(19) First Day in Work(仕事の最初の日)

60 38 12
                                    

Hari Sabtu tanggal 6 bulan 12 tahun 1999

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari Sabtu tanggal 6 bulan 12 tahun 1999

Suara alarm digital berbunyi dari samping nakas disusul dengan bunyi ponsel yang berbunyi bersamaan dengan alarm segera membangunkan Emi di pagi itu. Sabtu yang cerah, sinar matahari menelusup menembus tirai gorden setelah itu dengan mata setengah terpejam Emi melangkah ke arah gorden lalu membuka lebar-lebar tirai gorden, membiarkan sinar matahari menerangi kamar berukuran sedang tersebut.

Setelah itu ia membuka pintu kaca, memperlihatkan balkon yang cukup luas, membiarkan angin pagi yang lembut menerpa wajah. Sejenak saja Emi ingin merasakan kesejukan angin di pagi hari untuk sesaat.

Tidak ingin berlama-lama membuang waktu, Emi melangkah menuju pintu dan menutup sebelum keluar dari kamarnya.

Menuruni tangga, Emi berjalan beberapa langkah sebelum berbelok ke kiri dan berhenti di sebuah pintu kamar berwarna coklat gelap. Kamar milik neneknya. Baru saja Emi hendak mengetuk kamar neneknya, tiba-tiba pintunya terbuka setengah, setelah diintip tidak ada siapapun di dalam.

Menyadari sang nenek tidak berada di kamarnya, rasa panik melanda saat itu juga. Dengan cepat, Emi mencari di segala penjuru rumah mulai dari kamar mandi, loteng, kebun belakang tapi tidak ada juga. Meletakkan tangan di dekat bibirnya, bergumam Emi lalu melihat ruang tengah dan ia melihat bayangan sosok sang nenek terpantul oleh sinar matahari pagi.

"Ohayou," ujar Emi saat menemukan nenek sedang duduk di teras sambil menikmati sinar matahari ditemani musik klasik dari kuno yang terkesan antik lalu memeluk sang nenek dari belakang.

Nenek menoleh ke belakang dan tersenyum ketika melihat kehadiran Emi.

"Emi-chan, sudah bangun ya tumben," ucap sang nenek sembari mengelus pucuk kepala Emi yang sedang menunduk.

Mengangguk sebagai jawaban, Emi tersenyum lebar. "Tentu saja, obaa-chan karena hari ini hari pertama aku mencoba kerja part time. Ah, aku jadi tidak sabar menanti," ucap Emi semangat dengan mata berbinar-binar.

Nenek membalas dengan senyuman kecil, bahagia dengan suasana hati Emi yang bagus. Tentu saja, hal ini hanya ia beritahukan pada sang nenek saja dan sepertinya ia tidak perlu menceritakan kepada sang ibu karena takut membebani jika Emi terus-menerus.

Ibunya yang harus bekerja sebagai penjahit di sebuah butik merangkap sebagai guru di taman kanak-kanak yang tidak jauh dari rumahnya. Sungguh, Emi tidak ingin merepotkan lebih dari itu oleh karena itu satu-satunya cara adalah mendapatkan beasiswa full untuk tiga sekolah di SMA. Itu cukup untuk meringankan beban ibunya.

Lagipula masih ada waktu sebelum ujian tahun depan jadi tidak masalah jika Emi kerja paruh waktu untuk beberapa waktu untuk mendapat pengalaman dan uang persiapan kuliah nantinya.

Setelah itu Emi berbincang dengan nenek tentang kehidupan sekolahnya kecuali tentang pengalaman aneh setelah bertemu Yoshi, hanya satu ini yang tidak bisa ia ceritakan tapi ia ingin bercerita kepada seseorang agar lega.

Hiraya: From Beginning To The End (On Going)(Fantasi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang