[vol. 1] 47. Sebab Akibat

4.6K 734 245
                                    


Dalam hukum, hidup itu sebab-akibat. Selalu ada alasan di balik apapun yang terjadi.

***

Galen membuang napas, kemudian ditatapnya Sakura yang masih saja menunduk. "Kamu ada urusan apa sama Lola, Sa?"

Sakura mengangkat kepalanya. Kemudian pergi mengabaikan Galen begitu saja. Galen mengejar. Tetapi langkahnya langsung terhenti ketika tiba-tiba Sakura berhenti saat tiba-tiba Angkasa berdiri menghalau jalan gadis itu di selasar.

Mereka berdua berdiri berhadapan. Tak lepas Angkasa menatap Sakura. Sedangkan Sakura terus memalingkan pandangannya ke arah lain, nampak enggan walau hanya sekedar melihat wajah Angkasa.

Tanpa berbicara sepatah kata pun, Sakura berlalu memilih jalan lain. Namun baru dua-tiga langkah, buru-buru Angkasa menahan pergelangan tangan gadis itu.

"Kenapa tadi berangkat duluan sebelum saya jemput?"

"Mulai sekarang Kak Angkasa nggak perlu antar-jemput aku."

Keduanya berbicara tanpa intonasi, juga tanpa saling menatap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keduanya berbicara tanpa intonasi, juga tanpa saling menatap.

Sampai akhirnya Angkasa memilih mengesampingkan egonya dengan memutar tubuhnya menghadap Sakura lebih dulu, tanpa melepaskan tangan kiri gadis itu dari genggamannya. Seraya bertanya, "Kenapa?"

Sakura berupaya membebaskan tangannya. Tetapi Angkasa tetap menahannya. "Saya nggak akan lepasin kamu sebelum kamu kasih saya alasan."

"Nggak semua hal membutuhkan alasan."

"Dalam hukum, hidup itu sebab-akibat. Selalu ada alasan di balik apapun yang terjadi. Termasuk perubahan sikap kamu ke saya," tutur Angkasa, menatap lekat wajah Sakura, meski gadis itu terus berpaling. "Apa karena pernyataan perasaan saya kemarin, kamu jadi menghindar dari saya kayak gini?"

Masih betah dengan egonya, Sakura menjawab, "Aku nggak menghindar. Aku cuma nggak mau lagi bergantung sama Kak Angkasa."

"Kamu nggak bergantung sama saya."

"Kak Angkasa minta alasan, kan? Yaudah, itu alasan aku. Sekarang mau Kak Angkasa apa?"

"You're lying to me. Beri saya alasan yang sebenarnya," tekan Angkasa lagi, tanpa berniat melepaskan genggamannya.

Sakura mendesah lelah, menghadapi Angkasa. Dadanya sudah terlalu sesak jika Angkasa terus-menerus memaksanya seperti ini. Sehingga demi menyembunyikan matanya yang sudah berkaca-kaca dan bersiap menjatuhkan air mata, Sakura benar-benar membuang pandangannya ke arah yang berlawanan dengan posisi Angkasa berdiri.

Cold EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang