GW 16

281 22 3
                                    

"Gue gak minta lo selalu ada, cukup lo ada disaat gue membutuhkan lo"
-Kai-

11 Ipa 1 dan 11 Ipa 3 kini tengah berbaris rapi di depan laboratorium biologi, dengan seragam yang dibalut baju putih sepanjang lutut. Dihadapan mereka tengah berdiri 4 senior, yang terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan dengan raut wajah yang begitu serius. Setiap kali diadakan praktikum biologi, 11 Ipa 1 selalu di gabung dengan 11 Ipa 3 karena mereka memiliki jadwal yang sama.

Senior cewek dengan rambut yang dibiarkan tergerai, memberi instruksi agar bahan yang di bawa oleh masing-masing siswa di perlihatkan sebelum masuk ke dalam Laboratorium "Masuk secara teratur, di mulai dari 11 Ipa 1" Ucapnya seraya memegang absensi untuk menceklis nama-nama yang hadir saat praktikum.

Satu per satu Siswa mulai masuk, seraya memperlihatkan bahan praktikum yang diperintahkan untuk di bawa, sebagai syarat masuk dan mengikuti praktikum di Laboratorium. Kai si tukang bikin onar, tidak pernah membawa bahan praktikum. Namun sebelum praktikum di mulai, malamnya ia selalu mengirim pesan kepada teman cewek sekelasnya untuk sekedar basa-basi yang berujung meminta di bawakan bahan praktikum. Alhasil dari kelas sepuluh ia selalu mengikuti praktikum walaupun tidak pernah membawa bahan praktikum.

Sarah mengedarkan pandangannya ke seluruh bagian laboratorium biologi, begitu masuk ke dalamnya. Kekaguman terpampang di wajahnya saat ia melihat ada begitu banyak alat-alat laboratorium baru, yang memiliki fungsi begitu menakjubkan. Mulai dari coloni counter yang dapat menghitung jumlah koloni pada bakteri, spektrofotometer UV yang digunakan untuk mengukur absorbansi, dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca yang di sebut kuvet dan masih banyak lagi alat lainnya yang tidak ia temui di Laboratorium biologi khusus kelas 10.

Suara bas dari senior cowok yang merangkap sebagai asisten di Laboratorium, membuat para siswa yang tengah sibuk dengan kegiatannya masing-masing kini beralih menatap ke satu arah, yaitu pada senior di hadapannya yang bername tag Dion Ananta Sanjaya.

"Praktikum yang akan kita lakukan hari ini, mengidentifikasi zat makanan yang terkandung dalam bahan makanan menggunakan beberapa larutan penguji. Jadi, gue berharap gak ada yang bercanda pada saat praktikum berlangsung" Terang Dion yang di balas anggukan sebagai tanda mengerti oleh semua praktikkan.

"Gue akan bagi kelompok sesuai dengan nomor absensi yang sama-sama ganjil dan sama-sama genap antara 11 Ipa 1 dan Ipa 3" Timpal asisten cewek yang berdiri di samping Dion.

"Yah, kita gak satu kelompok Ra" Keluh Rana pada Sarah begitu namanya disebut dalam kelompok 2. namun, nama Sarah tidak disebut dengan suara yang hanya didengar oleh Sarah.

"Gue tetep bantuin lo kok, walaupun kita gak satu kelompok" Ucap Sarah menenangkan Rana seraya tetap fokus mendengarkan pembagian kelompok yang tengah di bacakan.

"Kalau gue sih udah tau, kita gak bakalan satu kelompok Ra" Sahut Katya yang di balas kekehan oleh Sarah. Sebab nomor absensi Katya ganjil sementara Sarah genap

Katya menghentakkan kakinya dengan suara yang tak begitu keras begitu tau teman sekelompoknya mayoritas berasal dari kelas 11 Ipa 1.

"Sabar Kat, itung-itung temen baru" Ujar Rana seraya terkekeh melihat ekspresi wajah Katya yang kesal.

"Kalau gak ada si Rio dalam kelompok gue sih gak papa" balas Katya, ia paling enggan berurusan dengan Rio yang selalu menggodanya.

"Kelompok terakhir Sarah Zahira, Anindya, Farah pramudya, Sinta agnesia, Danu prakasa dan Kai bramastio" Ucap asisten mengakhiri pembagian kelompok.

Sarah menghembuskan nafasnya begitu mendengar ia satu kelompok dengan Kai, siap-siap saja Sarah tidak akan melakukan praktikum dengan tenang. Sementara Kai yang mendengar hal itu, sontak sudut bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman.

Perempuan KahfiWhere stories live. Discover now