[vol. 1] 9. Sementara

8.7K 1.1K 97
                                    

Sejatinya bahagia itu tidak ada. Karena semua bersifat sementara.

***

Drt drt drt

Suara getaran ponselnya sendiri, sesaat menyadarkan Angkasa dari lamunannya. Yang membuat Angkasa segera mengalihkan perhatiannya dari kotak musik menyala itu, ke benda pipih yang tergeletak tidak jauh dari jangkauannya. Tatapannya seketika jatuh pada pop up chat yang muncul pada layar ponselnya, terkirim dari kontak tanpa nama, yang membuat dahinya berkerut otomatis.

08364836478: Selamat malam, saya Fitri dari bagian kemahasiswaan Universitas Nusa. Bersama dengan pesan ini saya hanya ingin meminta jadwal mata kuliah mahasiswa, untuk kelengkapan proses pendataan setiap mahasiswa. Terimakasih.

💕

Menuruti strategi yang dirancangnya sedemikian rupa bersama Bima di kedai tadi, Sakura memanfaatkan nomor Angkasa pertama-tama untuk mendapatkan jadwal kuliah Angkasa semester ini. Dengan tujuan, agar ia tahu, hari apa saja Angkasa berada di kampus. Akan tetapi karena Sakura yakin Angkasa pasti tidak akan mau memberitahu jadwal kuliahnya secara cuma-cuma pada orang lain, terutama dirinya, alhasil Sakura menerapkan ide Bima untuk berpura-pura menjadi seseorang yang bekerja di bagian pendataan mahasiswa kampus.

Dengan perasaan ketar-ketir, alias berharap-harap cemas akan balasan cowok itu di seberang sana, Sakura menatapi layar ponselnya yang sengaja telah diatur dalam mode terus menyala.

Drt drt

Angkasa: Buat apa kamu minta jadwal saya dengan cara rendahan seperti ini?"

Kurang dari sedetik mata Sakura melotot membacanya. "Mampus gue! Gimana dia bisa tahu?"

Drt drt drt

Pertanyaan Sakura benar-benar terjawab ketika ia membaca balasan Angkasa yang kedua ini.

Angkasa: Lain kali kalau mau nipu, jangan pake profil foto sendiri.

Seketika Sakura mengecek profil fotonya.

Seketika Sakura mengecek profil fotonya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💕

Dor dor dor dor dor!

Gedoran pintu pagi-pagi buta itu sukses membangunkan Sakura yang diperhitungkan baru tidur sekitar tiga jam lalu. Tugas kampus yang menumpuk ditambah ia tiba di rumah pukul sepuluh malam, membuat Sakura mesti begadang semalaman.

Dor dor dor dor!

Takut kalau sampai ibunya yang masih terlelap, terbangun lantaran kebisingan, Sakura segera beranjak untuk membukakan pintu.

"Saya ke sini untuk menagih hutang ayahmu!"

Belum apa-apa Sakura sudah mendapat semprot saja dari tamu tak diundang itu. Yang Sakura sudah dapat pastikan, dia adalah rentenir yang dipinjami uang sejumlah 50 juta oleh almarhum ayahnya sebelum beliau meninggal.

Cold EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang