(23) First Muse(最初のミューズ)

52 35 10
                                    

Di aula dojo yang didominasi lantai kayu, seorang pria dewasa mengangkat pedang bambu ke atas untuk kemudian diarahkan ke bagian kiri perut sehingga pedang yang berada di tangan sang lawan terlepas ke lantai dan dengan begitu berakhirnya selesai l...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di aula dojo yang didominasi lantai kayu, seorang pria dewasa mengangkat pedang bambu ke atas untuk kemudian diarahkan ke bagian kiri perut sehingga pedang yang berada di tangan sang lawan terlepas ke lantai dan dengan begitu berakhirnya selesai latihan dasar untuk hari ini.

Anak SMA yang menjadi lawannya melepas topeng yang dipakainya setelah itu memberi hormat begitu latihan telah selesai lalu berkata," Kobayashi sensei tidak ada celah seperti biasa," ujar anak laki-laki tersebut lalu menghela napas berat.

Kobayashi sensei terkekeh kemudian menepuk bahu muridnya. "Sebaiknya perbanyak latihanmu, minggu depan kita latih tanding lagi."

Setelah selesai mengatakan itu, suara pedang bambu terpelanting ke lantai membuat atensi semua orang yang ada di tempat tersebut menatap anak laki sesaat sebelum menertawakan.

Melangkah mendekat ke arah anak tersebut, Kobayashi mengambil pedang bambu dari anak lalu mempraktikan cara yang benar. "Posisi tanganmu saat mengenggam pedang masih ragu-ragu, lebih kuat lagi," ujar Kobayashi menatap anak tersebut dengan lembut.

"B-baik, sensei," jawab anak tersebut lalu melatih gerakan yang tadi disuruh namun saat sedang latihan tiba-tiba laki-laki berumur enam puluhan menghampiri Kobayashi yang sedang bersama anak tersebut lalu merebut pedang itu darinya.

"Lemah, ulangi lagi," tegur laki-laki tua lalu memukul pergelangan tangan anak tersebut dengan pedang bambu hingga memerah. Kobayashi langsung berdiri di depan dan mengenggam tangan anak itu.

"Ayah, tolong jangan terlalu keras pada Mitsunari." Raut wajah cemas terpancar dari wajah pria itu saat ayahnya memaksa Mitsunari latihan.

"Kau terlalu memanjakannya selama enam bulan ini, dia bahkan belum bisa teknik dasar dengan benar."

Mitsunari memilih bersembunyi di balik punggung ayah, memandang sang kakek dengan takut.

"Jika kamu tidak bisa mengajarinya biar aku yang ambil alih mulai dari hari ini."

Tidak bisa membantah keputusan kakek, Kobayashi hanya bisa pasrah mengikuti kata sang kakek kemudian mengelus punggung Mitsunari.

"Ayah, minta maaf."

"Tidak apa-apa, ayah."

Mitsunari memaksakan senyum tipis di bibir agar ayahnya tidak cemas tentang dirinya yang harus menerima latihan ekstra dari kakek karena ia tahu sifat kakek yang cukup keras.

****

Latihan keras berlangsung selama seminggu terakhir berhasil Mitsunari jalani dengan baik bahkan latihan itu membuahkan hasil saat ia berhasil menguasai teknik dasar 'men' di minggu kedua.

Puas dengan perkembangan Mitsunari, kakek memberikan waktu istirahat di taman yang terletak di aula tengah.

Ketika Mitsunari sedang berjalan-berjalan ia melihat anak-anak lain yang berlatih di aula utama dengan keras teknik lanjutan kendo seperti profesional padahal umur mereka tidak terlalu jauh.

Hiraya: From Beginning To The End (On Going)(Fantasi)Where stories live. Discover now