Bab 22 : masa lalu

5.4K 214 1
                                    

Alvaro mendapatkan klien dari Indonesia dengan nama perusahaan Abdul corp.

"Hari ini kita berangkat ke Indonesia untuk menemui klien," kata Alvaro yang tengah bersiap

Aleta hanya mengangguk patuh sambil membereskan barang-baramg yang akan di bawa ke Indonesi.

"Terus tiket penerbangannya?" tanya Aleta tanpa melihat ke arah Alvaro.

"Kita pakai jet pribadiku," kata Alvaro dengan nada yang terdengar sombong.

"Ck, dasar sombong," kata Aleta dan merapikan baju-baju.

"Sudah selesai merapikanya?" tanya Alvaro.

"Sudah ayo," kata Aleta sambil membawa barang-barang mereka yang di dalam koper.

Padahal Alvaro sudah melarang Aleta untuk membawa keperluan, karena setiap perjalanan mau bertemu dengan klien, Alvaro tidak membawa keperluan, karna dia biasanya tinggal beli di negara tersebut kecuali barang-barang yang penting.

Mereka pergi dengan mobil menggunakan supir ke bandara kota.

"Kamu tidur saja dulu, perjalanan masih jauh," kata Alvaro dan Aleta mengangguk patuh, bagai terhipnotis, Aleta langsung tertidur di bahu Alvaro.

Alvaro mengecup kening Aleta dengan sayang.

🐺🐺🐺

Mereka sudah sampai di depan bandara, Aleta sedari tadi sudah bangun dan keluar dari dalam mobil.

"Dimana jetmu?" tanya Aleta ketika siap dengan penerbangan.

"Lewat sini," kata Alvaro dan menarik tangan Aleta, banyak yang melihat Alvaro dengan tatapan berbeda beda. Ada yang kaget karena ada Aleta, senang karena melihat ketampanan Alvaro dan ada yang terlihat sinis menatap Aleta hingga seperti mau memakan hidup-hidup.

"Good morning sir and miss," sapa prmugara dan dengan sigap membawa koper yang Aleta.

Alvaro hanya mengangguk dengan berwajah datar, sedangkan Aleta tersenyum.

Alvaro yang melihat Aleta tersenyum ke arah laki-laki lain langsung membawa Aleta duduk.

"Kenapa kau tersenyum kepada pria lain?" tanya Alvaro dengan nada tidak suka.

"Kenapa? emang apa salahnya untuk membalas perkataan orang lain dengan tersenyum," kata Aleta dengan menayakan pertanyaan kembali.

"Kenapa kamu menjawabnya dengan pertanyaan?"

"Aku hanya tanya apa salah tersenyum dengan orang lain Alvaro?" tanya Aleta yang jengah sendiri karena tingah laku Alvaro yang menurutnya aneh.

"Karena kamu milikku, my mate and my Luna," kata Alvaro dengan nada yang lembut.

"Tapi aku masih tidak membuka hatiku," kata Aleta yang membuat Alvaro menggeram marah.

"Kamu akan menjadi milikku Aleta, apa pun yang terjadi, kamu tetap menjadi milikku," kata Alvaro dengan penegasaan.

"Terserah,"

"Sir, you want to drink?" tiba-tiba datang prumagari cantik dan dengan nada menggoda Alvaro. Pramugari itu memakai pakaian yang sangat ketat dan minim, baju itu sepertinya cocok dengan wanita-wanita malam.

"No, thanks," kata Alvaro dingin dan datar.

"Okay," dengan nada manja dan pramugari itu langsung cemberut karena Alvaro menolaknya, pramugari itu langsung pergi dengan langkah seperti di imut-imutkan.

"Ihhh kek lonte, Alvaro kok kamu mempekerjakan orang yang seperti itu," komentar Aleta.

"Gak tau, bawahanku yang cari, aku tinggal terima beres," mata Alvaro enteng dan santai.

"Enak bangetnya ngomongnya tinggal terima beres" kata Aleta dengan bermaksud menyindir.

"Bukanya kamu pernah seperti itu?" tanya Alvaro dan di beri gelengan dari Aleta.

"Gak pernah, aku selalu mandiri,"

"Iya aku tau kamu mandiri, mandi sendiri," kata Alvaro yang mencoba melawak.

"Garing," kata Aleta datar.

"Ketawa dikit dong,atau ketawa pura-pura," kata Alvaro dan Aleta tertawa dengan wajah datar.

"Basi tau gak sih candaanya," kata Aleta dengan malas

"Iya, aku tau kok, kalau aku orangnya gak romantis, terus pernah hancurin rencana kamu untuk ulang tahunku tapi malas aku hancurin, sorry kalau aku orangnya cuek," kata Alvaro dengan tulus.

"Kamu gak cuek kok tapi kamu orangnya arogan aja, itu yang paling aku gak suka dari kamu," kata Aleta dengan menatap mata Alvaro

"Maaf, sifatku kan bawaan dari lahir," kata Alvaro dan Aleta hanya tersenyum tipis.

"Ngomong-ngomong, di mana orangtuamu?" tanya Aleta dan seketika Alvaro mendadak diam dan kaku.

"Kalau kamu tidak mau cerita, tidak usah di paksakan," kata Aleta yang menyadari perubahan Alvaro.

"Gak pa-pa, lagian kamu mateku," kata Alvaro dan menghembuskan nafas secara perlahan.

Alvaro mulai menerawang masa lalu. "Jadi dulu aku sangat bahagia, mempunyai orangtua yang lengkap, ayahku namanya Athur Willian Anedera, ayahku adalah seorang werewolf, dia adalah Alpha Blackmoon pack, ibuku namanya Alvita Nelamina Anedera, kami sekeluarga sangat bahagia. Hingga waktu aku berumur 10 tahun, peperangan antara kaum werewolf dan kaum Trapres terjadi, Trapres adalah manusia yang mengetahui keberadaan werewolf, ayahku sebagai Alpha harus turun tangan dan di bantu oleh ibuku, dan pada akhirnya kaum werewolf menang tapi ayahku meninggal karena wolfbane. Wolfbane adalah suatu bunga beracun untuk siapapun yang memengangnya termasuk para manusia dan akhirnya ibuku pulang dengan kesedihan, Blackmoon pack di pimpin oleh ibuku hingga berjaya, aku yang masih kecil, terus di latih oleh warior handal dan pada waktu aku berumur 30 tahun, aku mencari mate tapi yang kutemukan adalah sebuah gadis pingsan di dekat danau, aku membawanya pulang dan aku menyuruh salah satu dokter merawatnya, nama gadis itu Diana, hanya itu yang ku tau, aku menaruh hati pada dia, begitupun sebaliknya,"

Aleta yang mendengar itu hatinya sesak dan tanpa sadar menangis dan Alvaro menyadarinya.

"Heyyy jangan menangis yang ada dihatiku cuma kamu Aleta," kata Alvaro dan memeluk Aleta dengan erat.

"Maaf," kata Aleta

"Kamu tidak salah Aleta yang salah adalah aku yang tidak sabar menunggumu," kata Alvaro dan mengeratkan pelukannya. Aleta hanya diam menangis hingga selesai menangis, Alvaro tetap memeluknya.

"Mau ku lanjutkan?" tanya Alvaro dengan nada yang lembut dan Aleta hanya mengangguk di pelukan Alvaro.

________________________________________

Sampai di sini saja, nanti ku lanjutkan lagi
Bye
                                        




My mate (End)Where stories live. Discover now