Part 27 ( Kok tau? )

26.4K 1.1K 24
                                    

Happy Reading❤
Warning : Typo bertebaran!

Katanya 'tidak apa-apa', tapi air mata jatuh tiba-tiba.
Katanya 'sudah melupakan', tapi tetap saja rindu pada sebuah dekapan.
Katanya 'gak suka', tapi kok tak dapat merelakan dia dengan pilihannya.

Hahah, semua itu 'katanya' bukan 'buktinya'

Dasar Cewek
~Lita Juwita .P

Author POV

"Emang lo siapanya Deon, Ca?" Tanya Rio. Entah mengapa, Rio merasa jika Caca dan Deon memiliki hubungan lebih.

"Hah?"

"Caca!" Teriak seseorang tiba-tiba yang membuat Caca dan Rio mengengok kearah sumber suara tersebut.

"Eh Bang Damar!" Seru Caca. Dan Damar kini ada dihadapannya bersama lelaki. Sepertinya teman baru.

Rio tersenyum ramah, "Kak!" Sapanya sopan.

Damar membalas senyuman Rio, "Ca, kenalin nih temen bau gue!"

Plak

Sebuah layangan tangan mendarat mulus di lengan kanan Damar.

Damar meringis kesakitan, dan mengelus lengannya yang dipukul oleh teman barunya itu.

"Sakit ogeb!" Ucap Damar agak sedikit keras.

"Gue wangi! Ganteng lagi!" Ujarnya. Sebab, tadi Damar memperkenalkan dirinya dengan sebutan 'teman bau'. Memang siapa Damar? Hah?!

"Iyain." Ucap Damar jengah.

"Hai Caca, kenalin nama gue Pajri." Ucap Pajri sambil mengulurkan tangannya kepada Caca.

Caca membalas uluran tangan Pajri, "Hai juga Bang Pajri. Salam kenal." Tak lupa dengan senyuman manis.

"Beh... manisnya..." kata Pajri sambil memandang Caca.

"Makasih kak." Ungkap Caca malu.

"Udah lepas!" Seru Damar sambil memisahkan tangan Caca dan tangan Pajri yang masih bertautan. "Dasar cowok! Suka modus!"

Pajri membelalakkan mata, "Lo juga cowok ogeb!"

"Owh iya gue lupa!" Ucap Damar lalu memegang dahi.

"Eh kenalin ini Rio." Caca memperkenalkan Rio pada Damar dan Pajri.

"Ah iya udah tau gue. Lo ketos kan?" Kata Damar yang diangguki oleh Rio.

"Yaudah kalo gitu Ca. Gue mau pesen makan dulu. Duluan ya." Ungkap Damar sambil menarik tangan Pajri meninggalkan Caca dan Rio.

"Yah! Nanti dong Dam! Gue kan belom puas memandang wajah teduh Caca.." Rengek Pajri seperti anak kecil.

"Bukan temen guaaa!" Seru Damar kemudian meninggalkan Pajri. Jijik sekali melihat wajah Pajri yang seperti anak kecil merengek minta permen.

"Eh yang tungguin! Duluan ya Caca cantik, Rio." Pamit Pajri yang langsung berlari mengejar Damar.

Rio dan Caca tertawa melihat tingkah konyol kakak kelasnya itu.

Ting!

Handphone Caca berbunyi. Apa lagi kalau bukan pesan masuk.

Deon: Gak usah deket2 Burung sialan itu!

Caca memgerutkan keningnya. Apa maksud Deon ini? Burung? Burung... ah iya Caca ingat, Rio?

Tapi, bagaimana Deon bisa tau? Dia kan tidak sekolah hari ini. Dan jika Fajar dan Rama yang mengadu... tapi, Fajar dan Rama juga tidak ada di kantin saat ini.

Possesive! [ TAMAT ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang