[vol. 1] 42. Gambar Aneh

4.7K 668 243
                                    

Perkara hati bukan soal siapa cepat, dia dapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perkara hati bukan soal siapa cepat, dia dapat. Melainkan siapa yang tulus dan bersungguh-sungguh, dia yang dapat.

***

"Ayo, kita ke rumah sakit," tukas Angkasa, sekian menit setelah Sakura menghabiskan buburnya.

"Tapi ibu sama siapa?" tanya Sakura, menahannya.

Angkasa melirik Galen. Lalu Galen mengernyit, seolah bertanya 'apa?'.

"Biar Galen aja," putusnya, enteng.

"Gue?" Seketika Galen menatap Angkasa. "Kenapa nggak lo aja? Sakura biar gue yang anter. Karena yang tiba di sini duluan kan gue."

"Yang tiba duluan emang lo, tapi yang janji sama Sakura kemarin itu gue. Dan gue nggak mau mengingkarinya," tegas Angkasa, tidak mau kalah.

Beberapa saat, Galen diam. Bingung, lantaran ia tidak bisa berdalih apa-apa lagi, di saat dirinya sungguh tidak ingin membiarkan Angkasa dan Sakura pergi berdua tanpanya.

"Permisi." Ujaran suara seorang perempuan tiba-tiba saja membuat Angkasa, Galen, dan Sakura menoleh ke arah pintu. Seseorang itu masuk. "Sa, tumben pintu rumah lo nggak―Rame bener? Ada apa, nih, Kakak-Kakak pada ngumpul di sini sepagi ini?" lanjutnya, meski di tengah-tengah, ucapannya sempat terputus. Karena keberadaan Angkasa dan Galen membuatnya salah fokus.

Seperti Dewi pemberi jalan keluar bagi Galen, kedatangan bocah SMA yang saat ini sedang libur itu, benar-benar di waktu yang tepat. "Nah, tuh, ada Pita. Kebetulan. Pit, lo bisa stand by di sini kan jagain Tante Yuli?"

"Lah? Kalian emang mau ke mana?" bingung Pita.

"Nganter Sakura ke rumah sakit." Dari sekian juta detik dan sekian juta kosa kata yang ada, tidak tahu kenapa Galen dan Angkasa memilih detik dan kosa kata yang sama.

Sesaat Pita menatap Sakura terheran-heran. "Sampai dua orang gini yang nganter?"

Sementara Sakura hanya bisa menggedikkan bahunya, membalas dengan sorot mata yang pasrah. Sampai akhirnya Pita mengangguk, mengiyakan.

"Yaudahlah, kalau gitu lo siapin mobil dulu sana, Sa. Gue sama Sakura nanti nyusul," arah Galen, yang sebetulnya sulit untuk Angkasa terima, namun suka tidak suka harus ia terima.

💕

Angkasa yang sudah siap, duduk di balik kemudi mobilnya dengan mesin menyala, matanya menatap tajam ketika melihat Sakura yang tengah berjalan menghampiri mobilnya bersama Galen, dari balik kaca. Apalagi melihat sikap Galen yang bermodal dusta memegangi Sakura, seakan-akan Sakura adalah orang sakit yang tidak bisa untuk berjalan sendiri, rasanya Angkasa ingin sekali muntah di wajah Galen.

Cold EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang