan dunia milik berdua yang membuat siapapun akan iri melihatnya tetapi Emi...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berjalan menyusuri koridor, Emi melihat anak-anak berlalu lalang sibuk dengan aktifitasnya, entah ke kantin, mengobrol dengan teman ataupun pasangan yang sibuk di dunia seakan dunia milik berdua yang membuat siapapun akan iri melihatnya tetapi Emi tidak punya waktu untuk memperhatikan itu.

Dalam benaknya ada banyak pertanyaan yang ingin ia pertanyakan namun untuk sementara ia simpan sampai ia menemukan ruangan yang dimaksud 'perempuan itu' kemudian ia menuruni tangga hingga ke lantai satu, lantai paling bawah.

Sesudah menuruni tangga, ia melanjutkan jalan ke ruang kesenian dekat dengan kelas 10-7, ruangan yang paling pojok yang berada di antara ruang klub panah dan sudah lama tidak digunakan karena dijadikan penyimpanan barang kesenian lama lalu disana beredar gosip yang mengatakan jika kalian menatap cermin tersebut kalian akan hilang karena bayangan dari dalam cermin yang akan mengantikan dirimu. Begitulah gosip yang sering ia dengar.

Walaupun begitu sampai saat ini bohong jika ia tidak penasaran tentang ruangan yang sering jadi bahan gosip anak-anak. Emi yang sudah berada di depan depan pintu merasa jantungnya berdebar dengan kencang karena rasa penasaran muncul menghantuinya.

Suara pintu yang terbuka perlahan terdengar, Emi memunculkan kepala dari sela pintu untuk melihat ruangan seni patung yang sudah lama tidak terpakai. Berjalan masuk, ia melihat sekitar dengan penasaran, lukisan, cat air, kanvas, origami, dan masih banyak benda lainnya.

Begitu pula dengan cermin dengan berbagai ukuran terletak di tiap-tiap sudut, ditambah cermin-cermin kecil yang sudah hancur berserakan karena sudah lama tidak dibersihkan namun yang menarik atensi Emi saat itu adalah sebuah cermin besar yang berada di tengah-tengah ruangan. Cermin besar tersebut ditutupi oleh sebuah kain putih menambahkan kesan misterius.

Rasa penasaran yang menyelimuti membuat Emi berjalan mendekat lalu membuka kain putih yang menyelimuti cermin besar itu.

Begitu membuka cermin tersebut, Emi terkesima dengan cermin besar antik yang cukup mengkilap dengan bingkai berwarna biru laut yang menghiasi di bagian luar.

Bayangan dirinya yang terpantul dengan jelas sendirian di cermin membuat Emi sedikit cemas, sesaat ia takut mengira suara tadi adalah halusinasinya saja.

"Halo, ada orang disini? Aku bukan halusinasi kan? Cepat keluar dan tolong tunjukkan dirimu," ujar Emi frustasi. Sudah mengikuti kata-kata perempuan aneh karena mengira itu bukan suara halusinasi belaka.

'Hah, aku sudah gila sepertinya.' Pikir Emi setelah memastikan tidak ada siapapun di dalam sana selain dirinya ia menghela napas kasar. 'Padahal aku yakin jika suara tadi bukan salah satu teman sekelas, aku belum pernah dengar suara itu sebelumnya tapi sekilas suara tegas perempuan tadi terkesan khawatir.'

Suara tawa kecil terdengar di ruangan membuat Emi langsung menoleh untuk mencari sumber suara tersebut namun sosok itu masih tidak mau menampakkan diri. "Hihi, kau tidak gila. Aku ini orang beneran tapi aku memang sengaja tidak menampakkan diri agar identitasku tidak ketahuan.

Hiraya: From Beginning To The End (On Going)(Fantasi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang