(5)Back After Reset[リセット後に戻る]

110 80 31
                                    

Takdir tidak bisa ditebak maupun apa yang akan terjadi,  tanpa sadar aku semakin penasaran denganmu—Hagiwara Yoshiaki

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Takdir tidak bisa ditebak maupun apa yang akan terjadi,  tanpa sadar aku semakin penasaran denganmu—
Hagiwara Yoshiaki

“Kak! Bangun, kau tidak apa-apa?” ucap perempuan itu menggoyangkan badan Yoshi dikira pingsan.

“Kelihatannya, dia shock karena tadi deh.”

“Lihat, kelakuanmu memang jahil kan kakak ini jadi kena imbasnya.”

Anak perempuan yang berada di depannya terlihat seperti cemas, menatap Yoshi yang tak kunjung bangun.

“Duh, gimana ini? Aku tadi kan gak sengaja, karena gemas dengan reaksimu, aku tidak menyangka dia bakal pingsan.”

“Saragi juga, jahil boleh tapi hati-hati dong,” omel Suzumi merupakan temannya yang sama-sama menaiki kereta dengannya karena satu arah.

Sayup-sayup suara dua perempuan di depan memasuki indera pendengaran Yoshi yang sedikit demi sedikit mulai terbangun dari tidurnya.

Bulu matanya mulai bergetar, mata yang berkedip menampakkan obsidian miliknya terbuka sempurna setelah penyesuaian cahaya yang masuk.

Uukh rasanya pusing, ribut-ribut kenapa? Ah ya, daripada itu aku harus mencari Kurazono. Sial aku lupa sudah melewatkannya.

“Sana minta maaf dulu,” suruh Suzumi menyikut lengan Saragi.

“Ya deh,” ujar Saragi menatap Yoshi kemudian membungkukkan badan.

“Aku minta maaf kak, kakak syok dan terbentur setelah menangkap Suzumi yang terjatuh karena aku tidak sengaja mendorongnya.”

Yoshi yang bingung permintaan maaf Saragi akhirnya tersadar apa yang terjadi setelah ia menemui Kikai. Waktunya kembali namun bergeser tapi tempat pendaratannya tetap sama sesuai dengan yang dikatakan Kikai sebelum ia menghilang.

Saragi mengibaskan tangan di depan wajah Yoshi menyadarkan sempat terbengong.

“Ah, tidak apa-apa. Lainkali jangan berbuat jahil seperti itu Nona.”

Ia menopang dagu, menatap kedua perempuan di hadapannya.
“Sebagai ganti permintaan maaf kalian, aku ingin bertanya sesuatu? Boleh?”

Suzumi bingung menoleh ke arah Saragi yang mengangguk bersedia menjawab pertanyaan Yoshi. “Tidak apa-apa silahkan kak,” balas Saragi.

“Apa kalian mengenal Emi Kurazono? Perempuan yang tadi kalian maksud?”

Saragi tersenyum kemudian menjawab, “Tentu kak, aku satu klub dengannya. Emi adalah ketua klub panah sejak kelas satu, itu yang aku tau kak,” jelas Saragi.

Jadi di masa sekarang panahan dijadikan sebagai olahraga. Aku jadi teringat masa dulu, dimana aku pertama kali bertemu dengannya, berkat panah sebelum aku memperkenalkan pedang kepadanya.

Hiraya: From Beginning To The End (On Going)(Fantasi)Where stories live. Discover now