(20) Real Revenge(真の復讐)

46 37 10
                                    

Butuh waktu berjalan sekitar sepuluh menit untuk sampai di stasiun, Emi akhirnya memasuki area stasiun yang cukup ramai di sabtu siang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Butuh waktu berjalan sekitar sepuluh menit untuk sampai di stasiun, Emi akhirnya memasuki area stasiun yang cukup ramai di sabtu siang.

“Wah, ramainya sekali,” gumam Emi sembari melihat sekeliling dipenuhi lautan orang berlalu lalang kemudian Emi berjalan ke loket tiket untuk membeli tiket.

Setelah selesai membeli ia menunggu di area keberangkatan dan berdiri di garis kuning sesaat sebelum kereta datang. Beberapa menit kemudian kereta pun datang dan berhenti tepat di depan Emi.

Setelah kereta tiba di depannya dan penumpang keluar baru Emi masuk ke dalam kereta dan duduk di kursi.
Begitu semua penumpang terakhir sudah naik, kereta mulai berangkat.

Penumpang terakhir tadi tidak mendapatkan tempat duduk sehingga harus berdiri saat itu. Emi yang tidak terlalu peduli tidak menghiraukan pria itu dan memilih mendengarkan lagu sembari membaca novel.

Empat puluh lima menit kemudian akhirnya Emi sampai di tempat tujuan. Setelah itu kereta berhenti, pintu terbuka otomatis membuat orang-orang segera keluar dari dalam kereta lalu sambil menunggu suasana hingga sepi, Emi memutuskan turun namun saat ia tidak fokus seorang penumpang lain yang buru-buru keluar menubruk bahu Emi hingga novel yang tadi dibacanya terlempar ke arah dalam lantai kereta.

Emi buru-buru mengambil novel yang sempat terjatuh dan di saat yang sama tangannya bersentuhan dengan tangan lelaki yang tak ia kenal yang berusaha membantunya saat itu juga.

“Maafkan aku.” Dengan cepat Emi menarik tangannya menjauh dari pria itu kemudian ia mendongakkan kepala berniat berterimakasih, tentu saja Emi terkejut menyadari siapa sosok yang barusan membantunya.

“K-kak Ueno?”

Ueno dengan santai menyapa Emi dengan senyum manis. “Kurazono!” sapa Mitsunari senang melihat yang ada di hadapannya adalah Emi.

Mengetahui orang yang ada di hadapannya adalah bos tempat ia akan bekerja Emi membungkuk sebagai tanda hormat. Melihat hal itu Mitsunari hanya tertawa terbahak-bahak lalu mengusak pucuk rambut Emi sehingga bagian atas rambutnya sedikit mencuat sedangkan Emi cemberut karena tatanan rambutnya sedikit berantakan disebabkan Mitsunari bosnya.

Di balik ekspresi cemberut Emi, ia merasakan sesuatu perasaan yang hangat yang membuatnya tersenyum. Perasaan hangat yang sangat ia dambakan, mungkin bisa dibilang kasih sayang seorang kakak untuk adik.

Terbuai oleh lamunan sesaat yang melintas di pikiran Emi sampai diam, di satu sisi Mitsunari menatapnya sambil memiringkan kepala karena sekilas Mitsunari melihat senyum tipis terpatri di bibir Emi yang mungil itu.

Mitsunari berkata sambil menatap Emi. “Sepertinya ada sesuatu yang membuatmu senang.”

Emi langsung merubah ke sikap datarnya, mengalihkan pandangan dari Mitsunari. Entah lupa dengan situasi mereka akhirnya salah satu penumpang lain yang ingin segera naik kereta mendengus sebal karena Mitsunari dan Emi menghalangi jalan masuk gerbong kereta.

Hiraya: From Beginning To The End (On Going)(Fantasi)Where stories live. Discover now