Part 14 ( Sepupu )

40.3K 1.4K 15
                                    

Happy Reading🌷
Warning : Typo bertebaran!

Bosen. Itu lah yang dirasakan Caca saat ini. Tangannya masih digenggam Deon. Tak bosan-bosannya Deon menggenggam tangan mungil Caca dari tadi. Huh! Caca sangat bosan. Deon masih tertidur dengan pulas. Nafasnya terdengar sangat teratur.

Setelah kepergian Dina-ibu tiri Deon dari rumah sakit. Membuat Caca terdiam diri sembari termenung melihat wajah tidur Deon.

Dan kini Caca mulai merasakan kantuk. Caca mencoba membuka matanya berkali-kali namun berujung pada memejam. Kelopak matanya kian memberat. Dengan situasi yang sepi seperti sekarang ini membuat Caca ingin tertidur.

Caca meletakkan kepalanya di kasur yang Deon tiduri. Perlahan namun pasti, matanya mulai menutup. Yang berarti Caca sudah tertidur. Masuk ke alam mimpinya.

Deon. Kini laki-laki itu sedang mencoba membuka matanya. Melihat jam yang terpajang di dinding ruangannya.

Jam menunjukkan pukul 11.30. Setelah melihat sang waktu, lalu kedua mata coklat Deon tertuju pada seorang gadis yang sedang tertidur pulas disampingnya.

"Cantik." Gumam Deon.

Apakah tidur Dea nyenyak? Tidur dalam keadaan duduk dan sebelah tangan masih digenggam olehnya? Sungguh tak tega melihatnya. Ingin rasanya Deon memindahkan Caca ke atas kasur yang ia tiduri. Namun, tubuh yang masih terasa linu membuatnya mengurungkan niat.

Tok tok tok

Suara ketukkan pintu terdengar. Membuyarkan lamunan Deon tentang Caca yang sedang tidur.

"Masuk." Kata Deon pelan. Agar tidak membangukan gadis pujaannya.

Mereka mulai memasuki ruangan. Iya, mereka. Siapa lagi kalau bukan Fajar, Rama dan juga Zigas.

Mereka yang awalnya ribut. Dan entah meributkan apa. Berubah menjadi diam dan saling lirik akibat Deon yang menatap mereka tajam.

Setelah disadari mereka bahwa Caca sedang dalam masa mimpinya, akhirnya mereka diam. Mengerti akan bahasa isyarat Deon.

"Dari tadi?" Tanya Zigas lirih. Menanyakan bahwa, Apakah Caca tertidur sejak tadi.

"Gak tau, pas gue bangun dia udah tidur." Jelas Deon dan dianggukki oleh Zigas.

"Biar gue pindah di sofa aja Yon, Cacanya." Opini Rama yang langsung diberi kepalan tangan oleh Deon.

"Hehehe..." Rama menunjukkan jari tengah dan jari telunjukknya yang berartikan 'damai'.

Zigas dan Fajar terkekeh, "Udah, biar gue aja." Ujar Zigas kemudian.

Deon mengangguk. Nah jika Zigas yang menggendong Caca 'kan Deon bisa tenang. Tidak akan ada niat terselubung saat Zigas membopong Caca. Coba kalau Rama atau Fajar yang membopong, huh! Sudah dipastikan Deon akan menghajar kedua sahabatnya itu.

Zigas mengayunkan kakinya menuju Caca yang kini tertidur pulas. "Pasti nih adek gue belom mandi."

Deon hanya tersenyum. Membenarkan ucapan Zigas.

Dengan hati-hati Zigas menggendong Caca dan membawanya ke sofa yang ada di pojok ruangan.

Fajar mencoba membantu, dangan merapikan bantal untuk Caca.

Deon hanya diam saat Fajar membenarkan bantal untuk Caca tidur. Selagi itu tidak menyentuh Caca, Deon tidak marah. 'Kan bantal yang dibenarkan Fajar juga untuk gadisnya agar tidurnya lebih nyenyak.

"Gimana Yon?" Tanya Zigas setelah menidurkan Caca di sofa dan berjalan ke arah Deon.

"Masih kerasa pegel, sedikit." Ungakap Deon.

Possesive! [ TAMAT ] ✔Where stories live. Discover now