Part 9 ( Pacaran? ) ✔

44.7K 1.9K 34
                                    

Happy Reading❤
Warning : Typo bertebaran!

Author POV

Suara nyaring dari kenalpot saling bersaut-sautan, kini mulai terdengar hingga dapat memekikkan telinga.

Bagi yang sudah sering mendengarkan, mungkin sudah biasa. Bahkan mereka yang sudah biasa, seperti menulikan suara kenalpot motor yang bising.

Namun, jika yang belum biasa, bisa di bilang suara tersebut akan memecahkan gendang telinga mereka.

Ini adalah kebiasaan. Kebiasaan malam bagi seorang Deon. Yang biasa disebut 'balapan liar'. Penonton yang saling bersorak-sorak sudah biasa Ia jumpai.

Deon sangat lihai dalam balapan liar. Bahkan semua orang yang ada di area tersebut mengetahuinya. Hampir setiap balapan dilakukan, dan Ia yang keluar sebagai juara.

Disini ia sekarang. Area balapan liar yang dekat perempatan jalan. Seperti yang dikatakan Zigas tempo lalu. Dengan menggunakan jaket kulitnya, jeans serta masker bergambar tengkorak yang berwarna hitam. Tak lupa dengan motor sport berwarna merah.

Kalian pasti ingat, warna motor yang sering digunakan Deon untuk pergi ke Sekolah atau ke tempat-tempat lainnya. Warna hitam! Ya! Tapi tidak untuk balapan. Ia akan menggunakan motor merah andalannya.

Bukan hanya karena motor merahnya lebih cepat ketimbang motor hitamnya. Namun, motor merah juga Ia gunakan untuk menghilangkan jejaknya saat di luar balapan. Jadi, bukan hanya Ia mengunakan masker agar orang tidak mengetahui identitasnya, namun motor merahnya juga.

Inilah yang dibicarakan oleh Fajar dan Rama. Mengapa Deon tidak datang, maksudnya adalah tidak datang ke tempat balapan liar. Deon tidak datang waktu itu juga karena berurusan dengan Caca, gadisnya.

"Gimana Bro, udah siap belom? Kali ini lawan Lo Vino. Jangan Lo remeh in gitu aja. Dia juga punya kemampuan yang cukup baik." Jelas Fajar yang kini berada di samping Deon.

Deon hanya mengangguk. Ia masih kesal akibat ulah Caca yang menolak cintanya. Huh! Ternyata cinta itu ribet ya?

Masih terbayang dibenaknya, bagaimana wajah Caca yang marah saat berbicara padanya. Namun, berbanding terbalik saat Caca berbicara dengan Rio. Ia benci Caca tersenyum sebab seorang lelaki lain, selain dirinya. Bahkan, Rio sering mengelus rambut Caca mesra. Agh! Menjengkelkan!

"Udah siap kan? Harus fokus! Jangan mikir yang aneh-aneh!" Ujar Rama. Dan Deon menganggukkan kepalanya lagi.

"Sekarang Lo kesana gih! Udah mau mulai tuh!" Seru Fajar menyuruh Deon agar ke area balapan.

Deon langsung menuruti perintah Fajar. Menuju tempat balapan. Kini Ia sudah berada tepat di samping Vino. Dan menggunakan helm full face.

Seorang cewek dengan celana di atas lutut telah berada di depan meraka. Siap untuk memberi aba-aba.

"Three... two... one!" Cewek itu mengibaskan kain yang Ia pegang tadi.

Kedua pembalap sudah melesat jauh meninggalkan tempat. Dengan kecepatan jauh dengan rata-rata.

Vino sangat serius dengan balapannya. Karena memang jika setiap lawan dengan Deon, Ia pasti kalah. Lain halnya dengan Deon. Ia masih terbayang-bayang akan wajah Caca. Yang membuatnya frustasi mendadak. Fikiranya buyar tak terkendali.

Sudah ada setengah balapan, dan sempat beberapa kali Deon merasa oleng. Motornya melaju tak tentu arah. Itu adalah kesempatan Vino untuk membalap Deon. Dan ketika sampai di satu tikungan. Mendadak Deon melamunkan Caca. Sungguh Caca sangat berpengaruh dalam hidupnya.

Dan tiba-tiba...

Dum! Sretttttttt! Krek!

Deon terjatuh dari motornya. Ia menabrak trotoar yang berada di samping kanan jalan. Sedangkan Vino, sudah melesat jauh meninggalkan Deon dalam keadaan yang mengenaskan.

Possesive! [ TAMAT ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang