Part 36 ( Gak Peka! )

25.7K 1.1K 52
                                    

Happy Reading❤
Maafkan dengan segala jenis typo🙏

Author POV

Detik demi detik. Menit demi menit. Hari demi hari. Sudah terlawat dengan kisah-kisah yang telah terukir. Sedih, bahagia, kecewa, marah dan keadaan lainnya sudah Caca alami.

Setelah kejadian hari-hari lalu, dimana Caca dipertemukan oleh Kakak keduanya. Kini, Rama berkumpul kembali pada keluarga yang selama ini ia cari, ia rindukan, dan sudah ia pikir telah tiada.

Awalnya orang tua angkat Rama sempat terkejut akan berita itu. Mereka pikir berita itu hanya sebuah tipuan. Sebab mereka juga menyadari, bahwa mana ada anak yang tahan jika selalu di tinggal-tinggal oleh kedua orang tuanya walaupun itu dilakukan untuk mengelola bisnis. Demi sang anak angkat. 

Namun, setelah dijelaskan oleh Runi dan Rahmat kala itu, akhirnya mereka percaya dan merelakan Rama pergi dan tinggal bersama orang tua kandungnya.

Runi dan Rahmat juga amat berterima kasih kepada orang tua angkat Rama kerena telah menjaga buah hatinya dengan baik. Ya walaupun orang tua angkat Rama tak berfikir begitu.

Mereka berfikir bahwa sudah menelantarkan Rama. Jarang memberi perharian kecil, walau hanya sebiji jagung. Tapi, Rama bercerita pada Runi dan Rahmat kalau orang tua angkatnya itu sangat baik dan perhatian.

Dan disitulah orang tua angkat Rama merasa bersalah. Rama hanya tak ingin memperkeruh keadaan yang sudah hangat ini. Akhirnya dengan perasaan bersalah dan berat hati, orang tua angkat Rama melepas kepergian Rama agar bisa berkumpul dengan keluarga kandungnya.

"Ca, lo kenapa sih?!" Tanya Rama pada Caca yang sedari tadi menggerutu tidak jelas. Sambil sesekali memaki handphonenya.

Saat ini Rama dan Caca berada diruang tv. Suasana malam yang panas membuat Rama agak sedikit kegerahan. Sepertinya akan datang hujan. Sebab, langit juga sudah nampak mendung.

"Gak papa!"

"Udah sana masuk kamar aja, udah malem. Mama sama Papa aja udah tidur. Besok sekolahkan?"

Caca menatap Rama tajam, "Ih iya-iya bawel!" Berdiri dari tempatnya, "Eh! Bilangin tuh sama temen Bang Ama yang ngeselin itu! Kalo jadi cowok itu yang peka! Jangan dingin kaya es batu!"

Rama menyatukan alisnya bingung, apa yang dimaksud itu Deon? Ah, pasti iya. Siapa lagi kalau bukan sahabatnya yang galak dan posesif itu.

Caca meninggalkan Rama dengan raut wajah yang masam dan ditekuk. Rama yang melihat tingkah adiknya itu hanya geleng-geleng kepala. Pacaran memang ribet!

Dengan iseng, Rama menelfon Deon.

"Apa?!"

Rama tertawa, "Wedew, sans bro, sans. Hahaha..."

"Kalo mau ngomongin gak guna, mending gak usah nelfon."

"Cek ilah, gitu aja ngambek. Lagi marahan ya?" Goda Rama.

Deon mendengus kesal, "Diem lo dugong!"

Rama tertawa lagi, senang sekali dia jika menggoda sahabatnya ini. "Eh ada pesen loh dari bidadari gue..."

"Siapa?"

"Bidadari gue!" Benar kata Caca, kalau Deon tidak peka.

"Samsul?" Tebak Deon asal. Samsul adalah orang gila yang ada dikomplek perumahan Deon. Rama juga tau itu.

"Ck! Itu mah kakak elu! Yang gue maksud Caca! Adek kesayangan gue!"

"Tai! Lo gak usah manggil-manggil bidadari! Dia cuma punya gue!" Kesal Deon.

Possesive! [ TAMAT ] ✔Where stories live. Discover now