[vol. 2] Epilog

6.8K 777 154
                                    

"Di saat hampir semua orang berlomba-lomba buat memperjuangkan apa yang mereka inginkan, lo malah menyerah gitu aja. Ngebiarin orang yang lo sayang direbut sahabat lo sendiri!"

"Mungkin kalau untuk ABG labil kayak lo, cinta itu tentang keegoisan yang harus memiliki. Tapi gue yakin suatu saat lo pasti akan ngerti, kalau cinta bukan cuma tentang memiliki. Melainkan cinta juga tentang ketulusan, yang mana lo akan merasa diri lo harus bahagia, di saat seseorang yang lo cintai bahagia walau sama orang lain. Karena lo sendiripun tahu dan sadar, dia belum tentu bahagia kalau sama lo."

***

Siang itu cuaca lumayan cerah. Tidak hujan, tidak juga panas. Sehingga wajar kalau banyak orang yang memilih untuk menghabiskan waktu akhir pekan mereka dengan bermain bersama teman/keluarga di taman ini, taman baru yang merupakan salah satu projek pemerintah kota yang baru menjabat. Tidak terkecuali Galen dan Pita. Tidak tahu bagaimana awalnya sampai Galen mau diajak Pita pergi bersama, yang jelas sekarang mereka sudah berada di sana berdua. Dan Galen baru saja kembali, setelah membelikan es krim kerucut stroberi untuk Pita.

"Lo itu lucu. Orang dewasa yang paling lucu dan bego yang pernah gue kenal." Dengan cuek Pita berceloteh pada Galen yang duduk tepat di sebelahnya, sambil sibuk menjilati es krim di genggamannya.

Jangan salahkan Pita yang bicara sepedas itu pada Galen. Karena siapapun yang berada di posisi Pita, mengetahui cerita Galen yang sebenarnya, pasti juga akan mengatakan hal yang sama. Atau bahkan boleh jadi, akan mengatakan hal yang lebih sadis daripada apa yang Pita katakan barusan.

Galen yang lebih memilih untuk menyerahkan seseorang yang dicintainya pada orang lain, untuk yang kedua kalinya. Menyerahkan Sakura pada Angkasa... lagi. Meski sebetulnya malam itu saat Sakura menghilang, dialah orang pertama yang lebih dulu menemukan Sakura dibanding Angkasa.

Bodoh, bukan? Ya! Seperti itulah kira-kira yang ada di pikiran Pita.

Malam itu, setibanya di depan panti, Galen langsung mengulum senyum di bibir. Melihat keberadaan Sakura melalui kaca jendela saja, entah mengapa rasanya sudah sangat menenangkan bagi Galen. Setelah seharian penuh dirinya nyaris frustrasi karena mencari-cari gadis itu yang tak kunjung ia temukan, akhirnya kini Galen bisa bernapas lega.

Sejenak Galen mengeluarkan ponselnya. Mencari kontak seseorang, kemudian mengiriminya pesan yang memberitahukan keberadaan Sakura.

To: Repita
From: Argalen Elnandhio
Gue udah nemuin Sakura.
Galen sent location.

Galen mengangkat langkahnya. Akan tetapi seketika kemudian, langkah itu tertahan. Bukan. Bukan dirinya yang harus menemui Sakura saat ini. Lantas tidak hanya memberitahu Pita, Galen pun memberitahukan Angkasa hal yang sama. Namun setelah itu ia hanya berdiam diri, memerhatikan Sakura dari kejauhan. Tanpa ingin gadis itu menyadari keberadaannya.

"Kenapa nggak disamperin?"

Suara Pita yang tiba-tiba muncul, membuat Galen segera menoleh. Alih-alih terlihat heran, Galen justru tampak biasa saja melihat kedatangan Pita yang secepat itu usai mendapat kabar darinya. Karena memang Galen tahu, jarak antara panti ini dengan rumah Pita tidak begitu jauh. Apalagi kalau ditempuh dengan kendaraan dan tidak terjebak macet.

"Ayo, kita ke Sakura!" ajak Pita, yang langsung ingin menghampiri Sakura, tetapi tiba-tiba Galen keburu menarik pergelangan tangannya. Sehingga ia bertanya, "Kenapa?"

"Jangan sekarang."

"Kenapa?" ulang Pita dengan dahi yang lebih berkerut, heran.

Sampai sekian detik berselang, pertanyaan Pita terjawab tanpa perlu Galen menjawabnya. Ketika tak lama sebuah mobil menepi, dan menurunkan Angkasa yang kondisinya sudah tidak lagi bisa dibilang baik-baik saja.

Pita terperangah. Mulutnya terbuka sempurna melihat Angkasa. Lagi-lagi kakinya ingin refleks beranjak, namun lagi-lagi pula Galen berhasil menahannya.

"Lo kenapa, sih?!" marahnya, karena ia ingin menolong Angkasa.

Daripada menggubris, Galen malah menarik Pita untuk lebih sedikit menjauh supaya keberadaan mereka tidak terjangkau oleh siapapun. Menyaksikan semuanya dalam diam. Ketika Angkasa dibawa masuk oleh Sakura. Lalu ketika tak lama Sakura keluar dan duduk di teras sendirian. Ketika Angkasa menghampiri Sakura, memeluk Sakura, dan mencoba untuk melepaskan Sakura. Membantu Sakura untuk melupakan dirinya sendiri.

Ya, Galen ada di sana. Galen menyaksikan semua tiap detiknya, dan hanya Pita yang tahu.

"Di saat hampir semua orang berlomba-lomba buat memperjuangkan apa yang mereka inginkan, lo malah menyerah gitu aja. Ngebiarin orang yang lo sayang direbut sahabat lo sendiri!"

Celotehan Pita kali ini membuat kepala Galen terangkat. "Mungkin kalau untuk ABG labil kayak lo, cinta itu tentang keegoisan yang harus memiliki. Tapi gue yakin suatu saat lo pasti akan ngerti, kalau cinta bukan cuma tentang memiliki. Melainkan cinta juga tentang ketulusan, yang mana lo akan merasa diri lo harus bahagia, di saat seseorang yang lo cintai bahagia walau sama orang lain. Karena lo sendiripun tahu dan sadar, dia belum tentu bahagia kalau sama lo."

Beberapa saat Pita terdiam. Sampai tiba-tiba lelehan es krim yang dingin menyentuh kulit tangannya, dalam sedetik mengagetkannya sekaligus membuatnya kecewa. "Yah, cair!"

"Lo tunggu sini, gue beliin yang baru," sahut Galen cuek. Seraya bangkit berdiri dari bangku taman yang mereka duduki saat itu.

"Ikut!"

"Tunggu sini aja."

"Nggak mau. Gue mau ikut!"

Tabiat Pita memang sangat seperti anak umuran 5 tahun kalau sudah menyangkut soal es krim stroberi. Dengan bibir mengerucut, ia sama sekali tidak mendengarkan ucapan Galen. Sehingga Galen pun tidak bisa lagi mencegahnya.

Pita tetap berjalan mengikuti arah langkah Galen yang tertuju pada gerobak es krim, yang biasa memangkal di taman itu. Namun kemudian langkah Pita harus berhenti ketika mendadak Galen pun telah menghentikan langkahnya terlebih dulu.

Saat itu Pita tidak tahu apa yang membuat langkah Galen terhenti. Akan tetapi Pita melihat ada seorang perempuan yang tidak ia kenali wajahnya, tiba-tiba berdiri berhadapan dengan Galen, menghalau jalan cowok itu. Dan Pita juga lihat, agaknya Galen tampak membeku di pijakannya, saling bertukar tatap cukup lama dengan perempuan itu.

Usai berdetik-detik terdiam, akhirnya Galen bersuara, "Mau apa kamu kembali?"

===

T A M A T

===

Huh! Tenang bgt akhirnya bisa tamatkan cerita ini:')

MAU TANYA! APA YG KALIAN RASAIN SELAMA BACA TS? KESAN PESAN? ADA YG MAU DISAMPAIKAN KE AKU?

SAMPAI KETEMU DI SPIN-OFF "TENTANG RASA" YA! DI SANA AKU AKAN KASIH TAHU KALIAN VISUAL PITA^^,

BIAR JELAS, GALEN BAKAL SAMA PITA ATAU SAMA YG BARU BALIK LAGI ITU? SIAPA HAYO YG BARU BALIK LAGI?

Cold EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang