GW 17

269 24 0
                                    

"Selalu ada fajar usai malam yang panjang, pun selalu ada senyum usai sendu yang menghampiri"

Derap langkah kaki Sarah terdengar begitu lantang di koridor sekolah, kedua tangannya memeluk beberapa buku yang ia ambil dari perpustakaan. Jam masuk seperti sekarang ini, membuat suasana koridor SMA sevit begitu sunyi.

Gadis itu tersenyum ramah begitu berpapasan dengan seorang guru yang hendak mengajar. Ia lalu mempercepat langkahnya karena telah di tunggu oleh guru dan teman-temannya. Saat hendak menaiki anak tangga menuju kelasnya yang berada di lantai dua, tiba-tiba saja ada yang menarik lengannya dengan kasar hingga buku-buku yang berada di tangannya terjatuh ke lantai.

Seseorang itu tidak peduli dengan buku-buku yang terjatuh di lantai, ia tetap menarik lengan Sarah ke bawah tangga dan mendorong tubuhnya hingga baradu dengan tembok. Sarah meringis kesakitan, karena lengannya dicengkram begitu kuat.

"Lo kalau gak laku, jangan deketin pacar orang dong" Ucap perempuan yang menarik lengan Sarah dengan suara bernada tinggi tepat di wajah Sarah.

"Maksud Kak Vanya apa yah?" tanya Sarah. Ia sama sekali tidak mengerti maksud perkataan kakak seniornya itu.

"Jangan sok polos deh, lo sengaja kan deketin Kai" Jawab kakak seniornya itu yang bernama Vanya seraya mencengkram lengan Sarah lebih kuat dari sebelumnya.

Sarah mencoba melepas tangan Vanya dari lengannya, namun semakin berusaha Sarah melepasnya Vanya semakin memperkuat cengkramannya, "Ini belum seberapa, Lo bakalan dapat yang lebih dari ini kalau lo masih deketin Kai" ancamnya pada Sarah.

"Tapi aku gak deketin Kai, Kak"

Perkataan Sarah membuat gadis dengan pakaian super ketatnya itu tersenyum menyeringai "Jadi menurut lo Kai yang deketin lo, gitu? Jangan kepedean lo''

"Aku beneran gak deketin Kai, kak" terang Sarah

"Awas ya kalau sampe gue masih liat lo deket-deket sama Kai, gue gak segan-segan nyakitin lo lebih dari ini" Ancam Vanya, ia mendorong tubuh Sarah hingga terduduk di lantai dan langsung melenggang pergi meninggalkan Sarah begitu mendengar ada derap langkah kaki yang hendak menuruni anak tangga.

Usai kepergian Vanya, Sarah bangkit dari duduknya dan mengambil buku-buku nya yang terjatuh di lantai dengan raut wajah yang tak seceria sebelumnya. Tangan seseorang yang tiba-tiba saja membantunya mengambil buku-buku membuatnya mendongakkan kepala 'Kai' batinnya.

Seseorang yang membuatnya dilabrak oleh kakak seniornya kini tengah berdiri di hadapannya. Ia tersenyum simpul seraya menjulurkan buku "Kalau jalan hati-hati"

Sarah hanya terdiam, tangannya langsung mengambil Buku yang dijulurkan oleh Kai. "Makasih" Ucapnya lalu ia buru-buru menaiki anak tangga menuju kelasnya, membuat alis Kai saling bertautan. Bingung dengan sikap gadis dihadapannya.

Kai memilih melanjutkan langkahnya menuju toilet, sikap Sarah tadi menurutnya mungkin tengah terburu-buru jadi ia tidak mempermasalahkannya.

***

"Assalamualaikum" Salam Sarah begitu sampai di depan kelasnya, membuat semua teman sekelasnya dan Bu Alya selaku guru Biologi menoleh ke arahnya.

"Kok lama banget ambil bukunya?" tanya Bu Alya.

Sarah berjalan mendekat ke arah Bu Alya, "Maaf Bu, tadi saya ke toilet sebentar" jawab Sarah, ia tidak mungkin memberitahu alasannya yang sebenarnya.

"Oh begitu, ya udah sekarang kamu bagi bukunya ke teman-teman kamu" 

Sarah mengangguk, lalu ia membagi buku biologi yang berada di tangannya kepada teman-temannya.

Bu Alya memulai pelajarannya begitu semua siswanya sudah mendapatkan semua buku. Tangannya mulai bergerak-bergerak di papan tulis, ia menggambar bagian-bagian sel tumbuhan beserta fungsinya.

Perempuan KahfiWhere stories live. Discover now