(13) Clue(3)(手がかり)

75 54 8
                                    

"Kau!" Yoshi berusaha melepaskan diri dengan meronta-meronta namun tidak berhasil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau!" Yoshi berusaha melepaskan diri dengan meronta-meronta namun tidak berhasil. "Apa yang sebenarnya kau pikirkan? Kau tidak serius untuk melakukan ini kan? KATAKAN PADAKU!!"

Anzu yang mendengar itu malah tertawa melihat Yoshi berteriak dan marah. "Ahaha, jangan terlalu serius begitu dong. Aku kan tidak suka dengar orang marah apalagi dimarahi," kata Anzu dengan nada sedih dibuat-buat.

"Kalau begitu kenapa kau peduli, hmm? Aku hanya akan membuatnya merasakan sakit apa karena dia juga dengan berani dekat dengan orang yang kusayangi sekaligus bonekaku bukan?"

Yoshi hanya bisa diam mendengar ucapan Anzu yang mulai tidak masuk akal. "K-karena dia harus kuselamatkan kalau tidak dia akan mati," lirih Yoshi sembari memalingkan muka, senyum kecut disertai helaan napas berat terdengar.

"Ternyata kau memang cuma memanfaatkannya aja, ya bagus juga aku mau melakukan apa aja terhadapnya bukan urusanmu kan. Toh, di balik alasanmu itu ada sesuatu yang kau sembunyikan dari dia. Menyelamatkan apanya kau hanya memanfaatkannya."

Anzu mengangkat bahu lalu berputar membelakangi Yoshi tetap dengan seringaian misterius yang tidak bisa diartikan.

"Aku yakin karena alasan itu kau melompat waktu hingga ke masa depan lalu rela membuat perjanjian dengan Kikai. Arakawa kau gampang ditebak, kau ingin tahu yang sebenarnya?

Teman samurai dan perempuan yang kau ingin reinkarnasikan kau tahu faktanya, sebenarnya itu semua tidak akan terjadi jika kalian berdua pernah menyelamatkannya di hari itu, semua itu tidak akan pernah terjadi, yah mumpung aku lagi baik kau mau kuberitau sesuatu?"

Anzu memutar balik badan menghadap Yoshi tentunya dengan seringaian yang tidak lepas dari bibirnya. "Temanmu kasihan sekali kau khianati saat kejadian penculikan saat itu ditambah perempuan itu naif sekali karena di saat-saat terakhir malah me---"

"Diam! Jangan berani kau lanjut lagi penyihir aneh. Huh, mungkin kau bisa membaca masa laluku atau apa pun itu aku tidak peduli tapi Kaiyo kau sangat tidak sopan karena beraninya kau berbicara seperti itu menyalahkanku seakan kau tahu semua apa yang kurasakan dan itu bukan sesuatu yang dengan mudahnya kau katakan dengan enteng," ucap Yoshi emosi kemudian membenturkan lengannya ke belakang hingga dinding tembus pandang tersebut retak.

Anzu yang mendengar suara bentakan Yoshi tiba-tiba mulai menangis seperti anak kecil, setelahnya tangisan Anzu terdengar cukup keras membuat Yoshi kebingungan sendiri. Anzu dengan tubuh gemetar berbalik lalu berjalan pergi menjauh dari Yoshi karena ia tersentak ketika mendengar suara Yoshi yang terdengar marah dan terngiang-ngiang di telinganya.

"Huwaa! Kau jahat, kenapa harus teriak sih? Kan aku tadi sudah bilang jangan meneriaki aku tidak suka tahu. Kak Mitsunari aja seumur-seumur tidak pernah sekalipun memarahiku," ujar Anzu sembari menangis seperti anak kecil.

'Kak siapa? Kak Mitsunari? Mungkin dia adalah orang yang dekat dengan Kurazono. Ah, sial apa aku melewatkan sesuatu lagi? Seandainya aku bisa bersamanya sehingga bisa mengenalnya lebih jauh. Apa sih harusnya aku yang aku pikirkan.'

Hiraya: From Beginning To The End (On Going)(Fantasi)Where stories live. Discover now