GW 8

301 32 2
                                    

"Rasa sayang jika tak ada rasa nyaman, lama kelamaan akan senyap dibawa oleh waktu"


Feby turun dari motor Kai setibanya ia di SMA Sakti. Setiap hari Kai selalu mengantarnya pergi ke sekolah dan sudah menjadi rutinitasnya. Feby memberikan helm yang ia pakai pada Kai "Belajar yang rajin, jangan bolos mulu"

Kai mengaitkan Helm yang diberikan Feby pada jok motornya. "Bukan bolos, tapi izin dan lupa balik" Canda Kai membuat Feby tertawa.

"Yee, sama aja kali" Ucap Feby seraya mendorong tubuh Kai.

"Udah sana masuk, jangan liatin saya mulu. Entar suka lagi" goda Kai seraya menaik turunkan alisnya.

"Telat ngomongnya. Udah suka bahkan sayang" Ucap Feby membuat raut wajah Kai seketika senang.

"Pacaran mulu lo" Sahut Raina yang tiba-tiba saja datang seraya menyenggol tubuh Kai.

"Ngapain lo anak kuliahan datang kesini" tanya Kai.

"Terserah gue dong, mantan sekolah gue juga" Ujar Raina.

Raina dan Kai dulu berbeda sekolah, karena Raina tidak suka bersekolah di sekolah milik ayahnya. Ia hanya tidak ingin jika orang-orang mengatakan bahwa prestasinya berkat ayahnya.

Kai melihat sinis ke arah Raina "Gak jelas lo, dasar jomlo tukang iri" Ucap Kai.

"Ngapain gue iri sama muka tembok kayak lo" Balas Raina seraya menjulurkan lidahnya. Feby yang melihat pertengkaran kakak beradik itu hanya tersenyum.

"Mending lo pergi deh, ganggu tau gak" usir Kai

"Tanpa lo suruhpun gue bakalan pergi" Ucap Raina. Sebelum beranjak pergi Raina berbisik di telinga Feby 'Putusin aja si Kai, kasian lo cantik tapi dapetin si buruk rupa' Ucapnya membuat Feby tertawa seketika. Lalu Raina melenggang pergi meninggalkan Kai dan Feby.

"Dia bisikin apa barusan" tanya Kai yang melihat Feby tertawa seketika. Kai yakin kakaknya itu ngomong yang aneh-aneh tentang dirinya.

"Gak ada kok. Ternyata kakak kamu lucu juga yah, gak seperti yang biasa aku temui dulu; dingin dan jutek". Kata Feby seraya membayangkan raut wajah Raina setiap kali berpapasan dengannya.

"Di sekolah cuman pencitraan doang, aslinya lebih parah dari tadi" jelas Kai

"Masa sih, jadi pengen deket deh sama kakak kamu"

"Udah ada adeknya" Ucap Kai

"Adeknya gak asik, selalu nolak kalau diajakin nonton" goda Feby dengan raut wajah sedih yang dibuat-buat.

Kai tidak menanggapi ucapan Feby. Ia tau kalau Feby sedang menyinggungnya karena selama menjalin hubungan dengan Feby Kai tidak pernah mengajak Feby nonton. Menurutnya membosankan, ditambah para cewek setiap kali nonton bapernya sangat over. "Udah, lo masuk sana" titah Kai mengalihkan pembicaraan.

Aku tunggu kamu pergi, baru aku masuk" Kata Feby.

Kai tersenyum simpul "Ya udah saya pergi. See you" Kai menyalakan mesin motornya, lalu melenggang pergi meninggalkan Feby yang masih berdiri ditempatnya.

Feby masih tidak percaya dengan hubungannya yang sudah berjalan dua tahun, bertahan dengan sikap Kai yang dingin. namun perhatian Kai yang sederhana lah yang mampu membuatnya enggan untuk melepasnya.

Seseorang dibalik tembok yang menyaksikan perbincangan Feby dan Kai mengepalkan tangannya, ia geram melihat kedekatan Feby dan Kai.

Setelah motor Kai tidak terlihat lagi Feby masuk. Beberapa Adik kelasnya yang melintas di depannya menyapanya yang dibalas senyuman oleh Feby.

Perempuan KahfiWhere stories live. Discover now