GW 9

288 37 2
                                    

"Kata maaf tidak menyelesaikan masalah namun dapat menenangkan perasaan; Jika tulus dari hati"

"Ra, gue prihatin banget deh" Ujar Katya seraya memainkan sedotan minuman yang tengah ia minum.

Sarah yang tengah mengulang pelajaran yang baru saja diberikan sontak melirik kearah Katya yang dibalas tatapan oleh Katya. Rana yang mendengar itu pun memasang telinga seraya memainkan ponselnya.

Kini kelas 11 Ipa 3 hanya diisi oleh mereka bertiga, sebab saat bel istirahat berbunyi semua siswa bergegas menuju kantin.

"Prihatin sama siapa?" tanya Sarah. Lalu Katya mendekatkan wajahnya dan secara tiba-tiba ia menyentil dahi Sarah membuatnya meringis "Otak lo" Ujar Katya penuh penekanan.

Sarah mengusap-usap dahinya "Sakit tau kat" Ucapnya, sementara Rana hanya terkekeh.

"Habisnya, lo belajar mulu. Ini tuh jam istirahat ra. Otak lo bisa stres tau gak" Jelas Katya.

"Bener kata Katya Ra, jangan terlalu dipaksa. Kita gak tau bagaimana sakitnya otak lo, perasaan aja kalau di paksa sakit banget rasanya apalagi otak yang fungsinya mengendalikan perasaan" Oceh Rana membuat Katya menatap sinis kearahnya. Ia paling muak jika Rana sudah berpuitis.

"Otak lo tuh lebih gesrek, Perasaan mulu yang dipikir. Heran deh gue" Sahut Katya membuat Sarah terkekeh.

"Aku baik-baik aja kok, udah biasa juga. Tapi makasih deh kalian udah khawatir" Ucap Sarah dengan seulas senyuman.

Katya dan Rana saling pandang lalu secara bersamaan melirik kearah Sarah membuat Sarah mengernyitkan dahinya, membuatnya berfikir apakah perkataannya barusan salah.

Namun tiba-tiba saja Sarah untuk menjaili Sarah muncul di kepala Katya dan Rana, alhasil Rana dan Katya menggelitiki Sarah, membuat tawa Sarah seketika pecah. Katya dan Rana pun juga ikut tertawa.

Seseorang yang datang diambang pintu membuat tawa mereka seketika saja terhenti. Seseorang itu adalah Dion si ketua Osis yang memiliki tampang idaman para siswi SMA Sevit.

Dion berjalan masuk menghampiri mereka bertiga seraya tersenyum tipis "Ada apa kak?" tanya Sarah, setibanya Dion dihadapannya.

"Habis istirahat, kelas lo jam wajib baca kan?" Ujarnya memastikan.

"Iyah kak" balas Sarah

Dion manggut-manggut "Kalau gitu, lo bisa bantuin gue nggak? Entar gue izinin" Pinta Dion.

Katya dan Rana hanya mendengarkan percakapan mereka, sesekali Katya melirik kearah Dion. Ia melihat ada tatapan tidak biasa yang Dion lontarkan ke Sarah. Sesuatu yang Dion ingin tunjukan namun ia belum bisa untuk menunjukkannya.

"Bantuin gue untuk ngecek data Siswa, Soalnya gue kewalahan" Ucap Dion.

"Nanti aku bantuin kak" Kata Sarah.

"Gue tunggu di ruangan Osis. Ya udah gue pergi dulu ra" Pamit Dion lalu ia melirik ke arah Rana dan Katya "Rana, Katya duluan" sambungnya tidak lupa dengan seulas senyuman.

"Iyah kak" balas Rana dan Katya bersamaan.

"Gilaaa, manis banget senyumnya" Ucap Rana ketika Dion menghilang dibalik tembok yang mendapat seloyoran dari Katya.

"Tuh mata bisa gak sih biasa aja"

"Terserah gue dong. Mata-mata gue" balas Rana.

Sarah yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya. Ia lalu memasukkan semua buku-bukunya ke dalam tas. Masih ada waktu 15 menit lagi di jam istirahat, Sarah beranjak dari kursinya untuk membeli air mineral "Aku beli air mineral dulu" Ucapnya pada Rana dan Katya yang dibalas acungan jempol.

Perempuan KahfiWhere stories live. Discover now