[vol. 1] 8. Angkasa Dirgantara

9.7K 1.1K 31
                                    

Tidak semua orang mampu mengerti masalah orang lain.

***

Brak!

Lemparan tas yang Sakura layangkan tiba-tiba mendarat tidak mulus di atas ranjang lantaran sedikit mengenai puncak kepala Pita.

"Sakura! Lo apa-apaan, sih?! Sakit tau kepala gue!" keluh Pita sembari mengusap-ngusap kepalanya. "Dateng-dateng bukannya salam kek, permisi, atau apa. Malah main nimpuk orang aja."

"Sori-sori, gue nggak sengaja," tutur Sakura, cuek.

Mendapati raut wajah Sakura yang tidak jauh berbeda seperti kemarin malam, Pita pun mulai menerka-nerka. "Itu muka kenapa ditekuk? Abis dapet anceman lagi dari Bu Mega?"

"Pitaaaa!!!" Tiba-tiba Sakura merengekkan nama Pita dengan nada panjang, membuat dahi Pita seketika mengernyit bingung.

"Kenapa? Ada apa?"

"Lo inget kan cowok nyebelin yang gue pernah ceritain ke lo waktu itu? Yang cuma pesan air mineral di kedai Bu Mega?"

Pita diam sesaat menatap langit-langit kamar Sakura. "Oh, yang mobilnya lo tumpahin bubur?"

"Iya! Lo tau nggak, sih, dia itu ternyata satu kampus sama gue! Dia akrab juga kayaknya sama Kak Galen."

"Terus?"

"Lo inget juga nggak, tentang Senior gue yang nawarin gue buat melakukan sesuatu yang dia minta, dan kalau gue berhasil lakuin, dia bakal bayarin uang kuliah gue?"

"Oh, yang orkay itu? Kenapa emangnya?"

"Gue nerima tawaran dia, tapi gue minta uang 50 juta buat imbalannya. Buat ganti hutang bokap gue. Lo tau sendiri kan, mana mungkin gue bisa dapet uang sebanyak itu dalam waktu singkat, kalau nggak dengan cara nekat?"

"Iya, terus apa hubungannya seniorkay lo, sama cowok itu?"

Kebingungan Pita terjawab, setelah Sakura menceritakan semuanya dengan detil. Tanpa celah, tanpa ada yang terlewat untuk tidak diceritakan. Sakura bercerita tentang apa yang Lola minta untuk ia lakukan pada mantan pacarnya demi balas dendam. Yakni meluluhkan sekaligus melumpuhkan sampai mantan pacarnya itu jatuh cinta pada Sakura.

Tidak lupa Sakura juga bercerita tentang mantan pacar Lola yang bernama Angkasa. Yang ternyata merupakan cowok yang sama dengan yang ditemuinya pertama kali di kedai roti Bu Mega. Dengan begitu artinya, Angkasa akan menjadi target utama sekaligus penentu berhasil atau tidaknya Sakura, dalam menjalankan misi yang diberikan Lola untuknya.

"Hah?!" Saking terkejutnya, Pita sampai tidak sadar kalau mulutnya menganga terlalu besar. "Jadi lo harus meluluhkan cowok yang udah lo kotorin mobilnya waktu itu, bikin dia sampai jatuh cinta sama lo, dan setelah itu lo harus putusin dia di depan umum?" simpulnya, menambahkan.

Sakura mengangguk dengan bibir melengkuk ke bawah.

Dengan cepat Pita menggeleng-gelengkan kepalanya. "Wah, kalau begitu jatoh banget harga diri lo, Sa. Sama aja lo kayak ngambil lagi makanan yang udah lo injek-injek dan lo buang ke tong sampah. Ya, kasarnya lo jilat air ludah lo sendiri gitu."

"Tapi kalau nggak kayak begitu, gue bisa dapet uang dari mana lagi buat lunasin hutang Ayah gue, coba?"

Seketika Pita menggaruk kepalanya, sedikit mencerna kembali kata-kata Sakura. "Iya, juga ya. Itu satu-satunya jalan yang lo bisa lakuin buat dapetin uang yang halal sebegitu banyak, di waktu yang singkat. Eh, tapi, Sa," Tiba-tiba Pita mengubah posisinya menjadi duduk menghadap Sakura di tengah ranjang. "gue pernah denger sebuah teori. Ketika lo ketemu seseorang di area publik, mustahil lo bisa ketemu dia lagi, bahkan sampai berurusan panjang. Kecuali―"

Cold EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang