19. Dimensi Ultraman Seribu Bayangan

9.1K 1.1K 129
                                    

Gue update sesuai janji sama anak-anak di grup. Sorry telat, jaringannya nganu. Udah yaa gak ada hutang lagi huehehe kalo mau next part, penuhin tantangan 100 komentar di part ini *ketawajahat

 Udah yaa gak ada hutang lagi huehehe kalo mau next part, penuhin tantangan 100 komentar di part ini *ketawajahat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kuvvi mengulangi pertanyaannya masih masalah nomor Ansel. Ia begitu penasaran, apakah memang benar nomor itu milik Alyviah, mamanya Ansel. "Jawab jujur, Nanaz."

"Siapa yang bolehin elo manggil gue Nanaz?! Enak aja!"

"Lah, emangnya kenapa?"

"Yang boleh manggil Nanaz cuma Ayah. Ibu aja cuma boleh tiga kali seminggu manggil gue Nanaz."

"Ya Allah." Kuvvi mengeluh panjang. "Peraturan dari mana tuh? Ada perundang-undangannya?"

"Intinya, hanya orang-orang pilihan yang boleh manggil gue Nanaz."

"Orang-orang pilihan? Apalah daya aku cuma orang pinggiran," ucap Kuvvi dengan raut muka sedih yang dibuat-buat.

"Gue pulang dulu, Pik. Hati-hati di jalan!" Nazo beranjak dari tempat duduknya.

Namun belum sempat Nazo jauh melangkah, Kuvvi sudah menarik baju Nazo. "Kamu yang hati-hati. Kok mau kabur sih. Pertanyaan aku susah banget yaa kayak soal CPNS?"

"Emang elo pernah tes CPNS?" Kini Nazo sudah duduk di tempatnya semula, bersebelahan dengan Kuvvi.

"Belum, tapi dari ribuan pelamar yang daftar, cuma beberapa biji doang yang lulus. Susah kan? Cari kerja emang susah. Aku gak kebayang jaman kita nanti gimana." Kali ini ucapan Kuvvi lebih serius.

"Kalo gue, ini kalo gue nih yeee, ogah jadi PNS. Gue mau buka toko kpop aja. Bukan apa-apa, gue pusing belajar buat tesnya, ngurusin administrasi berkas-berkas dan lain sebagainya, kalo gue buka toko kpop gue gak harus ketemu soal ratusan biji."

Kuvvi menjetikkan jarinya hingga membuat Nazo kaget. "Bener! Emang paling nyenengin kalo punya hobi yang dibayar. Kita buka aja kecil-kecilan dari sekarang, nanti aku investasi sepuluh ribu rupiah buat beli label."

"Label?" Nazo mengerutkan kening. Label apa yang Kuvvi maksud? Label perusahaan?"

"Label tom and jerry, tahu gak? Itu lho pengganti tipe-x yg warna putih kayak sticker buat nempel. Ntar kan bisa dipakek buat nempelin harga-harga dagangan kita."

"Cuka-cuka Kupi aja," ucap Nazo pasrah.

"Jadi itu nomor tante Alip atau Aan?" Tiga kali Kuvvi sudah mengulangi pertanyaannya.

DIMENSI (Completed)Where stories live. Discover now