(9)The Twins[双子]

89 66 25
                                    

Toru yang tertangkap basah, menelan ludah ketika Emi menatapnya tajam seperti seorang kakak yang memarahi adiknya yang keluar malam tanpa sepengetahuan dirinya

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Toru yang tertangkap basah, menelan ludah ketika Emi menatapnya tajam seperti seorang kakak yang memarahi adiknya yang keluar malam tanpa sepengetahuan dirinya.

Tidak heran jika Emi akan marah karena Taro dan Toru memang dititipkan kepadanya dari orang tua mereka berdua yang sibuk bekerja sebagai pemilik toko kue terkenal di Osaka, setelah kedua orang tuanya pensiun di bidang olahraga.

Emi yang mendapat tugas untuk menjaga mereka, tentu akan mengawasi mereka, tidak heran jika Emi dan si kembar sangat dekat seperti kakak adik.

Toru mulai berkeringat dingin, namun ketika Emi memijit pelipis, ia heran tapi takut karena Emi akan marah apalagi ditugaskan menjaga dirinya dan Taro.

Toru baru saja akan menutup matanya dan menundukkan kepala siap dimarahi habis-habisan, setelahnya Emi membuka suara untuk mencairkan atmosfir yang terasa dingin.

“Toru! Kau ini pulang selarut ini membuatku khawatir bodoh dan mana si Taro?” omel Emi marah tapi tersirat kekhawatiran setelahnya ia mengusap kepala Toru dengan lembut. Toru yang heran karena Emi hanya mengomelinya sebentar, membuat Toru mendongakkan kepala, menatap Emi yang tersenyum manis kepadanya sampai ia mendapatkan cubitan di pipinya.

Toru yang meringis, memegangi pipinya, hendak protes namun ketika ia mendapatkan cubitan di pipinya dari Emi lagi.

Emi segera melepaskan cubitannya dari pipi Toru lalu berkacak pinggang.
“Kau tidak aneh-aneh kan,” tanya Emi meneliti Toru dari atas ke bawah.
“Kenapa pipimu malah memerah.”

“T-tidak. Aku tadi hanya mengerjakan tugas haiku di perpustakaan dari tadi.” Toru menjelaskannya sebelum Emi menambah omelannya. Toru khawatir jika Taro yang masih belum pulang akan ketahuan oleh Emi.

“Baumu seperti bau buku di perpustakaan tapi—” Emi mengantungkan kalimatnya lalu meraih saputangan yang ada di kantong celana Toru dan mencium baunya. “Ada bau lain bercampur, seperti bau kue tapi baunya sangat kuat.”

Toru merinding takut jika bau rum akan tercium darinya sebab ia tadi bersama dengan Taro habis makan kue akan gawat jika ketahuan.

“Haha, masa ya aku gak tau kak. Mungkin di perpustakaan tadi ada perempuan di sebelahku yang memakai parfum bisa saja menempel padaku,” ujar Toru berbohong supaya Emi tidak curiga. Lagipula Emi tidak boleh tau satu hal lagi yang dilakukan dan akan sangat memalukan jika ketahuan.

Tidak disadari keberadaannya Yoshi malah diam-diam memperhatikan percakapan tersebut.

Menduga jika anak yang bernama Toru tadi adalah kenalan Emi yang cukup dekat dan bisa jadi anak itu adalah pemilik marga Nabura karena jika diperhatikan ada beberapa rumah terletak tidak jauh dari kompleks perumahan ini terlihat anak itu akan masuk ke rumah bertuliskan Nabura yang berhadapan di rumah Emi hanya rumahnya.

Emi mulai berhenti curiga, tapi ketika ia mendengar suara seseorang yang dikenalnya memanggil namanya,"Kak Emi sedang apa di luar begitu? Tidak belajar ya?" ujar Taro yang baru datang menyapa dan tertawa dengan wajah tanpa dosa menyindir Emi yang dikiranya sehabis dari luar.

Hiraya: From Beginning To The End (On Going)(Fantasi)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum