GW 3

532 59 16
                                    

"Seseorang yang baru mampu membuat tawa yang hilang kembali"

"Kai" teriak seseorang dengan suara baritonnya membuat sang pemilik nama menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke arah sumber suara dengan raut wajah datar.

"Tanya-tanya nya besok aja yah, badan Kai sakit semua. Mau istirahat" ucap Kai.

Kai bramastio adalah putra dari keluarga terpandang. Ayahnya adalah seorang pemilik sekolah favorit di Jakarta 'SMA Sevit'. Sementara Ibunya adalah pengacara, sudah banyak kasus yang ditangani olehnya hingga membuatnya terkenal dan jarang berada dirumah.

Kai selalu menggunakan jabatan kedua orangtuanya untuk melakukan sesuatu sesuka hatinya, karena dari kecil ia selalu dimanja oleh kedua orangtuanya. Membuatnya tumbuh menjadi sosok yang urakan, jauh dari sifat kedua orangtuanya.

"Ayah mau bicara. Sini duduk!" titah Hans-ayah Kai dengan nada sedikit tinggi.

Dengan langkah malas Kai menuruti ayahnya, ia duduk di hadapan ayahnya seraya melepas jaketnya dan menyampirkannya di sofa.

"Muka kamu kenapa lebam-lebam gitu?" tanya Hans menginterogasi.

"Palingan berantem lagi yah" timpal seorang gadis yang merupakan kakak Kai.

Dia adalah Raina Bramastio. Seorang gadis yang memiliki lesung pipi, matanya sipit, dan kulitnya putih serta memiliki tubuh yang mungil. suaranya yang cempreng adalah ciri khasnya.

Kai melirik tajam ke arah Raina, karena ia selalu mengompori ayahnya supaya memarahinya "Aku gak berantem, aku malah korban" bela Kai seraya beralih menatap Hans.

"Gak ada asap kalau gak ada api" timpal Raina lagi membuat Kai geram.

"Diam lo. Gue lagi gak ngomong sama lo ya" Ucap Kai dengan meninggikan suaranya membuat Raina terkekeh penuh kemenangan.

"Kai, ayah bosan liat kamu bikin onar terus. Kalau gak berantem, balapan liar. Mau jadi apa kamu?" ucap Hans. Kai hanya diam mendengarkan, tanpa mau menjawabnya seraya memegangi luka lebam diwajahnya.

"Ayah tadi ditelpon kepala sekolah, katanya kamu bolos lagi. Kenapa?" tanya Hans ingin tahu.

"Ada urusan mendadak yah" Jawab Kai, membuat Hans naik pitam.

"Jangan mentang-mentang ayah pemilik sekolah lalu kamu seenaknya gak ikutin aturan. Pokoknya ayah gak mau dengar lagi kamu bolos sekolah. Kalau nggak-"

"Kalau nggak apa ayah? Motor Kai disita lagi? Bosen tau gak Kai dengernya"

"Kamu menantang saya?" ucap Hans seraya menatap tajam ke arah Kai membuat nyali Kai ciut seketika.

"Iyah-iyah Kai gak akan bolos lagi" jawab Kai pasrah. Sementara Reina yang berada di samping Hans terkekeh sambil menjulurkan lidahnya ke arah Kai membuat Kai geram lalu bangkit dari duduknya.

"Aku kekamar dulu yah, mau istirahat" pamit Kai lalu melenggang pergi meninggalkan Hans dan Reina.

***

Suara derap langkah kaki terdengar seirama memasuki gerbang SMA Sevit. Semangat untuk belajar begitu terpancar di wajah-wajah mereka. Mungkin karena guru yang masuk masih hanya memperkenalkan sub-sub pokok pelajaran yang akan di bahas.

Perempuan KahfiWhere stories live. Discover now