(3)Ban on Physical Contact[身体的接触の禁止]

158 90 47
                                    

Sekarang kita kembali ke Yoshi sedang terjebak di kereta, akhirnya memilih duduk di kereta menatap tas yang berisi jam pasir berada di dalam tasnya, pergerakannya pasir tersebut berhenti di tengah-tengah.

Entah apa yang menyebabkannya sehingga berhenti seperti itu, ia berpikir seraya menatap jam kemudian kupu-kupu biru sedaritadi hinggap di bahunya berpindah tempat terbang di atas LCD yang menunjukkan apa stasiun pemberhentian selanjutnya, bertuliskan Osaka dengan waktu tertulis lima menit akan sampai di rute itu.

Pandangan Yoshi yang semula fokus terhadap papan, menjelajah bagian lain dari kereta. Menelusuri mulai bagian gerbong cukup luas, kursi empuk nan hangat, tatakan meja, terdapat lorong antara kamar kecil dan bagian gerbong lalu terdapat berbagai fasilitas mewah dan kotak kecil dengan dua bulatan kecil menempel di tembok.

Ia beralih menatap kotak kecil lalu mulai meraba sisi kotak dan jarinya bergerak menuju bagian tengah bulatan sontak Yoshi kaget lalu menjauhkan tangannya dari sana.

'A-apaan itu tadi, rasanya jariku seperti tersengat listrik. Kotak kecil itu berbahaya.' Pikir Yoshi dalam hati seraya mengusap jarinya.

Tidak jauh dari tempat Yoshi duduk, beberapa anak perempuan memperhatikannya lalu seorang perempuan berdiri menyodorkan kabel putih kepada Yoshi lalu berkata,

"Anu, kak butuh kabel pengisi daya? Kenapa memasukkan tangan ke stop kontak?" tanya perempuan itu heran menatap Yoshi yang menatapnya bingung.

Yoshi membalas tatapan perempuan dengan senyum tipis yang langsung membuat siswi yang duduk berteriak girang.

'Hahh? Tadi dia bilang itu stop kontak? Mungkin dari sana listrik itu berasal, ternyata banyak perbedaan dengan zamanku. Wah, ini menarik. Ternyata di masa depan sudah banyak berkembang.'

Perempuan itu bingung ditatap berusaha agar tidak salah tingkah karena teman-teman yang duduk tidak jauh dari sana menyoraki mengira Yoshi menyukai perempuan itu.

"Apa aku salah? Kenapa kakak tidak memberikan respon?" tanya dengan bingung.

Yoshi yang terpanggil akhirnya merespon, "Tidak kok, aku tidak memerlukan itu," jawab Yoshi sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Mohon perhatian, sesaat lagi kereta api akan tiba di stasiun Osaka.

Suara pengumuman yang telah mengumumkan bahwa kereta telah sampai di tempat tujuan. Yoshi menghela napas lega karena sebentar lagi akan terbebas teman siswi sekolahan tadi yang melihatnya dengan tatapan membuatnya merinding.

"Hei, Suzumi. Sana dekati kakak itu coba, tanyakan apa dia sudah punya pacar?" bisik salah satu teman Suzumi menyikut dengan semangat membuat ia gugup.

Saking semangat temannya, Suzumi terdorong dan hampir menabrak jika ia tidak mengerem mendadak. Akhirnya ia memutuskan bertanya dengan asal, "Kenapa kakak daritadi menatap ke arah kursi itu?" Keringat dingin langsung membanjiri Suzumi seketika ia berusaha membetulkan ucapannya.

"M-maksudku, tempat tadi diduduki oleh Emi. Apa kakak pacarnya, soalnya tadi kalian kelihatan akrab."

"Pacar? Tadi kau menyebutkan Emi itu artinya Kurazono kan?"

Jadi namanya adalah Kurazono Emi. Pikir Yoshi dalam benaknya.

Suzumi mengangguk ketika ia yang malah ditanya balik oleh Yoshi.

"Tapi maaf nona Suzumi tidak sopan untuk menyimpulkan bahwa aku berpacaran dengan Kurazono yang baru kukenal walaupun aku punya seseorang yang kusukai," tambah Yoshi tersenyum manis membuat teman-teman Suzumi terpesona seketika itu.

'Hah, orang yang kusukai? Jangan bercanda aku tidak tertarik terhadap hal begitu. Aneh, tapi barusan yang terbayang Kurazono padahal seingatku akrab dengan Miera saja.'

Hiraya: From Beginning To The End (On Going)(Fantasi)Where stories live. Discover now