Part 47 ( Rencana )

21.2K 827 50
                                    

"Jelasin semuanya secara rinci." Tutur Deon yang tengah duduk dihapan Fajar.

Kini mereka semua ada dikediaman Fajar. Menunggu sang pemilik rumah untuk menceritakan semua kejadian dihari ini. Rama yang biasanya berisik, tampak diam menunggu Fajar berbicara.

Fajar menarik nafas dalam, "Kejadiannya semalem, gue dihubungin polisinya pagi tadi. Memang, semalem itu Raja gak pulang. Gue kira itu bocah nginep tempat temennya, kerena bisanya begitu."

Rama menganggukkan kepalanya, "Kok bisa sama Gaza?"

"Gue juga gak tau!"

"Iya, gue gak menyangka aja, Gaza pengedar narkoba. Dan parahnya lagi, Raja jadi pemakai." Imbuh Deon.

"Em... Aku ke dapur dulu, ya?" Pamit Tania yang diangguki oleh Fajar.

Deon dan Rama saling lirik, membuat Fajar merasa situasi sedang tak enak. "Apaan?"

"Yang satu itu, jelasin juga!" Seru Rama yang sedari tadi bingung atas kehadiran mantan Fajar. Eh, bukan mantan lagi, Pacar maksudnya.

"Kapan balikan?" Sambungnya.

"Dua hari yang lalu," jawab Fajar santai.

"Cowok yang jalan sama Tania waktu itu siapanya?"

"Mantan, jadi cowok itu adalah cowok yang dijodohin sama Mamanya. Kalian tau sendiri Emak-Emak kaya mana,"

"Kok bisa balik sama elu?"

"Ya jelas! Gue ganteng!" Ujar Fajar membanggakan dirinya.

Rama melirik Fajar dengan malas, dan Deon menampilkan ekspresi seperti ingin muntah.

Fajar terkekeh, "Cowoknya brengsek..."

"Elu?" Tuduh Rama yang sudah dilempar bantal olah Fajar.

"Cowok yang jalan sama Tania lah! Gila aja, gue?!"

"Ya santuy geh... main lempar-lempar aja, nanti kalo wajah ganteng gue terluka gimana?"

"Jijik!" Umat Deon.

"Kok Tania mau ya, sama elu?" Tanya Rama masih kurang yakin.

"Yaelah, kan udah gue bilang, gue GANTENG!" Balas Fajar dengan menekan kata akhir.

"Mamanya Tania tau, kalo kalian balikan?" Akhirnya Deon bertanya, sedari tadi Rama selalu. Mungkin Rama ada bakat menjadi Wartawan. Mungin tapi ya, mungkin.

"Jelas taulah!"

"Cih, sombong, gila!" Rama berdecih karena jijik melihat tingkah Fajar yang sombongnya tingkat Dewa.

"Hahaha, jomblo mah sirik aja.."

"Diminum dulu," Tania meletakkan teh hangat di meja.

"Makasih sayang," Fajar mengelus lengan Tania.

Tania tersenyum manis, "Iya." Kemudian duduk disamping Fajar.

"Gerah..." Rama mengibas-ngibaskan bajunya.

"Tau gitu gue bawa Dea!" Deon juga ikut merasakan kesal.

"Lah gue?" Rama menunjuk dirinya sendiri, "Bawa siapa?" Memasang wajah melas.

"Noh tukang jamu depan komplek!"

"Bodynya aduhai gak, Jar?"

"Banget!"

"Serius lo?!"

"Iya! Sangking aduhainya, sampe ngagayot!"

Semuanya tertawa, kecuali Rama tentunya. "Itu mah nenek-nenek!"

Possesive! [ TAMAT ] ✔Where stories live. Discover now