(26) That Accident

60 40 3
                                    

Pupil mata biru milik Mitsunari terbuka lebar saat bangun, napasnya tersengal-sengal ditambah keringat dingin yang mengucur di dahinya membuktikan jika ia baru saja mimpi buruk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pupil mata biru milik Mitsunari terbuka lebar saat bangun, napasnya tersengal-sengal ditambah keringat dingin yang mengucur di dahinya membuktikan jika ia baru saja mimpi buruk.

"Mimpi itu lagi..."

Mengacak-acak rambutnya frustasi, Mitsunari memijat pelipisnya untuk menenangkan dirinya setelah mimpi buruk. Sudah lama sejak hari itu, ia hampir tidak pernah memimpikan kejadian itu. Kenangan pahit yang pernah ia alami semasa SMA dulu.

Suara pintu yang terbuka membuat Mitsunari menoleh ketika mendapati Anzu menghampirinya, menarik salah satu kursi dan duduk di dekat ranjang. "Kak Mitsunari sudah bangun ya? Gimana perasaan kakak?" tanya Anzu dengan senyum manis khasnya.

"Rasanya kepalaku sedikit pusing," jawab Mitsunari memegangi kepala.

Anzu menyodorkan segelas air pada Mitsunari. "Ini minum dulu kak."

Mitsunari langsung meneguk air putih yang ia terima dari adiknya lalu kembali bertanya.

"Ngomong-ngomong apa yang terjadi, kenapa aku pingsan? Seingatku kita bukannya ke taman bermain?"

Rentetan pertanyaan itu meluncur dari mulutnya, mengingat ia tidak ingat sama sekali apa yang terjadi. Entah kenapa ia malah lupa dan tidak bisa ingat sama sekali dan setiap ia mengingatnya kepala berdenyut.

"Ah, sayang sekali seharusnya saat itu kita bersenang-senang, Kak Mitsunari malah pingsan saat di rumah hantu," ujar Anzu dengan raut muka sedih.

"Begitukah kalau gitu lain kali kita ke sana lagi ya," ajak Mitsunari, segera setelah itu Anzu tersenyum cerah seperti anak kecil. Setelah itu Mitsunari menatap Anzu sebelum bertanya lagi.

"Hari itu kita bertemu seseorang kan?"

Anzu terkejut mendengar pertanyaan yang dilontarkan Mitsunari, sebisa mungkin ia berdalih agar Mitsunari tidak menyadari.

"Tidak." Anzu menjawab cepat.

"Aku yakin melihat karyawanku," sambung Mitsunari merengut.

"Kakak pasti salah lihat." Anzu menjawab setenang mungkin agar Mitsunari tidak curiga tapi entah kenapa Mitsunari malah berusaha menanyainya seakan memancingnya.

"Saat itu aku sempat melihat Emi bersama seseorang walaupun samar-samar."

Raut muka terkejut Anzu sempat membuat Mitsunari curiga pada awalnya namun ketika berusaha menanyakan lagi, Anzu tersenyum palsu untuk membohonginya.

Tatapan serius meminta jawaban dari Mitsunari membuat Anzu tersenyum palsu untuk membohonginya

"Perasaan Kak Mitsunari aja. Oh ya, aku mau pergi latihan dulu," ujar Anzu buru-buru keluar meninggalkan Mitsunari begitu saja.

"Tidak biasanya dia begitu," gumam Mitsunari menatap arah pintu.

****

"Tidak ada waktu lagi, sekarang kita harus keluar dan pergi jauh dari sini."

Hiraya: From Beginning To The End (On Going)(Fantasi)Where stories live. Discover now