(12) Clue(2)[手がかり]

76 56 5
                                    

"Hmm, maaf jika aku bodoh lagipula kau juga sama saja seperti saat pertama kali bertemu, tapi aku akui aku ingat kok denganmu cuma aku sengaja saja begini karena kau tidak sopan saja atau mengajarimu tata krama nona Anzu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hmm, maaf jika aku bodoh lagipula kau juga sama saja seperti saat pertama kali bertemu, tapi aku akui aku ingat kok denganmu cuma aku sengaja saja begini karena kau tidak sopan saja atau mengajarimu tata krama nona Anzu.

Ah, aku akan panggil namamu sesuai yang aku mau. Kaiyo. Impas bukan? Jangan samakan aku denganmu yang kerjanya mengikat benang merah dan mengerjaiku kalau kerjamu hanya begitu jadi tukang jodoh saja."

Anzu yang mendengar itu merasa kesal dengan muka merah padam.

"A-Apa kau bilang. Tahu apa kau sampai berani bilang seperti itu, padahal kau juga sama bukan?" Anzu menatap sinis Yoshi dengan nada meremehkan.

"Samurai berhati dingin sepertimu tidak akan mengerti rasa kesepian yang aku selalu alami. Perasaan kesepian yang berujung kebosanan karena tidak ada yang pernah menganggapku sama sekali, kau tidak akan tahu rasanya."

Mata Anzu mulai memanas ditambah tangannya yang mulai dikepalkan erat-erat. Ia tidak pernah emosi seperti ini, seharusnya ia bisa menahan perasaan yang ia selalu pendam, dan ia tidak perlu membicarakan kepada Yoshi yang sebatas orang asing. Benar untuk apa ia memikirkan hal seperti ini seperti orang bodoh bukannya ia memiliki Mitsunari yang kapan saja dapat dikendalikan sebagai bonekanya.

Ya, tentu saja untuk apa dia repot-repot memasukkan kata-kata tersebut ke dalam hati. Tidak mungkin kan ia ingin diperhatikan Yoshi hingga tanpa sadar menjadikan bonekanya juga. Jantung Anzu mulai berdetak kencang, sebuah perasaan aneh tiba-tiba menyerang dalam dirinya, entah apa itu tapi perasaan itu terasa kuat.

Tangan Anzu yang semula dikepalkan mulai bergetar, air mukanya berubah yang semula ingin marah menjadi merah padam tapi bukan yang seperti itu ekspresi yang ditunjukkan ekspresi merah merona lah yang tanpa sadar muncul di pipinya.

"Apa kau sakit? Mukamu tambah memerah tuh."

"Dasar bodoh, aku ada alasan kenapa begini. Sudahlah, kenapa aku melantur begini sih pada orang luar sepertimu lagipula aku hidup lebih dulu dan kau hidup setelah aku," sanggah Anzu mengibaskan tangannya di depan muka karena ia rasa sepertinya panas yang menyebabkan semua ini.

Yoshi menatap bingung sambil mengendikkan bahu lalu menjawab," Ya, ya aku memang bodoh terus tidak tahu apa-apa apalagi masalah yang pernah kau alami dulu dan aku tidak pernah hidup di jamanmu tapi satu hal yang aku tahu jika kau jujur pada dirimu dan pada orang lain juga setidaknya pasti ada seseorang yang menyayangimu dengan tulus Anzu," tutur Yoshi panjang lebar kemudian menarik napas karena ini pertama kalinya ia bicara panjang lebar.

"Kau hanya harus mencarinya. Pokoknya begitulah, tumben aku malah jadi ceramahin orang padahal ini bukan gayaku banget."

'Tunggu? Ceramah? Jujur? Benar juga, seandainya aku jujur pada saat itu dan aku mempunyai kesempatan untuk memberitahu bahwa aku juga mencintai Miera tapi di sisi lain aku juga menganggapnya adikku juga.'

Hiraya: From Beginning To The End (On Going)(Fantasi)Where stories live. Discover now