48. Dimensi Jomlo

6.9K 969 227
                                    

Masih kesal sama alipe? Hehe

Noh, part ini agak panjang noohhhh, jangan kesel-kesel lagi yaaa wkwk

Bacanya pelan-pelan aja, biar nggak cepet abis

Ketika Nazo selesai mengambil nasinya, tanpa sengaja gerakan Kuvvi berbarengan dengan gerakan Ansel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ketika Nazo selesai mengambil nasinya, tanpa sengaja gerakan Kuvvi berbarengan dengan gerakan Ansel. Tangan mereka bersentuhan, lalu keduanya sama-sama menoleh.

"Eh, senggolan, kayak FTV aja," Mulut Kuvvi keceplosan.

"Untung bukan nyenggol lengannya yang luka, bisa-bisa makin lama lepas jahitannya," ucap Kuvvi pelan.

"Bisa gitu, ya, Kuvvi?" potong Alyviah yang dibalas cengiran oleh Kuvvi. Ngomong-ngomong, Alyviah jadi teringat ketika dirinya habis kecelakaan waktu itu, Rafka menatapnya penuh arti.

"Raf, katanya mau jadi panas, kok masih dingin?" tanya Alyviah akhirnya.

"Kan masih belajar."

"Raf, bisa gak, mata lo gak ke arah gue terus. Nanti luka di kepala gue basah lagi."

Entah sudah berapa kali Rafka terkekeh. Rafka semakin menatap wajah Alyviah. Diperhatikannya dari jidat sampai dagu. "Al?"

"Kenapa?"

"Kok elo tambah jelek?"

"Ya Allah, ngatain pula. Jelek-jelek gini, banyak yang naksir."

"Yang naksir masih manusia?" tanya Rafka.

"Bukan, makhluk halus! Setan penunggu kuburan cina, vampir. Termasuk elo. Elo juga setan."

"Emang gue naksir?"

Flashback off

Ansel langsung menyerobot centong nasi yang hampir dipegang Kuvvi. Ia meletakkan dua centong nasi goreng ke piring yang dipegang tangan kirinya. Lalu ia menyerahkan sepiring nasi goreng itu ke tangan Kuvvi. "Hah?" Kali ini, Kuvvi yang bertanya melalui helaan napasnya.

Cowok itu tak menjawab, ia lantas mengambil piring kosong Kuvvi lalu mengisi piring itu. "Ansel kesurupan," ujar Nazo seraya keheranan.

Alyviah dan Rafka pura-pura saja tidak melihat kejadian itu. Mereka sibuk dengan piringnya masing-masing. "Iler lo netes, Pik!" Nazo menyadarkan Kuvvi yang masih bengong.

Kuvvi lantas memegang dadanya. "Ya Allah, gini rasanya jantung diskoan," ucapnya pelan, namun terdengar Ansel. Ia langsung melahap nasi gorengnya.

"Makasih, Om Rafka, udah jagain rumah Kuvvi." Kuvvi menatap Rafka, suami Alyviah. Selama Kuvvi menginap, Rafka yang menjaga rumah Kuvvi ketika malam. Tentu saja ini perintah istrinya.

"Sama-sama."

"Om Rafka nggak digigitin nyamuk, kan?"

"Nyamuk nggak suka sama makhluk berdarah dingin," Alyviah menjawab seraya mengelap mulut anak bungsunya yang belepotan.

DIMENSI (Completed)Where stories live. Discover now